Babak Baru Sanksi untuk Moskow, Uni Eropa Usulkan Larangan Minyak Rusia
Presiden Komisi Eropa Ursula Von Der Leyen juga mengusulkan pada Rabu (4/5/2022) bahwa tiga bank besar Rusia diputus dari SWIFT.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Inza Maliana
TRIBUNNEWS.COM - Pemberian sanksi terhadap Rusia atas invasinya ke Ukraina telah menemui babak baru.
Terbaru, eksekutif Uni Eropa (UE) meminta blok beranggotakan 27 negara itu melarang impor minyak dari Rusia.
Ini merupakan langkah lain dalam serangkaian paket sanksi keenam yang dijatuhkan terhadap Moskow atas invasinya ke Ukraina.
Dilansir Al Jazeera, Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen juga mengusulkan tiga bank besar Rusia diputus dari sistem pembayaran perbankan internasional SWIFT dan menyerukan larangan tiga lembaga penyiaran milik negara itu pada Rabu (4/5/2022)
Sebagai wujud kemarahan Barat atas operasi skala penuh Presiden Rusia Vladimir Putin sejak 24 Februari, Von Der Leyen mengatakan Moskow harus menghadapi konsekuensi.
"Putin harus membayar harga, harga tinggi, untuk agresi brutalnya," katanya kepada Parlemen Eropa di Strasbourg.
Baca juga: POPULER Internasional: Ukraina Disebut Disiapkan Serang Rusia sejak Januari | Bagaimana Perang Usai
Baca juga: Pentagon Latih Tentara Ukraina di Bekas Markas Pasukan Nazi Jerman di Bavaria
Dia meminta negara-negara anggota Uni Eropa untuk menghentikan impor minyak mentah dalam waktu enam bulan dan produk olahan pada akhir tahun.
"Kami akan memastikan bahwa kami menghapus minyak Rusia secara teratur, dengan cara yang memungkinkan kami dan mitra kami untuk mengamankan rute pasokan alternatif dan meminimalkan dampak pada pasar global," kata don der Leyen.
Impor minyak mentah Rusia turun 40 persen
Presiden Energy Intelligence Alex Schindler ikut berkomentar, menurutnya larangan yang direncanakan terhadap minyak mentah Rusia jauh lebih mudah diterapkan daripada beberapa produk minyak lainnya, seperti bensin.
Dia menambahkan bahwa impor minyak mentah dari Rusia ke UE turun 40 persen pada April dibandingkan tahun 2021, sedangkan impor produk minyak meningkat.
"Itulah alasan mengapa Uni Eropa mengatakan bahwa mereka akan menghapus produk secara bertahap pada akhir tahun, sementara minyak mentah akan jauh lebih cepat," katanya kepada Al Jazeera dari London.
Proposal harus disetujui dengan suara bulat untuk berlaku dan kemungkinan akan menjadi bahan perdebatan sengit.
Von der Leyen mengakui bahwa membuat 27 negara anggota untuk menyetujui sanksi minyak "tidak akan mudah"
Jika disetujui, larangan impor minyak akan menjadi paket kedua sanksi Uni Eropa yang menargetkan industri energi Rusia yang menguntungkan.
Baca juga: Pentingnya Tanggal 9 Mei bagi Rusia, Diyakini akan Jadi Hari Putin Deklarasikan Perang ke Ukraina
Baca juga: Agresi Bersenjata Rusia Berdampak pada Lebih dari 627 Anak di Ukraina
Sanksi pada individu
Von der Leyen juga mengatakan UE harus menargetkan perwira militer berpangkat tinggi dan lainnya "yang melakukan kejahatan perang di Bucha", pinggiran ibukota Kyiv.
Pejabat Ukraina menuduh bahwa pasukan Rusia yang mundur melakukan pembunuhan massal terhadap warga sipil di Bucha, yang telah dibantah oleh Moskow.
"Ini mengirimkan sinyal penting lainnya kepada semua pelaku perang Kremlin: Kami tahu siapa Anda. Kami akan meminta pertanggungjawaban Anda. Anda tidak akan lolos begitu saja," kata von der Leyen.
Sanksi kepada Gereja Ortodoks Rusia Patriark Kirill
Komisi Eropa juga telah mengusulkan sanksi kepada kepala Gereja Ortodoks Rusia, Patriark Kirill, yang telah mendukung perang Rusia, menurut sebuah dokumen yang dilihat oleh kantor berita AFP.
Daftar baru tersebut mencakup 58 orang yang terkena sanksi, kata badan tersebut pada Senin (2/5/2022).
Selain banyak personel militer Rusia, sanksi juga menargetkan istri, putri dan putra juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.
Perbankan juga dijatuhi sanksi
Perbankan juga menjadi sasaran badan eksekutif Uni Eropa.
Von der Leyen mengatakan Sberbank, bank terbesar Rusia, harus dikeluarkan dari SWIFT.
Dia mengatakan Sberbank menyumbang sekitar 37 persen dari sektor perbankan Rusia.
"Dan kami juga akan melakukan de-SWIFT dua bank besar lainnya di Rusia. Dengan itu, kami memukul bank-bank yang secara sistemik kritis terhadap sistem keuangan Rusia dan kemampuan Putin untuk melakukan penghancuran," katanya.
Kane dari Al Jazeera mengatakan langkah ini signifikan.
"Itu sangat penting karena tanpa akses ke sana, itu akan membuat lebih sulit bagi Sberbank dan lembaga keuangan lainnya untuk melakukan transaksi di komunitas internasional," katanya.
Von der Leyen juga mengatakan bahwa mereka yang diduga menyebarkan disinformasi tentang perang di Ukraina akan menjadi sasaran.
"Kami melarang tiga penyiar besar milik negara Rusia dari siaran kami. Mereka tidak akan diizinkan untuk mendistribusikan konten mereka lagi di UE, dalam bentuk atau bentuk apa pun baik itu di kabel, melalui satelit, di internet, atau melalui aplikasi ponsel cerdas."
Dia tidak menyebut nama penyiar secara langsung, tetapi mencap saluran televisi "sebagai corong yang memperkuat kebohongan dan propaganda Putin secara agresif."
"Kita seharusnya tidak memberi mereka panggung lagi untuk menyebarkan kebohongan ini," tegasnya.
Baca juga: Uni Eropa akan Melarang Minyak Rusia akibat Perang di Ukraina
Baca juga: Paus Fransiskus Ingin Bertemu Putin Terkait Ukraina, Tapi Belum Dapat Tanggapan dari Rusia
Hongaria tidak akan mendukung pelarangan minyak Rusia
Menteri Luar Negeri Hongaria mengatakan negara itu tidak akan mendukung proposal Uni Eropa untuk melarang impor minyak dari Rusia.
Dalam sebuah video yang diunggah ke media sosial, Menteri Luar Negeri Hungaria Peter Szijjarto mengatakan bahwa pasokan energi Hungaria "akan dihancurkan sepenuhnya" oleh embargo UE atas minyak Rusia, pada Rabu (4/5/2022).
Menurutnya, tidak mungkin bagi Hungaria untuk mendapatkan minyak yang diperlukan untuk fungsi ekonomi Hongaria.
Dikutip Ap News, pernyataan Szijjarto muncul ketika Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengusulkan agar negara-negara anggota Uni Eropa menghentikan impor minyak mentah dalam waktu enam bulan dan produk olahan pada akhir tahun sebagai bagian dari paket sanksi keenam terhadap Rusia.
Usulan tersebut harus disetujui dengan suara bulat agar dapat diterapkan, dan keengganan pemerintah di Hungaria dan Slovakia untuk mendukung sanksi terhadap bahan bakar fosil Rusia telah menempatkan hambatan sebelum tanggapan Uni Eropa yang bersatu
Szijjarto mengatakan Hungaria hanya akan mendukung sanksi putaran keenam jika impor minyak dikecualikan.
Berita lain terkait Konflik Rusia Vs Ukraina
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)