Kebutuhan Pangan Pengungsi Kian Terancam Usai Dapur Umum di Kharkiv Hancur Diserang Rudal Rusia
Seperti serangan terbaru Rusia yang ditujukan ke wilayah Kharkiv pada Minggu (17/4/2022), telah membuat sebagian besar dapur umum di kawasan itu rusak
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEW.COM, KHARKIV – Serangan rudal militer Rusia yang terus membombardir Ukraina tak hanya menghancurkan pangkalan militer serta gudang senjata, namun juga ikut meluluhlantakkan fasilitas dapur umum pengungsi Ukraina.
Seperti serangan terbaru Rusia yang ditujukan ke wilayah Kharkiv pada Minggu (17/4/2022), telah membuat sebagian besar dapur umum di kawasan tersebut rusak parah.
Melansir dari Apnews, dapur tersebut merupakan salah satu dapur umum terbesar yang ada di wilayah Kharkiv, timur laut Ukraina.
Baca juga: Ukraina Dapat Pasokan Beragam Senjata dari AS hingga Negara Eropa, Mampukah Mengatasi Rusia?
Dapur yang didirikan oleh World Central Kitchen, sebuah lembaga sosial buatan chef sekaligus selebriti dunia, José Andrés sengaja dibangun untuk membantu pemerintah Ukraina dalam memenuhi kebutuhan pangan warganya yang tengah mengungsi. World Central Kitchen sendiri saat ini sudah berhasil mendirikan dapur umum di 30 kota Ukraina.
“Memberi makan di tengah perang tanpa perasaan adalah aksi berani, tangguh dan sebuah bentuk perlawanan," kata Andrés.
Dalam sehari biasanya World Central Kitchen membagikan 300 ribu porsi ke para pengungsi Ukraina yang masih bertahan di negaranya.
Namun karena serangan tersebut kini dapur World Central Kitchen yang berada Kharkiv, terancam tak bisa lagi memenuhi kebutuhan pangan pengungsi lantaran kondisinya yang kini sudah hancur lebur.
Meski operasional dapur ini ditutup sementara, namun Andrés berjanji pihaknya akan tetap terus memasak untuk rakyat Ukraina.
Baca juga: Konflik Rusia-Ukraina Bikin Harga Perhiasan Central Mega Kencana Naik
Walikota Kharkiv, Ihor Terekhov menyebut serangan bom tak hanya memporak - porandakan kota namun juga menyebabkan tiga korban jiwa tewas serta 34 orang luka – luka.
Melihat negaranya yang terus diserang militer Putin, membuat presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy geram hingga meminta bantuan pada pemimpin Inggris dan Swedia untuk membantu menyelamatkan puluhan ribu warga negaranya yang dikepung militer Rusia.
Meski segala upaya telah di lakukan beberapa negara Eropa untuk mendamaikan Rusia dan Ukraina, namun hingga sejauh ini kedua belah pihak tersebut belum menunjukan tanda-tanda untuk meletakan senjatanya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.