Sri Lanka Dilanda Krisis Keuangan, Pemerintah Batalkan Ujian Sekolah karena Kekurangan Kertas
Sri Lanka mengatakan ujian semester yang dijadwalkan seminggu lagi (27/3/2022), ditunda tanpa batas waktu karena kekurangan kertas sangat parat.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Sri Lanka membatalkan ujian bagi jutaan siswa sekolah di Provinsi Barat.
Menurut para pejabat langkah ini diambil karena Sri Lanka kehabisan kertas cetak dan Kolombo dilanda krisis keuangan.
Dilansir Al Jazeera, Otoritas Pendidikan Sri Lanka mengatakan ujian semester yang dijadwalkan seminggu lagi (27/3/2022), ditunda tanpa batas waktu karena kekurangan kertas sangat parat, saat Sri Lanka menghadapi krisis keuangan terburuk sejak kemerdekaan pada 1948.
“Kepala sekolah tidak dapat mengadakan tes karena printer tidak dapat mengamankan devisa untuk mengimpor kertas dan tinta yang diperlukan,” kata Departemen Pendidikan Provinsi Barat, yang berpenduduk hampir enam juta orang.
Baca juga: Jemaah Umrah Asal Bandung Kembali ke Indonesia Setelah Sempat Transit di Kolombo
Baca juga: Indonesia Tawarkan Motor Listrik Hingga Aluminium Kepada Sri Lanka
Tes semester untuk kelas 9, 10 dan 11 adalah bagian dari proses penilaian berkelanjutan untuk memutuskan apakah siswa naik ke kelas berikutnya pada akhir tahun.
Dikutip NDTV, sumber resmi mengatakan langkah itu dapat secara efektif menahan tes untuk sekitar dua pertiga dari 4,5 juta siswa negara itu.
Krisis ekonomi yang makin memburuk disebabkan oleh kekurangan cadangan devisa untuk membiayai impor penting.
Keadaan ini juga membuat negara ini kehabisan makanan, bahan bakar dan obat-obatan.
Dana talangan IMF
Sri Lanka, dengan 22 juta penduduk itu mengumumkan akan mencari dana talangan IMF untuk menyelesaikan krisis utang luar negeri dan menopang cadangan eksternal.
Dana Moneter Internasional pada Jumat (18/3/2022) mengkonfirmasi sedang mempertimbangkan permintaan mengejutkan Presiden Gotabaya Rajapaksa pada Rabu (16/3/2022) untuk membahas bailout.
Negara kepulauan itu mengamankan jalur kredit $ 1 miliar dari India untuk membeli makanan dan obat-obatan yang sangat dibutuhkan, kata para pejabat, setelah kunjungan Menteri Keuangan Basil Rajapaksa ke New Delhi.
Baca juga: Mendag Sebut Krisis Migor Ulah Manusia Rakus, Mengaku Pegang Data Mafia Migor
Baca juga: Krisis Energi di Ukraina Akibat Invasi Rusia, Inggris akan Beri Bantuan 500 Generator Portabel
Krisis bahan makanan, minyak hingga pemadaman listrik bergilir
The Guardian melaporkan, sekitar $6,9 miliar utang Kolombo perlu dilunasi tahun ini tetapi cadangan mata uang asingnya mencapai sekitar $2,3 miliar pada akhir Februari.
Antrian panjang terbentuk di seluruh negeri untuk bahan makanan dan minyak dengan pemerintah melembagakan pemadaman listrik bergilir dan penjatahan susu bubuk, gula, lentil dan beras.
Sri Lanka awal tahun ini meminta China, salah satu kreditur utamanya, untuk membantu menunda pembayaran utang tetapi belum ada tanggapan resmi dari Beijing.
Berita lain terkait dengan Krisis Keuangan
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)