Mengapa Korea Utara Memalsukan Peluncuran 'Rudal Monster' Hwasong-17? Ini Kata Analis
Korea Utara melaporkan peluncuran rudal balistik Hwasong-17 yang sempat gagal, namun para intelijen menemukan peluncuran itu rupanya direkayasa.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Setelah uji coba rudal sebelumnya gagal, Korea Utara memalsukan peluncuran rudal jarak jauhnya demi mendapatkan dukungan domestik untuk rezim Kim Jong Un, ungkap para analis seperti yang dikutip dari France24.
Media pemerintah mengumumkan peluncuran "menakjubkan" rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasong-17 pada 24 Maret.
Foto dan video Kim Jong Un yang secara pribadi mengawasi peluncuran tersebut juga diterbitkan.
Tetapi analis mengidentifikasi adanya kejanggalan dalam laporan Pyongyang.
Badan intelijen Korea Selatan dan AS menyimpulkan bahwa Korea Utara sebenarnya menembakkan Hwasong-15 – ICBM yang tidak lebih canggih dari Hwasong-17, yang sudah pernah diuji pada 2017.
Lantas mengapa Korea Utara melakukan itu?
Analis mengatakan Korea Utara sangat membutuhkan kemenangan propaganda domestik menjelang hari peringatan penting.
Peluncuran Hwasong-17 sebenarnya yang dilakukan seminggu sebelumnya berakhir dengan kegagalan.
Rudal meledak di atas Pyongyang tak lama setelah diluncurkan.
Baca juga: Rudal yang Ditembakkan Korea Utara Dilaporkan Gagal, Meledak Tak Lama setelah Diluncurkan
Baca juga: Korea Utara Bertekad Mengembangkan Persenjataan yang Lebih Kuat
"Korea Utara ingin meraih kesetiaan rakyat menjelang Hari Matahari dengan mencap Kim Jong Un sebagai pemimpin yang cakap dari kekuatan militer," kata analis Yang Moo-jin kepada AFP.
Hari Matahari merujuk pada peringatan kelahiran pemimpin pendiri Kim Il Sung pada tanggal 15 April.
Namun peluncuran pada 16 Maret lalu itu gagal, yang terjadi di atas ibu kota Pyongyang sehingga orang-orang dapat menyaksikan kegagalan dramatis itu.
"Kim mungkin berpikir dia membutuhkan sesuatu yang sangat kuat untuk menebus kegagalan, dan mungkin itulah sebabnya dia berbohong," Yang menambahkan.
Sebuah laporan intelijen Korea Selatan mengatakan bahwa setelah peluncuran 16 Maret yang gagal, Pyongyang beralih ke pemalsuan untuk membendung rumor jelek dan mempertahankan stabilitas rezim, kata laporan lokal.