Presiden Putin Telepon PM Israel, Tidak Ada Kabar Sakit, Peskov Sebut Informasi Sampah
Tidak ada kabar Putin tengah sakit, akan operasi kanker dan spekulasi mengenai penyerahan kekuasaan selama Putin menjalani operasi.
Penulis: Setya Krisna Sumarga
TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan percakapan telepon dengan Perdana Menteri Israel Naftali Bennett, Kamis (5/5/2022) malam waktu Moskow.
Di antaranya membahas situasi terbaru Ukraina dan persiapan parade peringatan Hari Kemenangan (Victory Day) 9 Mei 2022 di Moskow.
Tidak ada kabar Putin tengah sakit, akan operasi kanker dan spekulasi mengenai penyerahan kekuasaan selama Putin menjalani operasi.
Tidak ada satupun media Rusia yang mengabarkan atau mengklarifikasi rumor atau isu yang disebarkan media arus utama barat.
Juru bicara Kremlin, Dmitri Peskov sebelumnya menjawab aneka informasi negatif media arus utama barat adalah “sampah”.
Termasuk isu Presiden Putin akan mobilisasi massa dan menyatakan perang pada 9 Mei, tepat bersamaan Victory Day, kemenangan Rusia atas Nazi Jerman pada Perang Dunia II.
Peskov menyebut informasi itu "sampah," meyakinkan para jurnalis Presiden Putin tidak berencana menyatakan perang terhadap Ukraina.
Peskov juga menyesalkan kurangnya kemajuan dalam pembicaraan Rusia-Ukraina, menuduh kepemimpinan Ukraina terus-menerus mengubah posisinya.
Ketika ditanya tentang sanksi UE putaran keenam, yang diharapkan akan diadopsi oleh perwakilan 27 negara anggota akhir pekan ini, Peskov mencatat sanksi adalah pedang bermata dua dan warga Eropa harus menanggung akibatnya.
Baca juga: Bagaimana Mesin Propaganda Ukraina Bekerja saat Rusia Menyerang Mereka?
Baca juga: Putin Minta Presiden Macron Bantu Hentikan Kejahatan Perang Ukraina
Baca juga: Ramzan Kadyrov Disebut Inginkan Putin Segera Rebut Semua Kota di Ukraina: Lebih Cepat Lebih Baik
Baca juga: Lula da Silva Sebut Presiden Ukraina Zelensky Memang Inginkan Perang
Baca juga: Media Barat Kompak Tutupi Sepak Terjang Batalyon Azov Neo-Nazi Ukraina
Dalam percakapan telepon dengan PM Israel Naftali Bennet, Putin menyampaikan Rusia memberi perhatian khusus masalah kemanusiaan di Ukraina.
Termasuk evakuasi warga sipil yang jadi tameng hidup pasukan dan milisi neoNazi Azov di pabrik baja Azovstal.
Kremlin menyampaikan sebagian isi percakapan Putin-Bennet dalam sebuah pernyataan pers. Menurut Putin, militer Rusia siap memastikan jalan keluar yang aman bagi warga sipil.
Putin juga menekankan, pihak berwenang Kiev harus memerintahkan militan yang tersisa di pabrik Azovstal untuk meletakkan senjata.
"Pada malam Hari Kemenangan dalam Perang Patriotik Hebat, yang dirayakan Rusia dan Israel pada 9 Mei, Putin dan Bennett menekankan pentingnya khusus tanggal ini bagi rakyat kedua negara," tambah pernyataan Kremlin.
Rusia Tak Ancam AS dan Eropa
Perkembangan lain, Duta Besar Rusia untuk AS, Anatoly Antonov, menegaskan, Rusia tidak pernah mengancam Amerika Serikat atau sekutu Eropanya.
Rusia melakukan segala upaya untuk mencegah eskalasi konflik Ukraina. Antonov juga menekankan tuduhan apapun terhadap Moskow tentang "retorika nuklir agresif" tidak berdasar.
Kiev dia anggap memulai spekulasi tidak sehat tentang perang nuklir.
Pekan lalu, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan kepada Xinhua, AS dan NATO harus berhenti menuangkan senjata ke Ukraina jika mereka benar-benar ingin mengakhiri konflik.
Rusia melancarkan operasi militer khusus di Ukraina pada Februari, di tengah meningkatnya serangan pasukan Kiev terhadap Republik Rakyat Donetsk dan Lugansk (DPR dan LPR).
Presiden Putin menekankan operasi itu dimulai untuk menghentikan perang selama delapan tahun di Donbass, menekankan tujuan Rusia adalah "demiliterisasi dan denazifikasi".
Dari Mariupol, sejak Kamis (5/5/2022), pasukan Rusia untuk sementara waktu berhenti menyerang pabrik baja Azovstal, kubu terakhir pasukan Rusia di Mariupol.
Selain prajurit militer Ukraina, anggota batalion neo-Nazi Azov dan tentara bayaran asing telah bersembunyi selama lebih dari sebulan di tempat itu.
Menurut juru bicara Kremlin, Dmitri Peskov, militer Rusia mematuhi perintah sebelumnya dari Presiden Vladimir Putin untuk tidak menyerbu pabrik tersebut.
“Tidak ada penyerangan. Kami melihat gejolak terjadi ketika militan keluar untuk memindahkan senjata. Upaya-upaya ini sedang ditekan cukup cepat,” katanya.
Pada Selasa, beberapa media Rusia dan Ukraina melaporkan pertempuran telah pecah di dan sekitar kompleks pabrik baja raksasa setelah beberapa hari relatif tenang berkat gencatan senjata yang diumumkan Moskow.
Menurut laporan ini, pabrik Azovstal dihantam artileri dan pemboman udara. Rekaman yang belum diverifikasi yang beredar di media sosial tampaknya menguatkan hal ini, menggambarkan gumpalan asap mengepul dari fasilitas tersebut.
Republik Rakyat Donetsk mengklaim militer Ukraina dan pejuang Azov yang bersembunyi di fasilitas industri memanfaatkan jeda pertempuran untuk mengambil posisi baru.
Moskow mengatakan pasukannya sekarang menguasai seluruh kota pelabuhan Mariupol, kecuali pabrik Azovstal, yang menawarkan jaringan luas bunker dan terowongan era Perang Dingin.
Pada 21 April, Presiden Rusia Vladimir Putin membatalkan operasi untuk menyerbu pabrik baja, karena khawatir akan banyak korban di antara pasukan Rusia.
Ia memerintahkan pengepungan penuh terhadap pasukan Ukraina dan para militant Azov yang bersembunyi di sana.(Tribunnews.com/RussiaToday/Sputniknews/GlobalTimes/xna)