Indonesia Jadi Negara Tamu pada Pertemuan Negara-negara Tetangga Afghanistan
Indonesia jadi Negara Tamu di pertemuan Negara negara tetangga Afghanistan
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Indonesia menjadi negara tamu pada pertemuan “Neighboring Countries of Afghanistan + Afghanistan” Foreign Ministers’ Dialogue, di Tunxi, China, Kamis (31/3/2022).
Negara tetangga yang hadir dalam pertemuan tersebut adalah China, Russia, Iran, Pakistan, Tajikistan, Uzbekistan, dan Turkmenistan.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan, Afghanistan juga turut diundang dalam pertemuan tersebut.
Sedangkan Indonesia dan Qatar diundang sebagai negara tamu.
“Selain negara-negara tetangga, dua negara lain yang diundang dalam pertemuan adalah Indonesia dan Qatar. Jadi Indonesia dan Qatar adalah sebagai tamu dalam pertemuan tersebut,” kata Menlu RI pada konferensi pers.
Baca juga: Menlu Retno Bertemu Menlu Rusia di China, Minta Perang Segera Dihentikan
Pertemuan ini merupakan pertemuan yang ketiga kalinya diadakan, setelah sebelumnya dilakukan di Pakistan dan Iran.
Menlu RI menjelaskan negara tetangga Afghanistan memiliki peran penting yang dapat dimainkan yaitu membantu rakyat Afghanistan agar dapat hidup damai dan sejahtera.
Indonesia diundang karena tidak terlepas dari peran aktif yang dilakukan Indonesia mengenai isu Afghanistan yang sangat diapresiasi oleh dunia.
Retno berujar sebagai negara Muslim terbesar, Indonesia siap berkontribusi membantu rakyat Afghanistan termasuk dalam hal pendidikan.
“Walaupun Indonesia bukan negara tetangga dekat namun rakyat Afghanistan, baik perempuan maupun laki-laki, selalu dekat di hati masyarakat Indonesia,” ujarnya.
Menlu RI sampaikan informasi dalam pertemuan tersebut bahwa pada tanggal 26 Maret yang lalu, Qatar dan Indonesia telah menandatangani Letter of Intent.
Surat ini intinya menyampaikan kesiapan kedua negara untuk menawarkan beasiswa dan capacity building, terutama untuk kaum perempuan Afghanistan.
Retno menegaskan bahwa Indonesia tidak ingin melihat Afghanistan gagal.
Ia juga sampaikan beberapa pemikiran, bagaimana menciptakan Afghanistan yang damai, stabil, dan sejahtera.
“Dalam pertemuan saya juga sampaikan bahwa perempuan dan laki-laki dimanapun saja, termasuk di Afghanistan, memiliki hak untuk mendapatkan perlakuan yang setara dan dipenuhi hak-haknya, termasuk hak terhadap pendidikan. Oleh karena itu, saya sampaikan harapan agar larangan sekolah bagi perempuan Afghanistan di tingkat sekolah menengah dapat ditinjau kembali,” katanya.