Putin Disebut Penjahat Perang, Rusia Minta Amerika Serikat Berkaca: Tidak Berhak Berkata Seperti Itu
Rusia membantah tuduhan Presiden AS Joe Biden yang menyebut Vladimir Putin sebagai penjahat perang.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Tiara Shelavie
Duta Besar PBB, Linda Thomas-Greenfield, juga menyebut serangan Rusia sebagai kejahatan perang pekan lalu.
“Kemarin, Presiden Biden mengatakan bahwa, menurut pendapatnya, kejahatan perang telah dilakukan di Ukraina. Secara pribadi, saya setuju,” kata Blinken, Kamis (17/3/2022).
“Dengan sengaja menargetkan warga sipil adalah kejahatan perang. Setelah semua kehancuran selama tiga minggu terakhir, saya merasa sulit untuk menyimpulkan bahwa Rusia melakukan sebaliknya.”
Ketika perang meningkat dan jurnalis melaporkan cerita tentang kebrutalan di Ukraina—dari kematian wanita hamil hingga rumah sakit yang porak-poranda—telah terjadi perubahan penting dalam retorika pemerintahan Biden, bahkan sejak minggu lalu.
Perubahan pilihan kata juga terjadi saat Blinken mengonfirmasi kematian seorang warga negara Amerika di Ukraina pada hari Kamis.
Baca juga: PBB: Lebih dari 700 Warga Sipil Ukraina Tewas akibat Serangan Rusia
AS Kumpulkan Bukti Kejahatan Perang
Pada 10 Maret 2022, saat berada di Polandia, Wakil Presiden AS, Kamala Harris, mengatakan Rusia telah melakukan "kekejaman" dan mereka harus diselidiki atas kejahatan perang.
Sekretaris pers Gedung Putih, Jen Psaki, diinterogasi hari itu atas komentar Harris, dengan seorang reporter bertanya mengapa pemerintah tidak secara langsung melabeli serangan Rusia, khususnya pengeboman rumah sakit bersalin, sebagai kejahatan perang.
“Pertama, izinkan saya mengatakan, pengeboman rumah sakit bersalin itu mengerikan. Ini barbar. Saya tidak berpikir siapa pun yang melihat itu tidak akan terpengaruh secara emosional, sangat dalam, ” kata Psaki pekan lalu.
“Jelas, jika Rusia sengaja menargetkan warga sipil, itu akan menjadi kejahatan perang. Tapi kami harus melalui kajian dan kajian hukum untuk membuat kesimpulan formal,” kata Psaki.
Namun, Biden dan Blinken melangkah lebih jauh minggu ini, ketika mengutuk serangan yang terlihat terhadap Ukraina, seiring mengikuti proses hukum pelabelan suatu tindakan sebagai kejahatan perang.
Psaki mengatakan, kedua pria itu (Biden dan Blinken) berbicara dari hati ke hati.
Baca juga: Pentagon: Vladimir Putin Kerahkan 75% Militer Rusia dalam Invasi Ukraina
Para pembantu Gedung Putih juga mengatakan kepada POLITICO bahwa Biden pada hari Rabu (16/3/2022), tidak berencana untuk menyatakan Putin sebagai penjahat perang.
Dia mengatakan bukti yang dikumpulkan oleh AS akan diberikan kepada badan-badan internasional dengan kemampuan untuk menuntut kejahatan perang.