Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Alasan Indonesia Tetap Undang Vladimir Putin di KTT G20 meski Ditekan Sejumlah Negara

Menakar makna Indonesia tetap undang Putin di KTT G20 meski ditekan sejumlah negara: Kewajiban sebagai Presidensi undang semua negara.

Penulis: Shella Latifa A
Editor: Sri Juliati
zoom-in Alasan Indonesia Tetap Undang Vladimir Putin di KTT G20 meski Ditekan Sejumlah Negara
AFP/THIBAULT CAMUS
Presiden Rusia Vladimir Putin terlihat selama konferensi pers setelah pertemuan dengan Presiden Prancis di Moskow, (7 Februari 2022). Upaya internasional untuk meredakan kebuntuan atas Ukraina diintensifkan dengan Presiden Prancis mengadakan pembicaraan di Moskow dan Kanselir Jerman di Washington untuk mengkoordinasikan kebijakan sebagai ketakutan akan invasi Rusia meningkat. 

TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat dan sekutunya meminta Indonesia sebagai Presidensi untuk menolak kedatangan Rusia di KTT G20 di Bali pada November mendatang.

Permintaan tersebut imbas dari konflik Rusia yang melakukan invasi pada Ukraina hingga saat ini.

Kendati demikian, Indonesia tetap berpegang teguh mengundang seluruh negara dunia hadir di G20.

Termasuk Vladimir Putin sebagai Presiden Rusia, dalam rangka membahas ekonomi dunia.

Lantas, apa alasan Indonesia tetap undang Rusia ke G20?

Baca juga: Presiden Jokowi Tinjau GWK Cultural Park: Jadi Tempat Jamuan Makan KTT G20

Duta Besar RI sekaligus Stafsus Program Prioritas Kemlu dan Co-Sherpa G20, Dian Triansyah Djani menjelaskan, mengundang semua negara dunia adalah kewajiban Indonesia sebagai Presidensi.

Hal tersebut berlaku tak hanya di G20 saja, tapi juga semua forum organisasi internasional.

BERITA REKOMENDASI

"Indonesia dalam mengetuai konferensi, forum,organisasi baik itu dalam PBB, pada saat memimpin dewan keamanan PBB, ASEAN, atau organisasi lainnya, selalu berpegang pada aturan atau rules of procuder presidensi yang berlaku demikian juga pada G20."

"Oleh karena itu memang kewajiban semua presdiensi untuk mengundang semua anggota," kata Dian dalam konferensi persnya yang disiarkan YouTube Kompas TV, Kamis (24/3/2022).

Pemerintah Indonesia tetap mengundang Rusia dalam penyelenggaraan event G20 yang akan digelar pada Oktober 2022, mendatang. Duta Besar Dian Triansyah Djani dalam konferensi pers Kementerian Luar Negeri secara daring yang disiarkan Kompas Tv, Kamis (24/3/2022).
Pemerintah Indonesia tetap mengundang Rusia dalam penyelenggaraan event G20 yang akan digelar pada Oktober 2022, mendatang. Duta Besar Dian Triansyah Djani dalam konferensi pers Kementerian Luar Negeri secara daring yang disiarkan Kompas Tv, Kamis (24/3/2022). (Tangkap Layar Kompas Tv)

Baca juga: Bahas Industri di G20, Kemenperin: Indonesia Berkomitmen Tunjukkan Industri Berkelanjutan

Dian mengingatkan kembali bahwa forum G20 bertujuan untuk membahas upaya pemulihan ekonomi dunia pasca pandemi Covid-19.

Terlebih, saat ini, masih banyak negara yang belum sepenuhnya pulih akibat Covid-19.

Ia kembali menegaskan akan tetap mengundang semua negara termasuk Rusia seperti presidensi-presidensi sebelumnya.

"Saya ingin menggarisbawahi juga, bahwa pentingnya kita semua fokus pada G20 untuk tangani global recovery yang merupakan prioritas penduduk dunia. "

"Seperti diketahui, dunia belum sepenuhnya keluar dari krisis pandemi. Banyak negara khususnya negara berkembang, masih mengalami kesulitan ekonomi, masih sulit untuk mencapai 7 target yang diharapkan G20."

"Kita akan melanjutkan tugas kita seperti halnya presidensi-presidensi sebelumnya," jelas Dian.

Ditekan Sejumlah Negara: Australia, Inggris, Ukraina

Sejumlah negara pendukung AS meminta Indonesia tak mendatangkan Putin ke G20 di Bali. Salah satunya, pemerintah Australia.

Perdana Menteri (PM) Australia Scott Morrison mengaku sudah menghubungi langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi) selaku tuan rumah acara untuk menolak kehadiran Putin di G20.

"Kami telah meningkatkan kekhawatiran tentang ini. Rusia telah menginvasi Ukraina."

"Maksud saya, ini adalah tindakan kekerasan dan agresif yang menghancurkan aturan hukum internasional," kata Morrison pada konferensi pers di Melbourne, Kamis (24/3/2022), dikutip dari CNA.

"Dan gagasan untuk duduk satu meja dengan Vladimir Putin, yang Amerika Serikat sudah dalam posisi menyerukan kejahatan perang di Ukraina, bagi saya adalah langkah yang terlalu jauh," ujarnya.

Baca juga: Jika Indonesia Izinkan Putin Hadir di KTT G20, Biden Menilai Ukraina Harus Diundang

Menurutnya, kehadiran Putin dalam G20 jelas membuatnya prihatin.

"Kami telah membuat pernyataan dan representasi yang sangat jelas tentang keprihatinan kami yang sangat kuat tentang keterlibatan Rusia dalam G20 tahun ini," kata Morrison.

"Saya pikir kita perlu memiliki orang-orang di ruangan yang tidak menyerang negara lain," sambungnya.

Baca juga: Presiden Rusia Vladimir Putin Berencana Hadiri KTT G20 di Indonesia

Penolakan kedatangan Putin di G20 juga disampaikan Inggris.

Duta Besar (Dubes) Inggris untuk Indonesia Owen Jenkins meminta Indonesia meninjau ulang mengundang Putin ke G20.

Jenkins mengatakan Presiden Putin tanpa dasar memutuskan menginvasi wilayah negara lain, melakukan kekejaman perang, dan melakukan kekejaman terhadap kemerdekaan Ukraina.

"Isu ini penting dibicarakan oleh semua negara besar di G20," Jenkins pada konferensi pers di Jakarta, Kamis (24/3/2022) dikutip Tribunnews.com sebelumnya.

"Kami (Inggris) sangat mendukung Presidensi Indonesia di masa yang sulit ini," ujarnya.

Ia mengingatkan invasi yang dilakukan Rusia di Ukraina telah merubah tatanan dunia.

Menurut Jenkins, invasi Rusia ke Ukraina adalah sebuah pelanggaran besar-besaran terhadap hukum internasional, kedaulatan dan integritas teritorial, serta aturan dan norma yang menopang stabilitas, perdamaian, dan keamanan di seluruh dunia.

Baca juga: Indonesia Tetap Undang Rusia pada Event G20 Oktober 2022 Mendatang, Dubes Triansyah Ungkap Alasannya

Sejak itu sekira 3,4 juta orang Ukraina telah melarikan diri ke negara-negara tetangga, dan 12,7 juta orang Ukraina sekarang terdampar di daerah-daerah yang terkena dampak konflik.

"Saya pikir ini perlu dibicarakan dengan negara-negara G20," ujarnya.

Sementara itu, Ukraina sebagai korban invasi Rusia juga meminta hal serupa.

Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin meminta Indonesia memboikot Rusia dan Putin dalam semua platform internasional, pertemuan dan pertemuan tingkat tinggi, termasuk KTT G20.

Menurutnya ini akan menjadi langkah nyata untuk mengakhiri situasi di Ukraina dan membawa perdamaian, stabilitas, dan pembangunan kembali ke setiap negara di Bumi.

"Presiden Rusia Putin dan pemerintahnya secara langsung bertanggung jawab atas semua kekejaman yang dilakukan, yang tidak lain adalah kejahatan perang terhadap kemanusiaan," ujar Vasyl dalam pernyataan hari Rabu (23/3/2022) sebagaimana diberitakan Tribunnews.com.

Menurutnya Putin tidak memiliki hak hukum untuk berpartisipasi dalam forum internasional, pertemuan puncak atau pertemuan multilateral. 

Vasyl berujar kehadiran Putin di acara internasional mana pun akan berarti penghinaan terhadap demokrasi, martabat manusia, dan supremasi hukum. 

(Tribunnews.com/Shella Latifa/Maliana/Larasati Dyah Utami)

Baca berita lainnya soal G20 di Indonesia

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas