Sebagai Ketua G20, Indonesia Berpeluang Jadi Juru Runding Konflik Rusia Vs Ukraina
Indonesia sebagai Ketua G20 berpeluang menjadi juru runding penyelesaian krisis Rusia-Ukraina.
Editor: Hasanudin Aco
Ditanggapi Joe Biden
Rencana Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri KTT G20 di Bali, Indonesia, pada Oktober 2022 mendatang mendapat reaksi dari Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden.
Di sela menghadiri pertemuan pemimpin NATO di Brussel, Biden tegas meminta Rusia dikeluarkan dari Kelompok G20.
Meskipun demikian, Biden memberikan jalan keluar atau solusi jika Indonesia sebagai tuan rumah G20 atau negara lain bersikeras tetap mengizinkan Vladimir Putin beserta para delegasinya untuk hadir di Bali.
Yakni Biden meminta para pemimpin Ukraina juga diizinkan mengikuti KTT G20 sebagai pengamat yang tujuannya agar bisa ikut berbicara dalam Forum G20.
“Jawaban saya adalah ya,” kata Biden saat konferensi pers ketika ditanya tentang apakah Rusia harus disingkirkan dari G20 seperti laporan Associated Press, Jumat (25/3/2022).
“Itu tergantung pada G20. (Masalah) itu diangkat hari ini, dan saya mengangkat kemungkinan bahwa, jika itu tidak dapat dilakukan (mengeluarkan Rusia), jika Indonesia dan yang lain tidak setuju, maka menurut saya, kita harus meminta agar keduanya. Ukraina dapat menghadiri pertemuan. Pada dasarnya Ukraina dapat menghadiri pertemuan G20 dan mengamati,” kata Biden.
Biden menyatakan hal tersebut pada konferensi pers di Brussels usai KTT Darurat pemimpin negara-negara NATO membahas invasi Rusia ke Ukraina.
G20 atau Kelompok Dua Puluh, adalah forum antar pemerintah dari 19 negara dan Uni Eropa yang bekerja pada isu-isu global utama.
Biden mengatakan dirinya mengangkat masalah itu dengan para pemimpin dunia lainnya.
Pemerintah Indonesia menyatakan akan melaksanakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 secara netral dan tidak memihak, kata Kemlu Indonesia, Kamis (24/3/2022).
Untuk itu Indonesia sebagai presidensi G20 tahun ini akan mengundang seluruh partisipan, mengikuti presidensi sebelumnya.
Gedung Putih sebelumnya menolak untuk mengungkapkan secara terbuka atas laporan bahwa Amerika Serikat dan sekutunya ingin Rusia dikeluarkan dari G20 namun tetap membiarkan pintu terbuka untuk kemungkinan tersebut.