Israel Tuduh Palestina di Balik Penembakan Jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh
Menurut Ali para jurnalis itu melewati pasukan Israel sehingga tentara dapat melihat dan mengetahui bahwa mereka ada di sana.
Editor: Hasanudin Aco
Senada, Shaza Hanaysheh, jurnalis yang termasuk di antara tujuh orang tersebut mengatakan tidak ada bentrokan atau penembakan antara militer Israel dengan kelompok bersenjata Palestina di daerah itu.
Shaza mengaku saat mendengar suara tembakan, dia dan Shireen berlari menuju pohon untuk berlindung.
"Saya sampai di pohon sebelum Shireen. Dia jatuh ke tanah. Para prajurit tidak berhenti menembak bahkan setelah dia jatuh. Setiap kali saya mengulurkan tangan ke arah Shireen, para prajurit menembaki kami," kata Shaza.
Komandan militer Israel, Brigadir Jendral Ran Kochav mengatakan bahwa dua wartawan yang tertembak itu berdiri di dekat kelompok bersenjata Palestina.
Dia menilai kelompok itu sebagai orang-orang tidak profesional dan teroris, serta menuding mereka memukul para wartawan.
Pejabat Israel menunjuk sebuah rekaman video yang menampilkan kelompok bersenjata Palestina terlihat berlarian di jalan-jalan sempit dan salah satu dari mereka berteriak bahwa seorang tentara telah terluka.
Pejabat Israel juga mengatakan, tidak ada tentara Israel yang terluka dalam insiden itu, sehingga menilai bahwa kelompok bersenjata Palestina malah menembak jurnalis.
Israel juga mengatakan pihaknya telah mengusulkan penyelidikan bersama dan otopsi dengan Otoritas Palestina, tetapi tawaran itu ditolak.
Sementara itu, Al Jazeera sempat menghentikan siarannya untuk mengumumkan kematian Shireen.
Dalam sebuah pernyataan, Al Jazeera meminta masyarakat internasional untuk mengecam dan meminta pertanggungjawaban pasukan pendudukan Israel yang sengaja menargetkan dan membunuh jurnalis sekaligus rekan mereka.
"Kami berjanji untuk mengadili para pelaku secara hukum, tidak peduli seberapa keras mereka berusaha menutupi kejahatan mereka, dan membawa mereka ke pengadilan," kata media yang berbasis di Qatar itu.
Sumber: The Associated Press/Kompas.TV