Negara Eropa Ramai-ramai Usir Utusan Rusia karena Takut Dimata-matai
Empat negara Eropa secara bersamaan mengusir lusinan diplomat Rusia pada Selasa (29/3/2022).
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Empat negara Eropa secara bersamaan mengusir lusinan diplomat Rusia pada Selasa (29/3/2022).
Pengusiran tersebut terjadi setelah hubungan Rusia dan Barat merenggang karena invasi Ukraina.
Dilansir SCMP, Belanda mengatakan akan mengusir 17 diplomat Rusia yang digambarkan sebagai "perwira intelijen yang menyamar".
Belgia mengaku sudah mendepak 21 orang Rusia.
Sementara itu, Republik Ceko mengultimatum seorang diplomat Rusia agar meninggalkan negaranya dalam waktu 72 jam.
Baca juga: 17.000 Tentara Tewas dan 600 Tank Hancur, Kerugian Rusia Melebihi Perang Soviet-Afghanistan
Baca juga: Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy: Tidak Ada Kompromi Untuk Kedaulatan dan Integritas Teritorial
Hal yang sama dilakukan Irlandia, dengan meminta empat pejabat senior Rusia untuk hengkang dari negaranya.
Pemerintah Irlandia menilai, utusan Moskow tersebut melakukan kegiatan yang tidak "sesuai dengan standar perilaku diplomatik internasional".
"Bersama dengan sekutu kami, kami mengurangi kehadiran intelijen Rusia di UE," kata Kementerian Luar Negeri Ceko.
Sebelumnya, pekan lalu Polandia mengusir 45 orang Rusia yang diidentifikasi sebagai perwira intelijen yang menggunakan status diplomatik sebagai kedok untuk beroperasi di negara itu.
Belanda mengaku mengambil keputusan pengusiran setelah berkonsultasi dengan "sejumlah negara yang berpikiran sama".
Pihaknya mengutip aksi serupa yang dilakukan Amerika Serikat, Polandia, Bulgaria, Slovakia, Estonia, Latvia, Lithuania dan Montenegro.
"Kabinet telah memutuskan untuk melakukan ini karena ancaman terhadap keamanan nasional yang ditimbulkan oleh kelompok ini," kata kementerian Belanda dalam sebuah pernyataan.
"Ancaman intelijen terhadap Belanda tetap tinggi. Sikap Rusia saat ini dalam arti luas membuat kehadiran para perwira intelijen ini tidak diinginkan. Deportasi adalah tindakan yang diambil dalam konteks keamanan nasional."
Menteri Luar Negeri Belanda, Wopke Hoekstra mengatakan dia siap jika Moskow melakukan pembalasan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.