Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Didesak Mundur, PM Sri Lanka Tawarkan Perundingan dengan Pengunjuk Rasa, tapi Ditolak

Perdana Menteri Sri Lanka, Mahinda Rajapaksa menawarkan perundingan dengan para pengunjuk rasa yang memintanya mundur dari jabatan.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
zoom-in Didesak Mundur, PM Sri Lanka Tawarkan Perundingan dengan Pengunjuk Rasa, tapi Ditolak
Ishara S. KODIKARA / AFP
(FILES) Dalam file foto yang diambil pada 9 Agustus 2020, Presiden Sri Laka Gotabaya Rajapaksa (kanan) mengangkat kakak laki-lakinya Mahinda Rajapaksa (kiri) sebagai Perdana Menteri baru Sri Lanka di kuil suci Buddha Kelaniya Raja Maha, di luar ibu kota Kolombo. Kemarahan memuncak di Sri Lanka pada krisis ekonomi terburuk di negara itu sejak kemerdekaan pada tahun 1948, sebagian besar diarahkan pada keluarga Rajapaksa yang sangat berkuasa di negara pulau itu. 

"Stabilitas politik adalah prasyarat untuk pembicaraan IMF. Rakyat tidak percaya pada pemerintah ini," kata penyelenggara nasional SJB, Eran Wickramaratne, kepada kantor berita Reuters.

"Presiden dan perdana menteri harus mengundurkan diri," kata Wickramaratne.

Baca juga: Sri Lanka Dilanda Krisis Ekonomi, Indonesia Lakukan Pendataan WNI

Mulai negosiasi dengan IMF pekan depan

Sri Lanka akan memulai negosiasi dengan Dana Moneter Internasional (IMF) minggu depan untuk program pinjaman setelah berbulan-bulan tertunda karena krisis yang memburuk.

Sebelumnya pada Rabu (13/4/2022), Bank Dunia merevisi perkiraan pertumbuhan Sri Lanka menjadi 2,4 persen dari 2,1 persen sebelumnya, tetapi memperingatkan bahwa prospek ekonomi terus tetap tidak pasti.

Pada Selasa (12/4/2022), Kepala Bank Sentral Sri Lanka mengatakan menangguhkan pembayaran utang luar negeri dan mengalihkan cadangan devisa yang semakin menipis untuk mengimpor kebutuhan pokok.

IMF mengatakan sedang menilai implikasi spesifik dari pengumuman Selasa tetapi mendukung rencana negara untuk terlibat dengan kreditur.

Berita Rekomendasi

"Kami menilai utang Sri Lanka tidak berkelanjutan dan bahwa upaya fiskal negara dan penyesuaian kebijakan makroekonomi saja tidak dapat memulihkan keberlanjutan utang," Masahiro Nozaki, Kepala Misi IMF untuk Sri Lanka, mengatakan kepada kantor berita Reuters dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu.

"Oleh karena itu, kami menyambut baik rencana pihak berwenang Sri Lanka untuk terlibat dalam dialog kolaboratif dengan kreditur mereka."

Baca juga: Tawaran Presiden Sri Lanka Bentuk Pemerintah Persatuan Ditolak Mentah-mentah Kelompok Oposisi

Ketidakstablian ekonomi jadi risiko utama

Analis di JP Morgan telah menggarisbawahi ketidakstabilan politik sebagai risiko utama karena pemerintah berjuang untuk mendapatkan bantuan eksternal.

Akar krisis terletak pada salah urus keuangan publik yang menurut para kritikus telah diperburuk oleh pemotongan pajak yang diberlakukan oleh pemerintah tepat sebelum pandemi COVID-19.

Baca juga: Oposisi Sri Lanka Tolak Tawaran Presiden Bentuk Pemerintah Persatuan

Berita lain terkait dengan Krisis Sri Lanka

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas