Eksekutif Asing di Jepang Perlu Belajar Bahasa Jepang dan Mengerti Budayanya
Sebagai eksekutif asing yang bekerja di Jepang harus belajar bahasa Jepang supaya mengerti dengan baik budaya dan pola pikir orang Jepang sehingga mul
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Sebagai eksekutif asing yang bekerja di Jepang harus belajar bahasa Jepang supaya mengerti dengan baik budaya dan pola pikir orang Jepang sehingga mulus dalam bekerja nantinya.
Hal itu disampaikan oleh pengacara profesional dan mantan jaksa Jepang Nobuo Gohara kepada Tribunnews.com saat berada di klub wartawan asing di Jepang (FCCJ) siang ini (11/5/2022).
"Eksekutif asing memang harus belajar bahasa Jepang sebaiknya kalau mau bekerja di Jepang sehingga bisa mengerti budaya manusia Jepang," papar Gohara.
Apa yang terjadi selama ini dalam situasi permasalahan eksekutif asing tersebut adaah mereka dituduh melakukan kejahatan dan ditangkap ditahan segera.
"Kesulitan bahasa memang menjadi masalah yang sulit untuk komunikasi antara mereka dengan kita di Jepang. Hal itu membuat kesulitan pula dalam perlindungan hak diri mereka pula. Oleh karena itu eksekutif asing haruslah sangat hati-hati dalam bekerja di Jepang selain harus mengerti bahasa dan budayanya."
Di lain pihak tuduhan dalam sebuah proses hukum memang tidaklah mudah menghadapinya.
"Memang tampaknya ada sistim hukum di Jepang yang keterlaluan saat ini sehingga menyulitkan mereka pula. Oleh karena itu supaya lancar dalam bekerja sebenarnya mereka harus mengerti dulu sebaiknya bahasa dan budaya Jepang dengan baik."
Kasus eksekutif asing mencuat ke atas setelah masalah Carlos Ghosn yang kini mendapat Red Notice dari pihak Interpol dicari (wanted) oleh pihak polisi internasional dan keberadaan di Lebanon sulit untuk menangkapnya.
"Namun dalam kasus eksekutif asing di jepang itu termasuk kasus seorang eksekutif asing yang bekerja di Nikko SMBC tampaknya membantah semua tuduhan yang diajukan jaksa. Kasus Ghosn membuat tekanan cukup keras dari masyarakat internasional termasuk kritik kepada pihak kejaksaan Jepang ikut berpengaruh."
Namun dengan kasus tersebut pihak eksekutif Nikko SMBC akhirnya bisa dibebaskan sementara dnegan jaminan uang, meskipun dia membantah 100 % semua tuduhan yang diajukan pihak kejaksaan Jepang.
"Semua itu secara tidak langsung sebagai hasil antusiasme internasional kepada kasus Ghosn."
Pengacara Gohara juga menyebutkan hal serupa kesulitan dihadapi juga oleh eksekutif Jepang.
"Namun bedanya mereka melihat lebih banyak mana keuntungan kalau membela diri dari tuntutan kejaksaan yang ada. Maka biasanya mereka cepat menyerah agar kasus cepat selesai."
Tidak demikian dengan kasus eksekutif asing di Jepang.
"Biasanya mereka berjuang keras terus menentang kalau percaya dirinya tidak bersalah dan dianggap diperlakukan tidak adil oleh pihak kejaksaan Jepang. Itulah bedanya dengan pihak eksekutif Jepang yang kena tuntutan. Jadi sebenarnya mungkin perlu pula ada pembaharuan dari sistim hukum yang ada di Jepang saat ini," paparnya lebih lanjut.
Sementara itu beasiswa (ke Jepang), belajar gratis di sekolah bahasa Jepang di Jepang, serta upaya belajar bahasa Jepang yang lebih efektif . Tak lupa cash in back Rp.10 juta bagi murid Pandan College. Info lengkap silakan email: info@sekolah.biz dengan subject: Belajar bahasa Jepang.