Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Nyawa Vladimir Putin Disebut dalam Bahaya, Pakar Sarankan Waspadai Keluarga Dekat

Beredar kabar mantan agen KGB, Alexander Bortnikov akan menjadi penggantinya sebagai Presiden Rusia.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Nyawa Vladimir Putin Disebut dalam Bahaya, Pakar Sarankan Waspadai Keluarga Dekat
Mikhail KLIMENTYEV / SPUTNIK / AFP
Presiden Rusia Vladimir Putin mengadakan pertemuan dengan para pemenang hadiah budaya negara melalui tautan video di kediaman negara Novo-Ogaryovo di luar Moskow pada 25 Maret 2022. Presiden Putin pada 25 Maret mengecam Barat karena mendiskriminasi budaya Rusia, dengan mengatakan hal itu seperti upacara pembakaran buku oleh pendukung Nazi pada tahun 1930-an. 

TRIBUNNEWS.COM, RUSIA - Presiden Rusia Vladimir Putin diminta waspadai keluarga dekat terutama perempuan di keluarganya.

Pakar sekaligus akademisi dari Australia, Leonid Petrov mengatakan perempuan di keluarga Putin bisa menjadi sumber dari usaha pembunuhan dirinya.

Putin dalam beberapa pekan terakhir dirumorkan bakal digulingkan karena perintahnya melakukan invasi militer ke Ukraina.

Bahkan sejumlah sanksi yang menimpa Rusia mulai sangat menyulitkan warganya.

Beredar kabar mantan agen KGB, Alexander Bortnikov akan menjadi penggantinya sebagai Presiden Rusia.

Baca juga: Ini Solusi yang Ditawarkan Presiden AS Jika Indonesia Tetap Undang Vladimir Putin di KTT G20 Bali

Namun, Petrov yang saat ini merupakan pengajar senior dan program manajer dari Kampus Manajemen Internasional Sydney, menegaskan, kemungkinan yang akan menghabisi Putin adalah orang terdekatnya.

“Saya percaya jika ada usaha pembunuhan, sangat mungkin dari seorang perempuan,” tutur Petrov dilansir dari Daily Star, Sabtu (26/3/2022).

Berita Rekomendasi

“Bisa jadi itu anggota keluarganya, selingkuhannya, putrinya, mantan istrinya, seseorang yang sangat mengenalnya dan dekat dengannya. Kemungkinannya (pembunuhan Putin) semakin meningkat,” tambahnya.

Putin sendiri selama ini selalu menyembunyikan kehidupan pribadinya.

Masyarakat hanya mengetahui ia memiliki dua orang putri dari mantan istrinya, Lyudmila Putina.

Putin ceraikan Lyudmila pada 2013 setelah 30 tahun pernikahan.

Dua putri Putin itu adalah Maria Faassen 36 tahun dan adiknya Katerina Tikhonova, 35 tahun.

Ia juga dirumorkan sebagai ayah dari Luiza Rozova, berusia 18 tahun.

Putin sendiri diketahui sebagai sosok yang paranoid dan selalu dijaga pengawal terlatih dan bersenjata selama sepanjang waktu.

Para pengawal itu juga diizinkan untuk membunuh siapa saja yang menjadi ancaman untuknya.

Kepala Putin Dihargai Rp 14 Miliar

Sebelummya seorang pengusaha Rusia bernama Alex Konanykhin telah menghargai kepala Presiden Rusia Vladimir Putin.

Konanykhin akan menghadiahkan 1 juta dolar AS atau Rp14 miliar bagi yang bisa memberikannya kepala Putin.

Ia juga meminta agar pejabat militer Rusia mau ikut menjatuhkan Putin.

Konanykhin mengungkapkan janjinya tersebut melalui postingan di media sosial LinkedIn.

Ia menyebutnya sebagai sebuah kewajiban moral untuk melakukan aksi dan menolong Ukraina dari serangan.

“Saya berjanji membayar 1 juta dolar AS untuk pejabat, yang mematuhi tugas konstitusional mereka, menangkap Putin sebagai penjahat perang di bawah hukum Rusia dan internasional,” tulisnya di media sosial itu dilansir dari The Independent.

“Putin bukan Presiden Rusia, karena ia mendapat kekuatan sebagai hasil dari operasi Rusia untuk menghancurkan gedung apartemen di Rusia, dan melanggar konstitusi untuk mengeliminasi pemilihan bebas dan membunuh lawannya,” ujar dia.

Postingannya termasuk sebuah foto yang menunjukkan diri Putin.

Foto itu dilengkapi dengan keterangan, “Diinginkan: Hidup atau Mati. Vladimir Putin karena pembnunuhan massal”.

Konanykhin menambahkan bahwa sebagai warga dan etnis Rusia, merupakan kewajiban moral untuknya memfasilitasi denazifikasi dari Rusia.

“Saya akan melanjutkan membantu Ukraina atas usaha heroiknya untuk bertahan dari serangan gencar gerombolan Putin,” tulisnya.

Seruan Bunuh Vladimir

Juga seorang senator AS dari partai Republik Lindsey Graham dikecam setelah meminta seseorang di lingkaran dalam Presiden Vladimir Putin untuk membunuhnya.

Dilansir BBC, Lindsey Graham mengatakan satu-satunya cara invasi Rusia ke Ukraina berakhir adalah "seseorang di Rusia membawa orang ini (Putin) keluar".

Dalam cuitannya, Republikan ini secara blak-blakan bertanya apakah Rusia memiliki 'Brutus' yang dapat mengalahkan Putin dan mengakhiri perang.

"Apakah ada Brutus di Rusia? Apakah ada Kolonel Stauffenberg yang lebih sukses di militer Rusia?" cuit senator ini.

Brutus adalah politikus Romawi yang membunuh Julius Caesar.

Sementara Kolonel Claus von Stauffenberg adalah tentara Jerman yang dikenal karena berusaha membunuh Adolf Hitler pada 1944.

Komentar Graham ini membuat marah Duta Besar Rusia untuk AS.

Anatoly Antonov menilai senator dari Carolina Selatan ini keterlaluan.

"Sulit dipercaya bahwa seorang senator suatu negara yang mengkhotbahkan nilai-nilai moralnya sebagai 'bintang pemandu' bagi seluruh umat manusia dapat melakukan seruan terhadap terorisme sebagai cara untuk mencapai tujuan Washington di arena internasional," kata Antonov. 

Sumber: Daily Star/BBC/The Independent

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas