Inggris: Pasukan Rusia Mulai Kekurangan Makanan dan Kehabisan Bahan Bakar
Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan pasukan Rusia saat ini tengah menghadapi kekurangan makanan dan kehabisan bahan bakar.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Rusia menghadapi kekurangan makanan dan bahan bakar di tengah invasi ke Ukraina, menurut penilaian intelijen mililter Ingris.
Laporan terbaru menunjukkan tentara Vladimir Putin dipaksa mengalihkan "sejumlah besar" pasukan untuk mempertahankan jalur pasokannya, daripada melanjutkan serangan, kata Kementerian Pertahanan Inggris.
Serangkaian laporan dalam beberapa hari terakhir dari intelijen barat, mengatakan invasi sengit Rusia pada Ukraina telah "sebagian besar terhenti di semua lini".
Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan, "Masalah logistik terus melanda invasi Rusia ke Ukraina."
"Keengganan untuk bermanuver lintas negara, kurangnya kontrol udara, dan kemampuan menjembatani yang terbatas, menghalangi Rusia memasok pasukan mereka, bahkan dengan kebutuhan dasar, seperti makanan dan bahan bakar."
Baca juga: Profil Singkat 4 Jenderal Rusia yang Tewas dalam Invasi ke Ukraina, Hanya 1 yang Dikonfirmasi Putin
Baca juga: Daftar Pejabat AS yang Dikenai Sanksi Rusia, Joe Biden, Antony Blinken hingga Jake Sullivan
"Serangan balik Ukraina yang tak henti-hentinya memaksa Rusia mengalihkan sejumlah besar pasukan untuk mempertahankan jalur pasokan mereka sendiri."
"Ini sangat membatasi serangan Rusia," tambahnya, dikutip dari Independent.
Sebelumnya, pejabat pertahanan Inggris mengatakan pihak Rusia terus menderita kerugian besar dan telah membuat "sedikit kemajuan di barat, laut, atau udara dalam beberapa hari terakhir."
Ia juga memuji perlawanan Ukraina yang "gigih dan terkoordinasi dengan baik" terhadap pemboman Rusia.
"Sebagian besar wilayah Ukraina, termasuk semua kota besar, tetap berada di tangan Ukraina," ujar Kementerian Pertahanan.
Sehari sebelumnya, Kementerian Pertahanan mengatakan Moskow kemungkinan telah mengeluarkan jauh lebih banyak senjata yang diluncurkan dari udara daripada yang direncanakan semula.
Hal ini pun memaksa pasukan Rusia untuk menggunakan senjata yang lebih tua dan kurang tepat “yang kurang efektif secara militer dan lebih mungkin mengakibatkan korban sipil”.
Pejabat senior pertahanan AS mengatakan Gedung Putih telah mencatat tanda-tanda moral "melemah" di antara pasukan Rusia di beberapa unit yang dikerahkan ke Ukraina.
"Kami tentu telah menangkap indikasi bahwa moral (pasukan Rusia) rendah di beberapa unit," kata pejabat itu kepada wartawan, yang berbicara tanpa menyebut nama.