Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Wanita Pengungsi Ukraina di Inggris Diduga Dilecehkan Pria Lajang, UNHCR Desak Evaluasi

UNHCR meminta Inggris meninjau kembali skema Rumah untuk Ukraina (Homes for Ukraine), menyusul laporan adanya dugaan pelecehan seksual.

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
zoom-in Wanita Pengungsi Ukraina di Inggris Diduga Dilecehkan Pria Lajang, UNHCR Desak Evaluasi
AFP/ARIS MESSINIS
Seorang petugas pemadam kebakaran memeluk seorang wanita di luar gedung apartemen yang rusak di Kyiv pada 15 Maret 2022, setelah serangan di daerah perumahan menewaskan sedikitnya dua orang, layanan darurat Ukraina mengatakan ketika pasukan Rusia mengintensifkan serangan mereka di ibukota Ukraina. - Serangkaian ledakan dahsyat mengguncang distrik perumahan di Kyiv pagi ini menewaskan dua orang, hanya beberapa jam sebelum pembicaraan antara Ukraina dan Rusia akan dilanjutkan. (Photo by Aris Messinis / AFP) 

TRIBUNNEWS.COM - Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) meminta Inggris meninjau kembali skema Rumah untuk Ukraina (Homes for Ukraine), menyusul laporan adanya dugaan pelecehan seksual.

Program Homes for Ukraine merupakan skema untuk menampung pengungsi dari Ukraina, yang memungkinkan warga di Inggris menawarkan rumahnya untuk ditinggali selama enam bulan.

Namun muncul kekhawatiran bahwa para pengungsi wanita berisiko mengalami pelecehan seksual.

Diketahui, ada lebih dari 150.000 orang mendaftar sebagai tuan rumah 'Homes for Ukraine' menjelang peluncurannya pada 18 Maret lalu.

Pekan lalu, The Times merilis laporan penyelidikannya yang mengungkap sejumlah pria lajang di Inggris melakukan tindakan pelecehan kepada pengungsi wanita.

Baca juga: Wakil Perdana Menteri: Putin Dapat Dihentikan oleh Tentara Ukraina, Sanksi dan Negosiasi

Baca juga: Mengenal Moskva, Kapal Perang Utama Rusia yang Tenggelam di Laut Hitam Setelah Dirudal Ukraina

Seorang wanita memegang roti ketika orang-orang mengantre pada distribusi makanan yang diselenggarakan oleh tentara dan sukarelawan Rusia di Mariupol pada 12 April 2022, ketika pasukan Rusia mengintensifkan kampanye untuk merebut kota pelabuhan yang strategis, bagian dari serangan besar-besaran yang diantisipasi di Ukraina timur , sementara Presiden Rusia membuat kasus menantang untuk perang terhadap tetangga Rusia. (Photo by Alexander NEMENOV / AFP)
Seorang wanita memegang roti ketika orang-orang mengantre pada distribusi makanan yang diselenggarakan oleh tentara dan sukarelawan Rusia di Mariupol pada 12 April 2022, ketika pasukan Rusia mengintensifkan kampanye untuk merebut kota pelabuhan yang strategis, bagian dari serangan besar-besaran yang diantisipasi di Ukraina timur , sementara Presiden Rusia membuat kasus menantang untuk perang terhadap tetangga Rusia. (Photo by Alexander NEMENOV / AFP) (AFP/ALEXANDER NEMENOV)

Pria-pria tersebut ingin tidur bersama dan mengirim pesan yang menjurus ke arah seksual kepada para korban perang.

Laporan itu muncul ketika James Jamieson, ketua Asosiasi Pemerintah Lokal (LGA), memperingatkan kemungkinan pengungsi Ukraina bisa menjadi tunawisma.

Berita Rekomendasi

Kepada PA Media, Jamieson mengatakan terjadi peningkatan jumlah pengungsi Ukraina yang keluar dari rumah tempatnya tinggal dengan alasan hubungan yang retak dengan tuan rumah.

Dalam sebuah pernyataan pada Rabu, UNHCR menyarankan kepada pemerintah Inggris agar pengungsi wanita, terlebih yang memiliki anak, ditempatkan di kediaman warga yang sudah berkeluarga.

"Pencocokan yang dilakukan tanpa pengawasan yang tepat dapat meningkatkan risiko yang mungkin dihadapi perempuan, selain trauma pemindahan, perpisahan keluarga, dan kekerasan yang sudah dialami," katanya, dikutip dari Al Jazeera.

Pemerintah Inggris dilaporkan tidak mencocokkan pengungsi dengan tuan rumah yang terdaftar dalam skema Homes for Ukraine.

Sebaliknya, calon tuan rumah ini langsung menghubungi warga Ukraina, kebanyakan menggunakan grup Facebook dan platform media sosial lainnya.

"Kami takut proses pencocokan gratis untuk semua terbuka lebar untuk dieksploitasi oleh pedagang manusia dan orang lain yang senang memangsa pengungsi yang rentan," ujar Louise Calvey, kepala layanan dan perlindungan di badan amal Inggris Refugee Action.

Seorang jubir pemerintah Inggris mengatakan Home Office sedang melakukan pemeriksaan keamanan dan latar belakang semua tuan rumah yang terdaftar.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas