POPULER Internasional: Wali Kota di Ukraina Tewas Dibunuh Rusia | Pembantaian Warga Sipil di Bucha
Rangkuman berita populer Internasional, di antaranya walikota Motyzhyn, sebuah desa pinggiran dekat Kyiv ditemukan tewas setelah diculik Rusia
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.
Rusia baru-baru ini dituduh melakukan pembantaian kepada warga sipil di Bucha, wilayah pinggiran Ibu Kota Kyiv, Ukraina.
Di Motyzhyn, sebuah desa pinggiran di luar ibu kota, Kyiv, seorang walikota dan keluarganya ditemukan tewas, bersama suami dan putranya.
Sementara itu, para intelijen Barat sengaja buka-bukaan soal penilaian mereka tentang apa yang terjadi di medan perang Ukraina dan di dalam lingkaran Kremlin.
Selengkapnya, berikut berita populer Internasional dalam 24 jam terakhir.
1. Rusia Dituding Bantai Warga di Bucha, Saksi Mata: Tembakan Terkontrol Mengarah ke Kepala
Rusia baru-baru ini dituduh melakukan pembantaian kepada warga sipil di Bucha, wilayah pinggiran Ibu Kota Kyiv, Ukraina.
Dilansir Al Jazeera, mayat warga sipil dalam posisi berbaring telungkup berserakan di jalanan Bucha.
Diketahui, kota ini berada di bawah pendudukan Rusia hingga pekan lalu.
Ukraina dan sekutunya menuduh pasukan Rusia melakukan kejahatan perang di wilayah yang sempat mereka kuasai itu, setelah meluncurkan invasi pada 24 Februari lalu.
Baca juga: Berita Foto : Pemandangan Mengerikan di Kota Bucha Ukraina
Baca juga: Zelensky: Saya Ingin Ibu dari Tentara-tentara Rusia Lihat Jasad Orang-orang yang Terbunuh di Bucha
Meski Rusia telah menyangkalnya, saksi mata mengungkap kronologi bagaimana salah satu pembunuhan terjadi.
Kepada Al Jazeera, Hanna Herega, seorang warga Bucha mengaku menyaksikan seorang pria dihabisi oleh pasukan Rusia.
"Dia pergi untuk mengambil kayu ketika tiba-tiba mereka (pasukan Rusia) mulai menembak. Mereka memukulnya sedikit di atas tumit, meremukkan tulang, dan dia jatuh," kata Herega.
"Penembak berteriak: 'Jangan berteriak atau saya akan menembak!' dan mereka berpaling. Kemudian mereka menembak kaki kirinya sepenuhnya, dengan sepatu bot."
"Kemudian mereka menembaknya di seluruh sisi ini (di dada). Dan tembakan lain sedikit di bawah pelipis. Itu adalah tembakan terkontrol ke kepala," tambahnya.
Jaksa Agung Ukraina mengatakan, sebanyak 410 mayat warga sipil telah ditemukan sejauh ini di wilayah sekitar Kyiv.
2. Sosok Wali Kota Wanita di Ukraina, Olga Sukhenko yang Dibunuh Rusia, Tewas Bersama Suami dan Anaknya
Wali Kota sebuah wilayah di Ukraina ditemukan tewas, bersama suami dan putranya.
Olga Sukhenko, Wali Kota Motyzhyn, sebuah desa pinggiran di luar ibu kota, Kyiv, dan keluarganya diketahui telah diculik oleh pasukan Rusia pada 23 Maret 2022, kata pejabat Ukraina.
Disebutkan Olga bersama keluarganya diculik, dieksekusi dan jasadnya dibuang di kuburan dangkal.
"Pasukan menyiksa dan membunuh seluruh keluarga kepala desa," kata Anton Herashchenko, penasihat kementerian dalam negeri Ukraina.
Baca juga: Tak Tumbang oleh Boikot Barat, Rusia Diprediksi Surplus Rp 4.603 Triliun dari Ekspor Migas
“Para penjajah (pasukan Rusia) curiga Olga dan keluarganya berkolaborasi dengan militer kami (Ukraina), mencoba mengetahui titik lokasi militer kami dan untuk menargetkan artileri kami," lanjutnya dikutip dari New York Post.
Seorang reporter Reuters melihat mayat-mayat itu di kuburan dangkal di hutan dekat sebuah peternakan, yang telah hancur, tepat di luar Motyzhyn.
Pejabat Ukraina mengatakan sejauh ini 410 orang telah ditemukan tewas di kota-kota dekat Kyiv.
Sedikitnya 300 orang tewas di Bucha saja, dan 57 ditemukan dalam satu kuburan massal di sana.
Sebuah gambar satelit menunjukkan kuburan masal sepanjang 45 kaki di negara tetangga Bucha.
Di antara yang tewas dikatakan seorang anak laki-laki berusia 14 tahun.
3. Ingin Peringati Putin, Para Intelijen Barat Sengaja Buka-bukaan soal Prediksi Perang Ukraina
Para intelijen Barat sengaja buka-bukaan soal penilaian mereka tentang apa yang terjadi di medan perang Ukraina dan di dalam lingkaran Kremlin.
Hal ini membuat perang di Ukraina menjadi pusat perhatian para mata-mata yang datang dari badan intelijen di AS dan Inggris.
Terbaru, para intelijen Barat mengumumkan temuan mereka yang menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin mendapat informasi yang salah tentang kinerja militernya yang buruk di Ukraina oleh para penasihat yang takut untuk mengatakan kondisi yang sebenarnya.
Pada Kamis (31/3/2022), seorang kepala mata-mata Inggris mengatakan, pasukan Rusia melakukan demonstrasi menolak untuk melaksanakan perintah dan menyabotase peralatan mereka sendiri.
Jeremy Fleming, Direktur Kantor Pusat Komunikasi Pemerintah, badan intelijen, siber, dan keamanan Inggris (GCHQ) mengatakan dalam konferensi pers soal kecepatan dan skala penilaian terbuka intelijen rahasia baru pernah terjadi saat ini.
Baca juga: Media dan Intelijen Barat: Putin Pecat 8 Jenderal Rusia karena Takut Dikudeta & Dibunuh
Baca juga: Siapa Orang Kepercayaan Putin hingga Membuat Pasukan Rusia Mundur dari Kyiv? Ini Analisis Intel
Hal tersebut juga disetujui oleh Mark Galeotti, seorang ahli Rusia di University College London.
Ia setuju bahwa kampanye intelijen publik mencerminkan fakta bahwa kita sekarang hidup di zaman yang berbeda, secara politik dan internasional.
"Ini adalah jenis perang yang berbeda," kata Galeotti, dikutip dari APNews, Senin (4/4/2022).
Sementara, pejabat dari Kementerian Pertahanan Inggris menilai, keterbukaan intelijen memiliki beberapa tujuan.
Di antaranya, mereka ingin membuat Putin menyadari dirinya sedang diawasi.
4. Sosok Pangeran Hamzah bin Hussein, Mantan Putra Mahkota Yordania yang Lepaskan Gelar Kerajaannya
Pangeran Hamzah bin Hussein mengumumkan telah melepaskan gelar kerajaannya, melalui unggahan Twitter, Minggu (3/4/2022).
Dikutip Times of Israel, Hamzah bin Hussein (41), merupakan putra bungsu mendiang Raja Hussein dan istri keempat dan terakhirnya, Ratu Noor.
Berikut ini Tribunnews.com rangkum profil Pangeran Hamzah dari berbagai sumber.
Baca juga: Mantan Putra Mahkota Kerajaan Yordania, Pangeran Hamzah bin Hussein Lepaskan Gelarnya
Baca juga: Profil Raja Yordania Abdullah II, Naik Tahta Sejak 1999
Pangeran Hamzah lahir pada 29 Maret 1980, dari istri keempat dan terakhir Raja Hussein, Ratu Noor.
Ratu Noor memiliki nama lahir Lisa Halaby, dia baru berusia 24 tahun ketika tiba di Yordania pada 1976.
Dia menikah dengan Raja Hussein selama dua tahun, dan menjadi janda setelah dua dekade.
Baca juga: Ambisi Yordania Mendorong Hak-Hak Perempuan dan Kesetaraan Gender
Pendidikan Pangeran Hamzah
Pangeran Hamzah bersekolah di London, Inggris sebelum menempuh pendidikan di Akedemi Militer Kerajaan Inggris Sandhurst.
Dia menjalani karir militer dan bertugas di bekas Yogoslavia di unit Yordania-Emirat sebelum belajar di Universitas Havard.
Dikenal sebagai olahragawan handal, Pangeran Hamzah menjadi pilot yang terampil seperti sang ayah.
(Tribunnews.com)