Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tentara Wanita Ukraina yang Jadi Tawanan di Rusia Disiksa dan Dipaksa Ikut Buat Video Propaganda

Sebanyak 15 tentara wanita Ukraina yang ditangkap pasukan Rusia menjadi sasaran penyiksaan dan perlakuan buruk di tahanan.

Penulis: Rica Agustina
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in Tentara Wanita Ukraina yang Jadi Tawanan di Rusia Disiksa dan Dipaksa Ikut Buat Video Propaganda
AFP/RONALDO SCHEMIDT
Tentara Ukraina berpatroli di sebuah jalan di Bucha, barat laut Kyiv. -- Sebanyak 15 tentara wanita Ukraina yang ditangkap pasukan Rusia menjadi sasaran penyiksaan dan perlakuan buruk di tahanan. 

"Dewan Keamanan PBB ada, namun tidak ada keamanan di dunia untuk siapa pun," kata Zelensky.

"Satu-satunya pihak yang bersalah adalah satu negara, Rusia, yang mendiskreditkan semua institusi dan memblokir arsitektur global demi menyebarkan kebohongan dan membenarkan kejahatan yang dilakukannya," lanjutnya.

"Saya yakin dunia akan melihat ini dan membuat kesimpulan."

Zelensky juga mengulangi seruannya agar Rusia dikeluarkan dari Dewan Keamanan PBB.

Dia menyarankan Dewan Kemanan PBB dan seluruh negara untuk menghormati hukum internasional.

"Secara khusus, kita berbicara tentang konferensi umum di Kyiv untuk melihat bagaimana kita dapat mereformasi arsitektur global mengingat Federasi Rusia masih memegang kursi permanen di PBB," katanya.

Zelensky menyampaikan percakapannya dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron di mana mereka berbicara tentang situasi kemanusiaan di wilayah yang diduduki sementara di Ukraina.

Presiden Volodymyr Zelensky, dari Ukraina, berpidato pada pertemuan Dewan Keamanan PBB di New York City pada 5 April 2022.
Presiden Volodymyr Zelensky, dari Ukraina, berpidato pada pertemuan Dewan Keamanan PBB di New York City pada 5 April 2022. (TIMOTHY A. CLARY / AFP)
Berita Rekomendasi

"Kami juga sepakat bahwa Prancis akan memberikan dukungan teknis dan bantuan yang diperlukan untuk menyelidiki kejahatan penjajah Rusia di Ukraina," katanya.

Zelensky kemudian mendesak sanksi baru setelah pembantaian warga sipil di Bucha.

"Ini bukan hanya tentang bagaimana orang-orang kita akan menilai sanksi-sanksi itu, tetapi pada kenyataannya bagaimana masyarakat barat akan mengevaluasi sanksi-sanksi ini setelah apa yang dunia lihat di Bucha," katanya.

"Sanksi harus benar-benar menanggapi beratnya sanksi-sanksi itu. kejahatan yang dilakukan di Ukraina."

Dia mencatat pertempuran terberat masih terjadi di Donbas dan Kharkiv.

Zelensky mengatakan dia sedang bersiap untuk bertemu dengan Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen.

"Bersama-sama akan bekerja di Kyiv, ini akan dihargai oleh banyak orang di dunia karena sekarang Kyiv adalah ibu kota demokrasi global dan memperjuangkan kebebasan untuk semua orang di benua Eropa," kata Zelensky.

Baca juga artikel lain terkait Konflik Rusia Ukraina

(Tribunnews.com/Ca)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas