Tentara Rusia Geledah Rumah Warga di Bucha Cari Veteran Perang Donbass, Setelah Itu Dieksekusi
Kateryna Ukraintseva, seorang wakil Dewan Kota Bucha menuturkan kesaksiannya mengenai hari-hari pendudukan pihak Rusia.
Editor: Hasanudin Aco
![Tentara Rusia Geledah Rumah Warga di Bucha Cari Veteran Perang Donbass, Setelah Itu Dieksekusi](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/identifikasi-mayat-warga-sipil-di-kota-bucha_20220407_075121.jpg)
Pasalnya, gedung apartemennya rusak akibat serangan Rusia.
“Kami membawa semua lansia dan anak-anak ke bawah tanah. Tinggal di rubanah dimulai sejak hari pertama perang. Kami membawa semua yang dibutuhkan, mengumpulkan air, dan membuat ruangan senyaman mungkin bagi kehidupan manusia,” lanjut Kateryna.
Kateryna menyebut pasukan Rusia menggelar operasi “pembersihan” di Bucha.
Mereka mengincar veteran perang Donbass, pertempuran melawan kelompok separatis di timur Ukraina yang meletus sejak 2014.
Meskipun demikian, ia juga mengaku mendengar adanya penembakan acak.
Ia menyebut pasukan Rusia betindak brutal di Bucha.
“Suatu ketika, tentara Rusia mengirim ransum kering mereka ke orang-orang di sebuah rubanah, lalu mereka melempar granat ke dalamnya. Itu terjadi. Namun saya tidak punya data mengenai korban dari cerita itu,” kata Kateryna.
“Dalam salah satu ‘operasi pembersihan’ mereka (Rusia), mereka takut pergi ke kegelapan rubanah di sebuah kompleks apartemen. Jadi mereka melempar granat ke dalam. Secara kebetulan, tidak ada yang tewas,” imbuhnya, mengisahkan insiden terpisah.
Kateryna menyebut pasukan Rusia gencar merazia rumah-rumah warga untuk mencari veteran perang Donbass.
Sebagian warga bahkan rela menyerahkan tetangga sendiri kepada tentara Rusia.
Tetapi ia menegaskan tidak semua tentara Rusia bertindak brutal.
Pasukan Rusia dari unit yang berbeda-beda menunjukkan sikap yang berbeda pula.
Unit yang diterjunkan ke tengah kota bahkan merawat warga setempat dan menyumbangkan bahan bakar ke rumah sakit.
Kateryna mengaku warga kekurangan makanan, obat-obatan, serta tanpa listrik selama diduduki pihak Rusia.
Ia menduga terdapat warga yang mati bukan karena dieksekusi, tetapi karena kekurangan makanan.
“Ketika seseorang mati dalam bombardir musuh, itu bisa dimengerti karena itu perang. Namun, ketika warga sipil mati karena mereka tidak punya makanan, air, atau obat-obatan, itu berbeda. Bahkan perang punya aturan sendiri,” katanya.