Buntut Rusia Stop Aliran Gas, Kota-kota di Polandia Mulai Krisis Elpiji
Gazprom, pemasok gas alam utama Rusia, telah mengumumkan penghentian total ekspor gas ke Bulgaria dan Polandia pada Rabu.
Penulis: Setya Krisna Sumarga
TRIBUNNEWS.COM, WARSAWA - Wakil Menteri Dalam Negeri dan Administrasi Polandia, Paweł Szefernaker mengatakan beberapa lusin kota di negara itu kini dibiarkan tanpa LPG (elpiji) atau gas.
Kondisi ini terjadi menyusul terhentinya pasokan gas dari Rusia ke Polandia. Sebaliknya, Warsawa menjatuhkan sanksi pada raksasa energi Rusia, Novatek.
"Saat ini, kami sedang mencoba mencari cara untuk memecahkan masalah ini,” kata Szefernaker sembari menambahkan, pasokan gas dari sumber lain sedang diusahakan.
Dia menjelaskan setelah pengenalan sanksi, anak perusahaan Novatek, Novatek Green Energy, menangguhkan pasokan gas ke beberapa lusin kota Polandia.
Baca juga: Mulai Hari Ini, Gazprom Hentikan Pasokan Gas ke Bulgaria
Baca juga: Polandia Bekukan Puluhan Aset Perusahaan Asal Rusia Mulai Gazprom Hingga Produsen Pupuk Akron
Baca juga: Tak Ingin Kena Ultimatum Putin, Austria dan Hungaria Setuju Bayar Gas Rusia Pakai Rubel
Menurut berita yang dipublikasikan Russia Today, Kamis (28/4/2022), untuk memulihkan pasokan gas, pihak berwenang berniat menyita infrastruktur milik perusahaan Rusia itu.
Polandia menjatuhkan sanksi sebagai buntut operasi militer Rusia ke Ukraina. Kini Polandia sedang mancari cara menasionalisasi infrastruktur gas perusahaan Rusia tersebut.
"Tentu saja, aneh infrastruktur ini ada dikuasai perusahaan Rusia," imbuhnya.
Minggu ini, otoritas Polandia mengumumkan sanksi terhadap 50 badan hukum dan individu Rusia, termasuk perusahaan Acron, Gazprom dan Novatek.
Gazprom, pemasok gas alam utama Rusia, telah mengumumkan penghentian total ekspor gas ke Bulgaria dan Polandia pada Rabu.
Tolak Bayar Pakai Mata Uang Rubel
Penghentian pasokan gas itu dilakukan setelah kedua negara menolak melakukan pembayaran impor gas dalam mata uang rubel.
Pasokan tidak akan dilanjutkan sampai Sofia dan Warsawa mematuhi persyaratan baru yang diputuskan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Raksasa energi yang berbasis di Saint Petersburg memperingatkan jika Bulgaria dan Polandia menyedot gas transit Rusia yang ditujukan untuk negara lain.
Aksi itu akan mengurangi pasokan dengan jumlah yang ditahan secara ilegal oleh Sofia dan Warsawa.
Dalam sebuah pernyataan Rabu pagi, Gazprom menjelaskan sampai akhir hari kerja pada 26 April, ekspor Gazprom belum menerima pembayaran rubel untuk pengiriman gas pada April dari perusahaan 'Bulgargaz' (Bulgaria) dan PGNiG (Polandia).
Pembayaran dalam Rubel jadi keputusan Presiden Vladimir Putin tertanggal 31 Maret. Disebutkan "pembayaran untuk gas yang dikirim sejak 1 April harus dilakukan dalam rubel,".
Kedua perusahaan telah diberitahu tentang ini "pada waktu yang tepat."
Bulan lalu, Putin mewajibkan negara-negara yang telah memberlakukan sanksi terhadap Rusia, dan masih mengimpor gasnya, untuk menggunakan mata uang Rusia untuk transaksi.
Beberapa pembeli dari sejumlah negara, seperti Hungaria, Austria, dan Jerman telah mengisyaratkan kesediaan menerima tuntutan Moskow.
Pada Senin, Uniper, importir gas Rusia terbesar di Jerman, mengatakan akan memungkinkan untuk membayar pasokan di masa depan tanpa melanggar sanksi barat.
Kanselir Austria Karl Nehammer telah menyatakan sudut pandang yang sama, seperti halnya pemerintah Hungaria.
Uniper mengungkapkan pada Senin ada cara untuk berjalan di garis tipis antara mematuhi sanksi UE dan memenuhi persyaratan Rusia untuk pembayaran rubel.
Seorang perwakilan perusahaan mengatakan “menurut penilaian awal dan oleh karena itu masih tidak mengikat, kami masih menganggap pemrosesan pembayaran yang sesuai di masa depan layak dilakukan.”
Polandia telah menolak untuk mengikuti prosedur ini dan pada hari Selasa memberi sanksi kepada Gazprom, yang memiliki 48 persen saham di perusahaan Polandia yang memiliki jaringan pipa gas Yamal-Eropa.
Rute pipa gas sepanjang 4.000 kilometer mengantarkan gas dari Semenanjung Yamal dan Siberia barat ke Jerman dan Polandia melalui Belarusia.
Berbicara kepada stasiun radio RMF pada Rabu, Petr Naimsky, pejabat pemerintah Polandia yang mengawasi infrastruktur energi strategis negara itu, mengatakan Warsawa takkan lagi membeli gas dari Rusia.
Sementara kontrak 10 tahun Bulgaria dengan Gazprom saat ini akan berakhir pada akhir tahun ini. Bulgargaz tidak akan menyelesaikan kontrak jika harus membayar dalam rubel.
Sofia bergantung pada Rusia untuk sekitar 90 persen gasnya, dengan sisanya berasal dari Azerbaijan.
Bulan lalu, juru bicara perusahaan energi negara Bulgargaz mengatakan kepada wartawan, mulai musim panas ini, Baku akan menyediakan seluruh pasokan negara itu, meskipun dengan harga yang lebih tinggi.
Lebih jauh ke depan, pemerintah Bulgaria berencana untuk menghubungkan negara itu ke terminal Liquefied Natural Gas (LNG) yang belum selesai di Yunani. Gas akan diimpor dari AS.(Tribunnews.com/RussiaToday/xna)