Suplai Gas Dihentikan, Polandia Ajak Seluruh Negara Eropa Boikot Gas Rusia
Polandia ternyata sudah siap dengan hal itu dan menyebutkan berbisnis dengan Rusia akan sangat buruk bagi mereka.
Editor: Hasanudin Aco
"Mulai 1 April, pembayaran untuk gas perlu dilakukan menggunakan rincian bank baru, yang diberitahukan kepada rekanan secara tepat waktu," tulis Gazprom.
PGNiG milik Polandia mengonfirmasi pasokan gas yang mengalir di jaringan pipa Yamal dari Gazprom telah dipotong tetapi mengatakan masih bisa memasok klien mereka sesuai kebutuhan.
"Memotong pasokan gas adalah pelanggaran kontrak dan PGNiG berhak untuk meminta kompensasi dan akan menggunakan semua cara sesuai kontrak dan hukum yang ada untuk melakukannya," kata perusahaan itu.
Polandia dan Bulgaria adalah anggota NATO dan Uni Eropa (UE).
Gazprom memasok sekitar 50% konsumsi gas Polandia. Negara itu mengatakan tidak perlu menarik cadangan dan bahwa penyimpanan gasnya sudah 76% penuh.
Sementara direktur eksekutif operator jaringan gas Bulgaria, Bulgartransgaz, mengatakan bahwa pasokan ke Bulgaria masih mengalir. Negara lain seperti Hungaria dan Austria juga mengatakan pasokan gas mereka dari Rusia masih normal.
Tidak mengejutkan
Presiden Komisi Uni Eropa, Ursula von der Leyen, mengatakan bahwa penangguhan pasokan gas Rusia ke negara-negara anggota UE tidak mengejutkan.
"Kami siap untuk skenario ini. Kami berhubungan dekat dengan semua negara anggota," ujar von der Leyen, seraya menambahkan bahwa UE telah menyiapkan rencana darurat.
Von der Leyen menyebut pemotongan suplai gas "tidak dapat dibenarkan dan tidak dapat diterima." Pengumuman oleh Gazprom adalah "satu lagi upaya Rusia untuk menggunakan gas sebagai alat pemerasan."
Von der Leyen mengatakan Komisi Eropa saat ini tengah mengerjakan tanggapan yang terkoordinasi terkait masalah ini.
Invasi Rusia ke Ukraina telah memasuki bulan ketiga. Sejak pasukan invasi Rusia dipukul mundur di pinggiran ibu kota Kyiv bulan lalu, Moskow memfokuskan kembali operasinya di wilayah timur dan merebut pinggiran kota Velyka Komyshuvakha dan Zavody di satu sisi, dan pemukiman Zarichne dan Novoshtokivske di wilayah Donetsk.
Sumber: Sky News/Reuters/Kompas.TV