Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Roman Abramovich Diracun, Inggris Ungkit Kasus Racun 'Novichok' yang Bisa Dioleskan di Gagang Pintu

Kabar Roman Abramovich keracunan pertama kali disampaikan oleh Wall Street Journal dan kelompok jurnalisme investigatif Bellingcat.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Roman Abramovich Diracun, Inggris Ungkit Kasus Racun 'Novichok' yang Bisa Dioleskan di Gagang Pintu
Instagram @_roman_abramovich_
Pemilik Chelsea, Roman Abramovich. 

Roman Abramovich Diracun, Inggris Ungkit Kasus Racun Novichok yang Dioleskan di Gagang Pintu, Tewaskan Oposisi Rusia 2018 Lalu

TRIBUNNEWS.COM, RUSIA -  Mantan pemilik Chelsea Roman Abramovich dilaporkan keracunan saat menjadi negosiator perdamaian Rusia dan Ukraina.

Namun dia kini dilaporkan dalam kondisi baik-baik saja karena jenis racun yang diberikan kepadanya dalam skala ringan.

Kabar Roman Abramovich keracunan pertama kali disampaikan oleh Wall Street Journal dan kelompok jurnalisme investigatif Bellingcat.

Menurut laporan Bellingcat, Abramovich dan beberapa negosiator perdamaian Rusia-Ukraina mengadakan pertemuan pada 3 Maret 2022 di Kota Kyiv.

Pertemuan informal itu berlangsung dari sore hari sampai pukul 10 malam waktu Ukraina.

Sejak saat itu, Roman Abramovich mulai merasakan gejala keracunan, seperti radang mata hingga pengelupasan kulit tangan dan wajah.

BERITA REKOMENDASI

Bellingcat meyakini bahwa gejala keracunan itu timbul akibat senjata kimia atau penggunaan radiasi gelombang mikro.

Baca juga: Roman Abramovich Diduga Diracun saat Perundingan Damai, Mata Memerah hingga Kulit Menggelupas

Jenis racun dan pelakunya

Setelah muncul dugaan Abramovich diracun kini muncul berbagai spekulasi racun yang dipakai.

Termasuk pelaku yang meracuni orang dekat Presiden Rusia Vladimir Putin itu.

Abramovich dan beberapa negosiator perdamaian Rusia-Ukraina mengadakan pertemuan pada 3 Maret 2022 di Kota Kyiv.


Bukan cuma Abramovich yang mersakan hal serupa, delegasi atau negosiator lain, termasuk anggota parlemen Ukraina, Rustem Emerov, juga menjadi korban.

"Berdasarkan pemeriksaan jarak jauh dan di tempat, para ahli menyimpulkan bahwa gejalanya kemungkinan besar keracunan akibat senjata kimia yang belum dapat dipastikan," kicau Bellingcat di Twitter, Senin (28/3/2022).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas