Pandemi Covid-19 Melandai, Wisata Medis Asia Tenggara Kian Meningkat
CEO ReGen Rehab Hospital Malaysia, Hanafi Salehuddin, mengatakan bahwa melandainya pandemi dapat menjadi potensi menggiurkan di masa depan.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Whiesa Daniswara
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Saat ini, industri wisata kesehatan (medis) di kawasan Asia Tenggara makin potensial, karena banyak negara di wilayah ini yang saling berkompetisi untuk mempromosikan potensi pariwisata mereka dari sisi kesehatan.
Salah satu negara yang turut concern untuk meningkatkan pertumbuhan sektor wisata medis ini adalah Malaysia.
Negara tersebut memang tampak berkompetisi dengan Singapura dan Thailand sebagai negara di kawasan Asia Tenggara yang fokus pada industri wisata medis.
Perlu diketahui, Malaysia mencatatkan penerimaan sebanyak 670.000 wisatawan medis dari Indonesia pada 2019 lalu, tepat sebelum virus corona (Covid-19) dinyatakan sebagai pandemi global oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 11 Maret 2020.
Baca juga: Kunjungan Wisatawan di Pulau Samosir Meningkat 30 Persen Seiring dengan Menurunnya Angka Covid-19
Baca juga: Bidik Turis Indonesia, Dubes Inggris Luncurkan Buku Panduan Wisata Berbahasa Indonesia
Saat pandemi berlangsung, sektor ini memang sempat terdampak, sama seperti sektor lainnya yang menjadi penopang perekonomian banyak negara.
Namun, kini pemerintah Malaysia memutuskan untuk membuka kembali perbatasannya pada 1 April 2022, lantaran menganggap fase pandemi mulai beralih ke fase endemik.
Sehingga hal ini dapat dimanfaatkan menjadi peluang untuk kembali meningkatkan pertumbuhan berbagi sektor yang sempat terseok, termasuk sektor 'pariwisata kesehatan'.
CEO ReGen Rehab Hospital Malaysia, Hanafi Salehuddin, mengatakan bahwa melandainya pandemi dapat menjadi potensi menggiurkan di masa depan.
"Saya percaya wisata kesehatan menjadi penumpu. Melandainya pandemi Covid-19 juga bisa jadi harapan makin tumbuhnya wisata kesehatan ke depan," kata Hanafi kepada wartawan, Kamis (24/3/2022).
Baca juga: Mulai 1 April, Singapura Buka Perbatasan Sepenuhnya Bagi Wisatawan Tanpa Karantina
Baca juga: Diresmikan Jokowi, Indonesia Punya Tiga Destinasi Wisata Baru di Kupang NTT
Terlebih saat ini sektor kesehatan Malaysia pun memunculkan tren perawatan baru berupa 'rehabilitasi'.
Menariknya, konsep medical treatment ini tidak hanya mulai banyak dilirik di Malaysia saja, namun juga Indonesia dan kawasan lainnya di Asia.
Ini menjadi keunikan tersendiri bagi sektor wisata medis yang ditawarkan di negeri jiran itu.
"Fokus treatment rehabilitasi ini juga bisa jadi pembeda bagi wisata kesehatan di Malaysia," tegas Hanafi.
ReGen Rehab Hospital Malaysia memang saat ini menjadi salah satu rumah sakit yang hadir dalam event Malaysia Healthcare (MH) Expo 2022 yang dihelat di Central Park Mall, Jakarta Barat pada pekan ini, tepatnya 24 hingga 27 Maret 2022.
Baca juga: Setelah Jelajah IKN, Daihatsu Terios 7 Wonders Eksplor Wisata Sumba
Baca juga: Ada Side Event G20, Pelaku Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Labuan Bajo Dapat Berkah
Sementara itu, Chief Executive Officer (CEO) Malaysia Healthcare Travel Council (MHTC), Mohd Daud Mohd Arif menyampaikan bahwa pemerintah negara itu kini sangat concern terhadap peningkatan kualitas pelayanan kesehatan melalui penggabungan dua sektor krusial, yakni kesehatan dan pariwisata.
Keputusan untuk membuka perbatasan ini juga menjadi kabar positif bagi wisatawan medis yang hendak melancong ke Malaysia untuk menjalani pengobatan di berbagai rumah sakit terbaik yang menjadi anggota dari Malaysia Healthcare.
"Dibukanya kembali perbatasan Malaysia pada 1 April 2022, memberikan jaminan kesempatan bagi wisatawan medis terutama dari Indonesia untuk terus dapat menerima perawatan terbaik di negara tujuan, pada berbagai rumah sakit kelas dunia," kata Daud, dalam press conference Malaysia Healthcare (MH) Expo 2022, di Pullman Jakarta Central Park, Jakarta Barat, Rabu (23/3/2022).
Di sisi lain, selain Malaysia, Indonesia juga tengah melirik potensi industri wisata medis di negeri sendiri.
Ketua Perhimpunan Kedokteran Wisata Indonesia (Pekedwi), Mukti Rahadian menilai, penyelenggaran Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang akan dihelat di Indonesia, dapat dimanfaatkan sebagai momentum tepat untuk mendorong pertumbuhan wisata medis Tanah Air.
Baca juga: Bamsoet Kunjungi Wisata Bakas Levi Rafting Elephant Tour di Klungkung Bali
Baca juga: Kemenparekraf-DMI Kembangkan Masjid Jadi Obyek Wisata Religi di Indonesia
Pertemuan tersebut, kata dia, dapat memberikan nilai tambah bagi industri yang menggabungkan dua sektor penting itu.
Karena akan ada banyak negara yang hadir dalam KTT tersebut dan melihat potensi ini.
"Seluruh negara G20 nanti pun bisa melihat Indonesia sebagai destinasi wisata. Khususnya di kalangan dokter dan kesehatan di dunia," pungkas Mukti.