Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sebagai Ketua G20, Indonesia Berpeluang Jadi Juru Runding Konflik Rusia Vs Ukraina

 Indonesia sebagai Ketua G20 berpeluang menjadi juru runding penyelesaian krisis Rusia-Ukraina.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Sebagai Ketua G20, Indonesia Berpeluang Jadi Juru Runding Konflik Rusia Vs Ukraina
ISTIMEWA
Foto dari kiri ke kanan: Volodymyr Zelenskyy, Vladimir Putin, 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Indonesia sebagai Ketua G20 berpeluang menjadi juru runding penyelesaian krisis Rusia-Ukraina.

Demikian dikemukakan Pakar perdagangan ekonomi dunia dan politik internasional dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Riza Noer Arfani.

"Ini sekaligus saatnya menunjukkan secara nyata prinsip politik bebas aktif kita, apalagi dalam pembukaan UUD 1945 kita berkomitmen menjaga perdamaian dan ketertiban dunia," kata Riza, Kamis (24/2/2022) seperti dikutip dari Kompas.TV.

Menurutnya, pernyataan Presiden Joko Widodo di Twitter yang meminta peperangan dihentikan, masih memerlukan sikap berkelanjutan dengan mempertemukan negara-negara yang berkonflik dalam meja perundingan.

Menurut dia, Indonesia sebagai ketua G20 periode ini bisa mengajak Turki, China, dan Rusia untuk duduk bersama membahas progres perbaikan ekonomi jika konflik itu berlarut-larut.

Baca juga: Ini Solusi yang Ditawarkan Presiden AS Jika Indonesia Tetap Undang Vladimir Putin di KTT G20 Bali

Arfani mengatakan Indonesia dapat memanfaatkan kedekatan dengan China atau Rusia untuk mengupayakan gencatan senjata dan mendudukan keduanya di meja perundingan.

"Jika perlu menggandeng India yang akan memegang keketuaan G20 berikutnya setelah Indonesia atau Brazil sebagai ketua berikut G20 setelah India, jadi diperlukan langkah-langkah luar biasa untuk diplomatik," ujar dia.

BERITA REKOMENDASI

Menurut dia, jika konflik berlarut-larut maka kondisi geopolitik dan geoekonomi secara global bisa terdampak cukup serius, termasuk dampaknya bagi negara-negara di Asia Tenggara.

"Dari sisi geopolitik persaingan negara-negara barat dengan Rusia akan berlangsung dalam beberapa waktu ke depan. Selama ini kita melihat Rusia sebagai pewaris negara adikuasa Uni Sovyet. Mereka nampaknya menginginkan status itu tetap ada," kata dia.

Meski tidak secara langsung, kata dia, konflik itu bisa berdampak pada perekonomian Indonesia karena suplai bahan makanan terutama gandum masih bergantung pada kedua negara yang tengah berkonflik.

Diberitakan sebelumnya, Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin berniat untuk datang ke konferensi tingkat tinggi KTT G20 di Bali, yang rencananya akan dilaksanakan 30 - 31 Oktober nanti di Bali, seperti dilaporkan Antara, Rabu, (23/3/2022).

Presidensi G20 sifatnya bergilir dan tahun 2022 dipegang Indonesia.


Pada konferensi pers hari Rabu, (23/3/2022) di Jakarta, Dubes Vorobieva mengatakan kehadiran Putin mungkin akan ditentukan oleh beberapa hal, namun hingga saat ini dipastikan Vladimir Putin berniat untuk menghadiri KTT G20.

“(Kehadiran Putin) Akan ditentukan oleh banyak hal, termasuk situasi Covid-19 yang saat ini kian membaik. Namun, ya, hingga saat ini (Putin) ingin hadir,” ujarnya.

Halaman
12
Sumber: Kompas TV
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas