Sisa Tentara Ukraina dan Milisi Azov di Pabrik Azovstal Tetap Ingin Melawan Rusia
Tentara Ukraina dan milisi Azov minta dievakuasi dari Mariupol oleh negara pihak ketiga. Mereka menolak peran Rusia dalam proses evakuasi.
Penulis: Setya Krisna Sumarga
TRIBUNNEWS.COM, MARIUPOL – Tentara Ukraina dan sisa militan Azov yang bercokol di pabrik baja Azovstal, Mariupol, bertekad melawan pasukan Rusia hingga titik darah penghabisan.
Mereka tidak memiliki rencana menyerahkan diri. Petempur resimen neo-Nazi Azov Ukraina mengatakan kepada wartawan pada Minggu (8/5/2022) selama konferensi pers video.
Seorang pria yang diidentifikasi sebagai Ilya Samoylenko, bertindak sebagai juru bicara Azov, menyebut opsi menyerah tidak dapat diterima.
Ia menambahkan itu akan menjadi hadiah untuk musuh, mengacu pada pasukan Rusia dan milisi republik Donbass yang mengendalikan sebagian besar Mariupol.
"Kami akan terus berjuang selama kami hidup," kata Sviatoslav Palamar, Wakil Komandan Resimen Azov.
Baca juga: Dua Perwira Tinggi Marinir Ukraina di Azovstal Akhirnya Menyerah
Baca juga: Propaganda Ukraina dan Nasib Warga Sipil di Komplek Pabrik Baja Azovstal
Baca juga: Kesaksian Pekerja Azovstal: Operasi Rusia Satu-satunya Cara Akhiri Neraka Ala Azov
Minta Dievakuasi Negara Ketiga
Samoylenko menyebutkan evakuasi pasukan Ukraina dari wilayah pabrik baja adalah satu-satunya pilihan yang layak dan menuntut Kiev mengambil langkah tegas memfasilitasi ini.
Dia juga menambahkan pasukan yang bersembunyi di pabrik siap menerima bantuan dari negara mana pun, kecuali Rusia dan sekutunya.
Sebelumnya, seorang komandan marinir Ukraina yang juga bercokol di pabrik Azovstal telah meminta bantuan seperti itu kepada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Samoylenko mengakui para petempur di pabrik telah menghabiskan semua sumber daya (yang dibutuhkan) untuk pertahanan yang efisien.
“Pasukan Ukraina masih memiliki makanan, air dan senjata tetapi sumber daya mereka terbatas,” tambahnya.
Petugas intelijen juga mengakui masih ada ratusan tentara yang terluka di pabrik dan meminta Kiev mengevakuasi mereka bersama petugas medis, yang kelelahan.
Palamar mengkritik politisi Ukraina, yang memuji upaya sebelumnya untuk mengevakuasi warga sipil dari pabrik sebagai kisah sukses.
“Apakah semua warga sipil sudah dievakuasi? Kami tidak dapat mengatakan dengan pasti karena tidak ada organisasi internasional, tidak ada politisi Ukraina yang datang ke pabrik…” kata Palamar sinis.