Polisi Israel Tembak Mati Pelaku Penembakan di Tel Aviv
Pria Palestina terduga pelaku penembakan di kota Tel Aviv, Israel ditembak mati oleh polisi Israel.
Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Garudea Prabawati
Di luar sebuah kafe, pecahan kaca menutupi tanah di luar pintu masuk, seorang pria menghibur seorang wanita yang duduk di kursi bar.
“Ini adalah suasana perang. Tentara dan polisi ada di mana-mana,” kata Binyamin Blum, yang bekerja di sebuah restoran dekat lokasi serangan.
Dilaporkan dari Yerusalem Barat, John Holman dari Al Jazeera mengatakan daerah di mana penembakan itu terjadi "penuh dengan bar dan kafe" dan beberapa orang berada di sekitar pada saat itu.
“Israel telah mengirim lebih banyak polisi, lebih banyak pasukan keamanan ke jalan-jalan, dan perdana menteri mengatakan pada minggu lalu bahwa siapa pun yang memiliki lisensi senjata harus membawa senjata mereka,” kata Holman.
“Ini adalah momen yang mereka persiapkan, terutama karena ini adalah awal bulan suci Ramadhan, yang sering membawa ketegangan di belahan dunia ini.”
Perdana Menteri Naftali Bennett sedang memantau situasi dari markas militer Israel, yang juga di pusat Tel Aviv, kata kantornya.
Dia diperkirakan akan bertemu Menteri Pertahanan Benny Gantz dan pejabat lainnya untuk membahas situasi keamanan pada hari Jumat.
Utusan Amerika dan Eropa untuk Israel mengutuk penembakan hari Kamis.
Dalam sebuah pernyataan, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan AS "mengikuti perkembangan dengan cermat" dan "berhubungan teratur dengan mitra Israel kami, yang dengannya kami berdiri teguh dalam menghadapi terorisme dan kekerasan yang tidak masuk akal."
Kelompok Hamas yang menguasai Jalur Gaza memuji serangan itu tetapi tidak mengaku bertanggung jawab.
Baca juga: Berita Foto : Ribuan Orang Hadiri Pemakaman Pemuda Palestina yang Ditembak Israel
Baca juga: Indonesia dan Iran akan Perkuat Dukungan Internasional dan Solidaritas Dunia Islam untuk Palestina
“Operasi perlawanan adalah respons alami terhadap kejahatan Israel terhadap rakyat Palestina,” kata pejabat senior Hamas Mushir al-Masri kepada Al Jazeera.
Tahun lalu, protes dan bentrokan selama bulan suci Ramadhan memicu perang Gaza selama 11 hari.
Para pemimpin Israel, Yordania dan Palestina telah mengadakan banyak pertemuan dalam beberapa pekan terakhir, dan Israel telah mengambil sejumlah langkah yang bertujuan untuk meredakan ketegangan, termasuk mengeluarkan ribuan izin kerja tambahan untuk warga Palestina dari Jalur Gaza.
Sebelum serangan itu, Israel telah mengatakan akan mengizinkan wanita, anak-anak dan pria di atas 40 tahun dari Tepi Barat yang diduduki untuk sholat di Masjid Al-Aqsa di Yerusalem Timur pada hari Jumat, sholat mingguan pertama Ramadhan.
(Tribunnews.com/Yurika)