Pria Berusia 60 Tahun di Jerman Vaksinasi Covid hingga 90 Kali Demi Jual Kartu Vaksin Palsu
Seorang pria berusia 60 tahun di Jerman vaksinasi Covid-19 hingga 90 kali demi menujal kartu vaksin palsu.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Seorang pria berusia 60 tahun di Jerman diduga telah vaksinasi virus Corona (Covid-19) lebih dari dosis yang ditentukan.
Pria dari Kota Magdeburg di Jerman timur, yang tidak disebutkan namanya karena aturan privasi Jerman, dikatakan menerima hingga 90 kali suntikan.
Dikutip dari AP News, dia melakukan hal tersebut untuk menjual kartu vaksinasi palsu dengan nomor batch vaksin asli kepada orang-orang yang tidak ingin divaksinasi sendiri.
Adapun puluhan suntikan dia terima di Eilenburg, Saxony selama berbulan-bulan, lapor kantor berita berita Jerman, dpa, Minggu (3/4/2022).
Dia kemudian ditangkap di pusat vaksinasi tersebut ketika muncul untuk suntikan Covid-19 hari kedua berturut-turut.
Baca juga: Warga yang Telah Vaksinasi Covid-19 Boleh Mudik, Lalu Bagaimana dengan Pemudik yang Miliki Komorbid?
Polisi menyita beberapa kartu vaksinasi kosong darinya dan memulai proses pidana.
Pria yang telah ditetapkan sebagai tersangka itu, tidak ditahan tetapi sedang diselidiki atas kasus penerbitan kartu vaksinasi dan pemalsuan dokumen yang tidak sah.
Tidak segera jelas apa dampak sekitar 90 suntikan vaksin Covid-19, yang berasal dari berbagai merek, terhadap kesehatan pribadi pria itu.
Polisi Jerman telah melakukan banyak penggerebekan sehubungan dengan pemalsuan kartu vaksin dalam beberapa bulan terakhir.
Banyak penyangkal Covid-19 menolak untuk divaksinasi di Jerman, tetapi pada saat yang sama ingin memiliki kartu vaksin agar dapat mempunyai akses kehidupan publik dan tempat-tempat seperti restoran, teater, kolam renang, atau pergi ke tempat kerja menjadi lebih mudah.
Baca juga: 3,5 Juta Vaksin Pfizer Dari Amerika Serikat Tiba di Jakarta
Jerman telah melaporkan angka infeksi yang tinggi selama berminggu-minggu, namun banyak langkah untuk mengendalikan pandemi berakhir pada hari Jumat.
Mengenakan masker tidak lagi wajib di toko kelontong dan sebagian besar teater, tetapi masih wajib di transportasi umum.
Di sebagian besar sekolah di Jerman, siswa juga tidak lagi harus memakai masker, yang menyebabkan asosiasi guru memperingatkan kemungkinan konflik di kelas.
"Sekarang ada bahaya bahwa, di satu sisi, anak-anak yang memakai masker akan diejek oleh teman sekelasnya sebagai pengecut dan terlalu protektif atau, di sisi lain, tekanan akan diberikan pada bukan pemakai masker," kata Heinz-Peter Meidinger, presiden Asosiasi Guru Jerman.