Diundang Jokowi, Putin dan Zelensky akan Bertemu di KTT G20 Bali, Kenapa Sikap AS Berubah?
Jokowi telah melakukan pembicara melalui sambungan telepon dengan kedua pemimpin negara yang tengah berperang itu.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan akan mengundang Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin ke puncak pertemuan pemimpin G20 di Bali pada November 2022 tahun ini.
Jokowi telah melakukan pembicara melalui sambungan telepon dengan kedua pemimpin negara yang tengah berperang itu.
Baik Zelensky maupun Putin akan hadir dalam pertemuan di Bali.
Presiden Jokowi mengatakan G20 memiliki peran sebagai katalisator dalam pemulihan ekonomi dunia, yang terpengaruh dua hal besar, pandemi Covid-19 dan perang di Ukraina.
"Dalam konteks inilah maka dalam pembicaraan per telepon kemarin saya mengundang Presiden Zelenskyy untuk hadir dalam KTT G20," kata Jokowi.
Dalam pembicaraan telepon dengan Putin, Jokowi mengatakan ia menekankan pentingnya perang segera diakhiri.
"Saya juga menekankan agar solusi damai dapat terus dikedepankan dan Indonesia siap berkontribusi untuk upaya damai tersebut. Dalam kesempatan tersebut, Presiden Putin menyampaikan terima kasih atas undangan KTT G20 dan beliau menyatakan akan hadir," kata Jokowi.
Baca juga: Vladimir Putin Siap Hadiri KTT G20 di Bali, Jokowi Tolak Permintaan Bantuan Senjata ke Ukraina
Kecerdikan Indonesia
Anggota Komisi I DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Sukamta, mengatakan jika benar Presiden Joko Widodo telah mengundang Zelensky maka itu menunjukkan "kecerdikan Indonesia."
"Itu bisa dilihat dari sisi perspektif kompromi tapi boleh jadi itu juga dapat dilihat sebagai kecerdikan Indonesia," kata Sukamta kepada BBC News Indonesia, Kamis (28/04/2022).
Pertemuan puncak pemimpin G20 akan digelar di Bali pada 15 dan 16 November 2022.
Adapun pertemuan antar menteri sudah mulai pada akhir Oktober 2022.
Di sinilah kemudian Indonesia disebutkan mengundang Zelensky ke pertemuan puncak KTT G20. "Negosiasi itu biasa saja terjadi."
Di sisi lain, menurutnya, langkah Indonesia itu sebagai bentuk kecerdikan, utamanya posisinya sebagai presidensi G20 dalam perang Ukraina-Rusia.