Putin Ancam akan Hentikan Pasokan Gas jika Eropa Tak Bersedia Bayar Pakai Rubel
Rusia mengancam akan menghentikan pasokan gasnya ke Eropa, jika Eropa tak bersedia membayar pakai mata uang Rubel.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Pravitri Retno W
Tetapi, jumlah itu gagal untuk menutupi kerugian AS dari minyak Rusia, yang dilarang Biden bulan ini.
Baca juga: BREAKING NEWS: Eropa Dilanda Inflasi Tinggi 7,5%, Harga Barang Meroket Dipicu Sanksi Energi Rusia
Baca juga: Muncul Larangan Impor, Ini Daftar Perusahaan yang Masih Beli Minyak Mentah Rusia
Pemerintah Barat mengatakan permintaan Putin untuk pembayaran rubel akan menjadi pelanggaran kontrak dalam euro atau dolar.
Jerman dan Austria menyatakan "peringatan dini" pada pasokan gas, tetapi belum ada negara UE yang memberi isyarat bahwa mereka menghadapi darurat pasokan.
Perintah yang ditandatangani oleh Putin memungkinkan pelanggan untuk mengirim mata uang asing ke rekening yang ditunjuk di Gazprombank Rusia, yang kemudian akan mengembalikan rubel kepada pembeli gas untuk melakukan pembayaran.
“Rusia harus secara fisik menghentikan aliran gas ke UE 27 (negara-negara anggota Uni Eropa) untuk memaksa masalah ini, menandai eskalasi besar yang bahkan tidak dilakukan pada puncak Perang Dingin. Ini akan menandai pukulan finansial besar lainnya bagi pundi-pundi Rusia,” kata analis di Fitch Solutions.
Putin mengirim pasukan pada 24 Februari untuk apa yang dia sebut "operasi militer khusus" untuk mendemiliterisasi dan "denazifikasi" Ukraina.
Rusia Kembali Serang Kyiv
Pasukan Rusia membombardir pinggiran Kyiv dan kota yang terkepung di Ukraina utara pada Rabu (30/3/2022), setelah berjanji mengurangi serangan.
Hampir lima minggu setelah invasi di mana Rusia gagal merebut kota besar mana pun.
Pejabat tinggi hak asasi manusia PBB mengatakan Moskow telah membom 50 rumah sakit serta rumah dan sekolah di seluruh Ukraina.
Baca juga: Khawatir Rusia Lolos Sanksi, Jepang Desak Negara G7 Segera Bikin Aturan Terkait Mata Uang Digital
Baca juga: Rusia Puji Sikap India, Tetap Netral Meski Didesak Barat untuk Minta Moskow Akhiri Perang Ukraina
Pada Selasa (29/3/2022), Rusia telah berjanji akan membatasi operasi di dekat ibu kota Kyiv dan kota utara Chernihiv untuk meningkatkan rasa saling percaya dalam pembicaraan damai.
Sementara Barat menganggap langkah Rusia itu sebagai taktik untuk membendung kerugian besar dan berkumpul kembali untuk serangan yang lain.
Pejabat Ukraina pun membantah Rusia telah mengurangi serangan.
"Itu tidak benar," kata Wali Kota Kyiv Vitali Klitschko dalam pidato video kepada pejabat regional Uni Eropa, dikutip dari CNA.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.