Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Didukung Tank dan Artileri, Pasukan Rusia Terus Gempur Pabrik Baja Azovstal di Mariupol

Pasukan Rusia yang didukung dengan tank dan artileri berat terus menggempur pabrik baja Azovstal di Mariupol, benteng terakhir tentara Ukraina.

Penulis: Malvyandie Haryadi
zoom-in Didukung Tank dan Artileri, Pasukan Rusia Terus Gempur Pabrik Baja Azovstal di Mariupol
Andrey BORODULIN / AFP
Asap mengepul dari halaman pabrik baja Azovstal di kota Mariupol pada 29 April 2022, di tengah aksi militer Rusia yang sedang berlangsung di Ukraina. 

TRIBUNNEWS.COM, MARIUPOL - Pasukan Rusia yang didukung dengan tank dan artileri berat terus menggempur pabrik baja Azovstal di Mariupol, benteng terakhir tentara Ukraina.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Ukraina Oleksandr Motuzyanyk, Senin (9/5/2022) mengatakan, sangat mungkin serangan ini akan melibatkan bomber Rusia dalam beberapa hari ke depan.

Azovstal, kompleks bangunan dan terowongan bawah tanah yang luas, adalah tempat terakhir bagi pasukan Ukraina di Mariupol, yang penangkapannya akan membantu menghubungkan daerah-daerah yang dikuasai Rusia di selatan dan timur Ukraina dan memisahkan Ukraina dari Laut Azov.

Putin telah mendeklarasikan kemenangan di Mariupol tetapi kontrol pabrik baja akan menjadi pencapaian simbolis pada hari ke-75 perang yang telah menelan banyak nyawa Rusia dan mengisolasi ekonominya, tetapi gagal merebut kota besar mana pun.

Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Belum Tunjukan Tanda-tanda Berakhir, Jokowi Minta Setkab Gelar Rapat Mingguan

Pada hari Sabtu, Kyiv dan Moskow mengatakan semua warga sipil sekarang telah dievakuasi dari fasilitas itu, tetapi masih ada orang yang berharap untuk melarikan diri dari kota Mariupol yang lebih luas.

“Masih banyak orang di Mariupol yang ingin pergi tetapi tidak bisa,” kata Viktoria Andreyeva, seorang guru sejarah berusia 46 tahun, di kota Zaporizhzhia yang dikuasai Ukraina, sekitar 230 km (140 mil) barat laut dari Mariupol.

Wakil komandan resimen Azov yang bersembunyi di pabrik baja Azovstal memohon kepada masyarakat internasional untuk membantu mengevakuasi tentara yang terluka.

Berita Rekomendasi

"Kami akan terus berjuang selama kami masih hidup untuk mengusir penjajah Rusia," kata Kapten Sviatoslav Palamar dalam konferensi pers online, Minggu.

Sama-sama Klaim Menangkan Perang

Perayaan Hari Kemenangan yang menandai menyerahnya Nazi Jerman kepada Uni Soviet diperingati oleh Rusia dan Ukraina yang kini tengah berperang, Senin (9/5/2022).

Presiden kedua negara, Vladimir Putin dan Volodymyr Zelensky sama-sama berpidato pada hari bersejarah tersebut.

Putin menghadiri parade Hari Kemenangan megah di Lapangan Merah, Moskow.

Rusia memamerkan barisan prajurit dan perlengkapan militer untuk memperingati peran Uni Soviet pada Perang Dunia Kedua lalu.

Ketika berpidato, Putin tidak menyinggung langkah Rusia untuk mengakhiri perang.

Dia justru lebih banyak menegaskan klaim Ukraina dan NATO adalah “ancaman” Rusia.

Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Belum Tunjukan Tanda-tanda Berakhir, Jokowi Minta Setkab Gelar Rapat Mingguan

Putin mengaku pihaknya berhak meluncurkan serangan pendahuluan (pre-emptive strike) karena ekspansi NATO ke Eropa Timur.

Ia menjustifikasi invasi ke Ukraina untuk mencegah perang “yang tidak bisa dielakkan” lawan NATO.

“Bahaya semakin meningkat dari hari ke hari. Rusia memutuskan respons pendahuluan terhadap agresi. Ini (invasi ke Ukraina) terpaksa, tepat waktu, dan satu-satunya keputusan yang benar,” kata Putin dalam pidatonya sebagaimana dikutip Associated Press.

Walaupun telah memfokuskan agresi ke kawasan Donbass usai gagal merebut Kiev, pasukan Rusia urung mencapai kemajuan berarti.

Sejumlah kalangan khawatir Putin akan mendeklarasikan secara resmi perang lawan Ukraina dan mengumumkan mobilisasi massal untuk menyokong agresi.

Perang yang semakin panjang di Ukraina menghadirkan tantangan tersendiri bagi Rusia, mengingat sumber daya perang konvensional mereka yang menipis dan bantuan senjata konstan untuk rezim Kiev.

Di lain sisi, kegagalan Rusia di Ukraina sejauh ini pun mesti dibayar mahal dengan sanksi meluas yang menjerat ekonomi Rusia.

Pidato Presiden Ukraina

Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky juga berpidato sendiri dari Kiev pada Hari Kemenangan.

Dia menegaskan tekad Ukraina yang tidak akan kalah dalam perang ini.

“Secepatnya, akan ada dua Hari Kemenangan di Ukraina. Dan satu pihak (Rusia) tidak akan memiliki apa pun. Kami menang dulu. Kami akan menang sekarang,” kata Zelensky.

Volodymyr Zelenskyy memperingatkan dalam beberapa hari terakhir bahwa serangan Rusia akan memburuk menjelang Hari Kemenangan.

Beberapa kota di Ukraina mengumumkan jam malam atau memperingatkan orang-orang agar tidak berkumpul di tempat umum.

Presiden Rusia Vladimir Putin diyakini ingin memproklamirkan semacam kemenangan di Ukraina ketika dia berpidato di depan pasukan di Lapangan Merah.

"Mereka tidak punya apa-apa untuk dirayakan," kata Linda Thomas-Greenfield, duta besar AS untuk PBB, kepada CNN. 

“Mereka belum berhasil mengalahkan Ukraina. Mereka belum berhasil memecah belah dunia atau memecah belah NATO. Dan mereka hanya berhasil mengasingkan diri secara internasional dan menjadi negara paria di seluruh dunia,” ujarnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas