Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ukraina Sebut Puluhan Ribu Orang di Mariupol Tewas, Tuding Rusia Lakukan Penyiksaan

Ukraina mengatakan puluhan ribu orang tewas dalam serangan Rusia di kota tenggara Mariupol. Menuduh pasukan Rusia melakukan penyiksaan dan eksekusi.

Penulis: Yurika Nendri Novianingsih
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Ukraina Sebut Puluhan Ribu Orang di Mariupol Tewas, Tuding Rusia Lakukan Penyiksaan
AFP/ARIS MESSINIS
Seorang wanita dievakuasi dari gedung apartemen yang terbakar di Kyiv pada 15 Maret 2022. - Ukraina mengatakan puluhan ribu orang tewas di Mariupol. Menuduh Rusia melakukan penyiksaan. 

TRIBUNNEWS.COM - Ukraina mengatakan puluhan ribu orang kemungkinan tewas dalam serangan Rusia di kota tenggara Mariupol, Senin (11/4/2022).

Sementara itu, ombudswoman hak-hak negara menuduh pasukan Rusia di wilayah itu melakukan penyiksaan dan eksekusi.

"Mariupol telah dihancurkan, ada puluhan ribu orang tewas, tetapi meski demikian, Rusia tidak menghentikan serangan mereka," kata Presiden Volodymyr Zelenskyy dalam pidato video kepada anggota parlemen Korea Selatan, sebagaimana dikutip dari CNA.

Jika dikonfirmasi, itu akan menjadi jumlah kematian terbesar sejauh ini yang dilaporkan di satu tempat di Ukraina, di mana kota-kota dan desa-desa telah dibombardir tanpa henti dan mayat-mayat, termasuk warga sipil, terlihat di jalan-jalan.

Baca juga: Google Blokir Saluran YouTube Parlemen Rusia

Baca juga: Zelenskyy: Saya Tidak Mengerti Kenapa Orang Rusia Benci Ukraina

Kepala Republik Rakyat Donetsk, Denis Pushilin, mengatakan kepada kantor berita Rusia RIA pada hari Senin bahwa lebih dari 5.000 orang mungkin telah tewas di Mariupol.

Dia mengatakan pasukan Ukraina bertanggung jawab.

Jumlah orang yang meninggalkan kota telah turun karena pasukan Rusia telah memperlambat pemeriksaan sebelum keberangkatan, Petro Andryushchenko, seorang pembantu walikota Mariupol pada Senin.

Berita Rekomendasi

Sekitar 10.000 orang sedang menunggu pemeriksaan oleh pasukan Rusia, katanya.

Rusia tidak mengizinkan personel militer untuk pergi dengan pengungsi sipil.

Mengutip angka dari pemerintah kota Mariupol, ombudswoman hak asasi manusia Ukraina, Lyudmyla Denisova mengatakan 33.000 penduduk Mariupol telah dideportasi ke Rusia atau wilayah yang dikuasai oleh separatis yang didukung Rusia di Ukraina timur.

Rusia mengatakan pada hari Minggu bahwa mereka telah mengevakuasi 723.000 orang dari Ukraina sejak dimulainya invasi Rusia.

Tentara Ukraina membersihkan mayat setelah serangan roket menewaskan sedikitnya 35 orang pada 8 April 2022 di sebuah stasiun kereta api di Kramatorsk, Ukraina timur, yang digunakan untuk evakuasi sipil.
Tentara Ukraina membersihkan mayat setelah serangan roket menewaskan sedikitnya 35 orang pada 8 April 2022 di sebuah stasiun kereta api di Kramatorsk, Ukraina timur, yang digunakan untuk evakuasi sipil. (AFP)

"Para saksi melaporkan bahwa pasukan penjaga nasional Rusia dan unit 'Kadyrovite' (Chechnya) melakukan penangkapan ilegal, menyiksa tahanan dan mengeksekusi mereka karena sikap pro-Ukraina," di Mariupol, kata Denisova dalam sebuah posting di Telegram.

Penasihat Kementerian Dalam Negeri Ukraina Anton Geraschenko mengatakan dalam wawancara yang disiarkan televisi pada hari Senin bahwa orang-orang yang dideportasi Ukraina ditahan di sanatoria dan kamp liburan yang dijaga.

"Orang-orang ini tidak diizinkan untuk bergerak bebas, atau memiliki akses gratis ke platform komunikasi untuk menghubungi kerabat mereka di Ukraina," katanya, tanpa mengutip bukti langsung.

Baca juga: Rusia Tumpuk Pasukan ke Perbatasan Timur Ukraina, Kyiv: Mereka Siapkan Serangan Berskala Besar

Baca juga: Mengapa Vladimir Putin Tunjuk Jenderal Aleksandr Dvornikov sebagai Komandan Perang Rusia di Ukraina?

Wakil Perdana Menteri Ukraina, Iryna Vereshchuk mengatakan kepada Reuters bahwa jumlah pos pemeriksaan di sepanjang koridor yang dikontrol Rusia antara Mariupol ke kota Zaporizhzhia di Ukraina telah bertambah dari tiga menjadi 15.

Mariupol termasuk di antara sembilan koridor kemanusiaan yang disepakati dengan Rusia pada hari Senin untuk mengevakuasi orang-orang dari wilayah timur yang terkepung, tetapi koridornya hanya untuk mobil pribadi, kata Vereshchuk di Telegram.

Tidak mungkin menyepakati penyediaan bus, katanya.

Ukraina mengatakan pasukan Rusia berkumpul untuk serangan baru di wilayah timur, termasuk Mariupol, di mana orang-orang tidak memiliki pasokan air, makanan dan energi selama berminggu-minggu.

(Tribunnews.com/Yurika)

Berita lain Rusia Vs Ukraina

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas