Tentara Wanita Ukraina yang Jadi Tawanan di Rusia Disiksa dan Dipaksa Ikut Buat Video Propaganda
Sebanyak 15 tentara wanita Ukraina yang ditangkap pasukan Rusia menjadi sasaran penyiksaan dan perlakuan buruk di tahanan.
Penulis: Rica Agustina
Editor: Wahyu Gilang Putranto
"Dewan Keamanan PBB ada, namun tidak ada keamanan di dunia untuk siapa pun," kata Zelensky.
"Satu-satunya pihak yang bersalah adalah satu negara, Rusia, yang mendiskreditkan semua institusi dan memblokir arsitektur global demi menyebarkan kebohongan dan membenarkan kejahatan yang dilakukannya," lanjutnya.
"Saya yakin dunia akan melihat ini dan membuat kesimpulan."
Zelensky juga mengulangi seruannya agar Rusia dikeluarkan dari Dewan Keamanan PBB.
Dia menyarankan Dewan Kemanan PBB dan seluruh negara untuk menghormati hukum internasional.
"Secara khusus, kita berbicara tentang konferensi umum di Kyiv untuk melihat bagaimana kita dapat mereformasi arsitektur global mengingat Federasi Rusia masih memegang kursi permanen di PBB," katanya.
Zelensky menyampaikan percakapannya dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron di mana mereka berbicara tentang situasi kemanusiaan di wilayah yang diduduki sementara di Ukraina.
"Kami juga sepakat bahwa Prancis akan memberikan dukungan teknis dan bantuan yang diperlukan untuk menyelidiki kejahatan penjajah Rusia di Ukraina," katanya.
Zelensky kemudian mendesak sanksi baru setelah pembantaian warga sipil di Bucha.
"Ini bukan hanya tentang bagaimana orang-orang kita akan menilai sanksi-sanksi itu, tetapi pada kenyataannya bagaimana masyarakat barat akan mengevaluasi sanksi-sanksi ini setelah apa yang dunia lihat di Bucha," katanya.
"Sanksi harus benar-benar menanggapi beratnya sanksi-sanksi itu. kejahatan yang dilakukan di Ukraina."
Dia mencatat pertempuran terberat masih terjadi di Donbas dan Kharkiv.
Zelensky mengatakan dia sedang bersiap untuk bertemu dengan Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen.
"Bersama-sama akan bekerja di Kyiv, ini akan dihargai oleh banyak orang di dunia karena sekarang Kyiv adalah ibu kota demokrasi global dan memperjuangkan kebebasan untuk semua orang di benua Eropa," kata Zelensky.
Baca juga artikel lain terkait Konflik Rusia Ukraina
(Tribunnews.com/Ca)