Berusaha Putus Ketergantungan pada Rusia, Jerman Sepakati Impor Energi dengan Qatar
Jerman menyetujui kontrak pasokan gas alam cair (LNG) dengan Qatar, sebagai salah satu cara untuk memutus ketergantungannya kepada Rusia.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Jerman menyetujui kontrak pasokan gas alam cair (LNG) dengan Qatar, sebagai salah satu cara untuk memutus ketergantungannya kepada Rusia.
Namun kontrak ini merupakan solusi jangka panjang dan tidak akan mampu memperlambat aliran uang Eropa ke Rusia untuk saat ini, yang diperkirakan bernilai $285 juta per-hari untuk minyak saja.
Dilansir The Guardian, Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck, mengumumkan kesepakatan ini setelah berdiskusi di Doha bersama sejumlah pemimpin bisnis Jerman.
“Sungguh luar biasa bahwa saya dapat mengatakan bahwa telah disetujui dengan tegas untuk menjalin kemitraan energi jangka panjang – sebuah kerjasama,” kata Habeck.
Baca juga: Rusia Kehilangan Enam Jenderal Militer selama Perang Ukraina, Mantan Bos CIA: Ini Sangat Tidak Biasa
Baca juga: Rusia Minta Ukraina Menyerah di Mariupol, Beri Imbalan Bisa Keluar dengan Aman tapi Ditolak
“Perusahaan-perusahaan yang sekarang terlibat dalam perjalanan ini akan mengadakan negosiasi kontrak dengan pihak Qatar.”
Namun ia tidak memberikan angka rinci tentang rencana impor dari Qatar.
Habeck, pemimpin partai Hijau dalam pemerintahan koalisi Jerman, menghadapi kritik tajam karena menolak memberlakukan embargo energi penuh terhadap Rusia.
Hal ini juga merupakan permintaan dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Dalam pidatonya di Bundestag pekan lalu, Zelensky menuduh Jerman hanya memiliki tiga prioritas yakni 'ekonomi, ekonomi, ekonomi'.
Jajak pendapat menunjukkan mayoritas orang Jerman siap berkorban, termasuk harga gas yang lebih tinggi, demi membantu mengalahkan Rusia.
Tetapi pemerintah Jerman tidak percaya jajak pendapat atau berpikir publik tidak memahami risiko sebenarnya dari pengangguran massal yang terjadi jika embargo dilakukan.
Kunjungan Habeck ke Qatar, menyusul perjalanan Boris Johnson ke Arab Saudi dan Uni Emirat Arab untuk membujuk dua sekutu Inggris di Teluk untuk meningkatkan produksi minyak.
Qatar diperkirakan akan melipatgandakan produksi LNG pada tahun 2025.
Menteri Ekonomi Jerman mengatakan, Eropa sedang dalam proses mengurangi aliran energinya dari Rusia menjadi nol, tetapi saat ini Jerman tidak memiliki terminal LNG.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.