Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Nuklir Bisa Jadi Opsi Senjata Rusia Gempur Ukraina, 2 Orang Pertahanan AS Langsung Tak Terima

Pentagon, Markas Besar Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS), mengutuk ancaman penggunaan senjata nuklir Rusia

Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in Nuklir Bisa Jadi Opsi Senjata Rusia Gempur Ukraina, 2 Orang Pertahanan AS Langsung Tak Terima
LUMINEX
Gedung Pentagon 

TRIBUNNEWS.COM - Pentagon, Markas Besar Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS), mengutuk ancaman penggunaan senjata nuklir Rusia dalam invasinya di Ukraina.

Diberitakan BBC, penegasan tersebut dilayangkan kepada juru bicara Kremlin, yang sebelumnya menyebut penggunaan nuklir sebagai pilihan senjata perang Rusia.  

Sebelumnya, Juru Bicara Kremlin, Dmitry Peskov, mengatakan kepada CNN International bahwa senjata semacam itu dapat digunakan jika Rusia menghadapi “ancaman eksistensial”.

Diketahui, Rusia memiliki persediaan hulu ledak nuklir terbesar di dunia.

Juru bicara Departemen Pertahanan AS, John Kirby mengatakan pernyataan nuklir Moskow sebagai langkah berbahaya.

Baca juga: Mengapa Rusia Sangat Ingin Merebut Kota Mariupol? Pakar Sebut Ada Makna Praktis serta Simbolis

"Itu bukan cara yang yang bertanggung jawab untuk menggunakan tenaga nuklir," katanya kepada wartawan.

Tetapi Kirby menambahkan bahwa pejabat Pentagon belum melihat tanda-tanda pelaksanaan rencana Rusia itu dan pihaknya akan menyiapkan pencegahan strategis.

BERITA REKOMENDASI

"Kami memantau ini sebaik mungkin setiap hari," tambahnya.

Mantan Menteri Pertahanan AS, Leon Panetta, juga mengkritik komentar Peskov.

“Saya tidak melihat bagaimana Anda bisa melihatnya dengan cara lain tetapi berbahaya ketika Rusia mencari kemungkinan alasan untuk penggunaan senjata nuklir,” kata Panetta kepada CNN.

“Dan dengan terus terang mendasarkan pada premis yang sangat salah bahwa entah bagaimana Rusia sedang terancam. Saya pikir itu menghadirkan kekhawatiran nyata bahwa Rusia setidaknya sedang mempertimbangkan kemungkinan itu.

“Saya tidak tahu itu akan terjadi. Saya masih berpikir bahwa Putin harus khawatir tentang bagaimana AS akan merespons dan dia harus khawatir tentang kelangsungan hidupnya sendiri.”

Putin menempatkan pasukan nuklir negaranya dalam siaga khusus pada 27 Februari, tetapi pejabat pertahanan Barat mengatakan setelah itu mereka tidak melihat tanda-tanda signifikan dari pengebom strategis Rusia, rudal dan kapal selam yang dimobilisasi.

Tentara Rusia Korban Perang

Tabloid pro-Kremlin Komsomolskaya Pravda menerbitkan sebuah artikel yang mengklaim 9.861 anggota angkatan bersenjata Rusia telah tewas dalam invansinya ke Ukraina.

Selain itu, sebanyak 16.153 lainnya terluka.

Kabar tersebut diklaim mengutip dari Kementerian Pertahanan Rusia, menurut versi arsip artikel dan tangkapan layar dari Wall Street Journal dan wartawan ABC News.

Dikutip dari Forbes, angka itu tidak secara resmi dirilis atau dikonfirmasi oleh Kementerian Pertahanan, yang merahasiakan jumlah korban.

Terakhir, Kementerian Pertahanan menerbitkan perkiraan resmi jumlah militer yang tewas pada 2 Maret 2022, klaimnya adalah 498 tentara tewas dan 1.597 terluka.

Baca juga: Luapkan Kemarahan pada Putin, Tentara Rusia:Dia Tidak Hanya Menipu Kita, tapi Seluruh Rusia

Sementara itu bunyi paragraf yang memuat info jumlah tentara Rusia yang tewas itu tidak lagi muncul dalam sebuah artikel di situs Komsomolskaya Pravda, terpantau Senin malam (21/3/2022).

Asap mengepul setelah serangan Rusia di pusat perbelanjaan Retroville dan distrik perumahan Kyiv pada 21 Maret 2022. - Sedikitnya enam orang tewas dalam pemboman semalam di sebuah pusat perbelanjaan di ibukota Ukraina, Kyiv, kata seorang wartawan AFP, dengan tim penyelamat. menyisir puing-puing untuk mencari korban lainnya. (Photo by ARIS MESSINIS / AFP)
Asap mengepul setelah serangan Rusia di pusat perbelanjaan Retroville dan distrik perumahan Kyiv pada 21 Maret 2022. - Sedikitnya enam orang tewas dalam pemboman semalam di sebuah pusat perbelanjaan di ibukota Ukraina, Kyiv, kata seorang wartawan AFP, dengan tim penyelamat. menyisir puing-puing untuk mencari korban lainnya. (Photo by ARIS MESSINIS / AFP) (AFP/ARIS MESSINIS)

Di sisi lain Pejabat Barat dan Ukraina berpikir jumlah korban sebenarnya Rusia jauh lebih besar daripada yang dirilis oleh pemerintah.

Intelijen AS secara konservatif memperkirakan sebanyak 7.000 dari 150.000 tentara Rusia yang dikerahkan di Ukraina telah tewas per 16 Maret 2022, New York Times melaporkan.

Sedangkan Ukraina mengklaim sekitar 15.000 tentara Rusia telah tewas, meskipun angka ini belum dikonfirmasi oleh pihak independen mana pun.

Pangkalan Militer Ukraina Diserang Rusia, Tentara yang Selamat Sebut dari 200 Orang 90% Tak Selamat

Dua lokasi di sebuah pangkalan militer di Mykolaiv di Ukraina selatan teridentifikasi setelah terkena serangan Rusia pada Jumat (18/3/2022).

Satu lokasi didokumentasikan oleh seorang fotografer afiliasi CNN Swedia Expressen.

Terlihat sebuah bangunan hancur bak dihantam, terekam dalam video serta foto.

Tidak jelas apakah ada orang yang tewas dalam serangan militer di lokasi tersebut, namun dari foto Expressen, terlihat sejumlah jenazah.

Menurut wartawan yang berada di tempat kejadian dari Expressen, puluhan tentara Ukraina dilaporkan tewas di pangkalan militer tersebut, dikutip Tribunnews dari CNN.

Baca juga: Tentara Rusia Dikabarkan Tembak Kaki Sendiri agar Tak Bertarung dengan Ukraina

Koresponden Expressen Magnus Falkehed dan jurnalis foto Niclas Hammarström melaporkan sekitar pukul 6 pagi waktu setempat pada Jumat dua jet tempur Rusia diduga lima bom.

Hingga akhirnya menghancurkan beberapa bangunan di barak militer.

Orang-orang berjalan di dekat gedung yang rusak akibat penembakan di tengah invasi Rusia ke Ukraina di Kyiv pada 17 Maret 2022, saat pasukan Rusia mencoba mengepung ibu kota Ukraina sebagai bagian dari serangan yang bergerak lambat. (Photo by Sergei SUPINSKY / AFP)
Orang-orang berjalan di dekat gedung yang rusak akibat penembakan di tengah invasi Rusia ke Ukraina di Kyiv pada 17 Maret 2022, saat pasukan Rusia mencoba mengepung ibu kota Ukraina sebagai bagian dari serangan yang bergerak lambat. (Photo by Sergei SUPINSKY / AFP) (AFP/SERGEI SUPINSKY)

Tim penyelamat di tempat kejadian menggunakan sekop dan tangan kosong untuk membebaskan korban dari reruntuhan bangunan, menurut wartawan.

Dalam video dramatis yang direkam oleh Expressen, seorang tentara Ukraina terlihat ditarik hidup-hidup dari reruntuhan.

Expressen mengutip salah satu tentara yang selamat, Serhil yang berusia 54 tahun, yang saat penyerangan tengah tidur di barak

“Dari sekitar 200 orang yang ada di sana, saya kira sekitar 90 persen tidak selamat," ujarnya.

Sementara itu, Nikita, seorang tentara Ukraina berusia 22 tahun, juga menyampaikan kesaksiannya.

Baca juga: Kepala NATO Sebut Ada 100.000 Pasukan AS Siaga Tinggi di Eropa untuk Menahan Invasi Rusia

"Kaca terbang ke mana-mana. Saya berdoa kepada Tuhan agar saya punya waktu untuk berlindung sebelum lebih banyak bom datang. Selalu ada lebih banyak bom," terangnya.

Seperti diketahui Mykolaiv, sebuah kota di Selatan yang terletak di sepanjang Laut Hitam, sering menjadi sasaran pemboman Rusia.

Sebelum pemboman Jumat, pasukan Rusia telah menyerang Mykolaiv dengan roket munisi tandan dalam tiga serangan terpisah selama seminggu.

(Tribunnews.com/Chrysnha, Garudea Prabawati)
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas