Swedia-Finlandia Masuk NATO, Rusia Akan Pertimbangkan Nuklir di Baltik
Finlandia dan Swedia tetap berada di luar NATO selama Perang Dingin, sebagai negara netral di Eropa utara.
Penulis: Setya Krisna Sumarga
TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Alexander Glushko menyatakan, langkah Finlandia dan Swedia untuk bergabung ke NATO tidak akan dibiarkan tanpa tanggapan Rusia.
Namun tanggapan Moskow seperti dikutip Russia Today, Sabtu (14/5/2022), tidak akan didasarkan pada emosi tetapi pada analisis faktor keamanan yang menyeluruh.
Glushko menambahkan, terlalu dini membicarakannya relokasi senjata nuklir lebih dekat ke dua negara Nordik, tapi bukan berarti tidak akan dipertimbangkan pada waktunya.
“Terlalu dini untuk membicarakan hal ini,” kata Glushko kepada wartawan di Moskow.
Ia ditanya apakah keanggotaan Helsinki dan Stockholm ke NATO dapat mendorong Moskow menempatkan nuklirnya di wilayah Baltik.
Baca juga: Niat Swedia-Finlandia Bergabung dengan NATO Bisa Berdampak Serius, Apakah Aliansi akan Menerima?
Baca juga: Barat Diperingatkan Soal Potensi Perang Nuklir Besar-besaran jika Finlandia-Swedia Gabung NATO
Baca juga: Intel Inggris: Bergabungnya Finlandia-Swedia ke NATO Bakal jadi Hari Buruk bagi Putin
Baik Finlandia dan Swedia tetap berada di luar NATO selama Perang Dingin, sebagai negara netral di Eropa utara.
Tapi pemerintah negara-negara itu empertimbangkan kembali sikap mereka setelah Rusia meluncurkan operasi militer khusus ke Ukraina akhir Februari.
Laporan media mengklaim Helsinki dan Stockholm dapat mengajukan permohonan masuk blok militer pimpinan AS dalam beberapa hari mendatang.
Glushko menunjukkan jika Finlandia dan Swedia masuk NATO, kedua negara benar-benar menyerah pada status non-nuklir mereka.
“Negara-negara itu akan berpartisipasi dalam kelompok perencanaan nuklir NATO,” kata Glushko sembari menyebutkan selama beberapa dekade Swedia dan Finlandia mendorong non-proliferasi dan penghancuran senjata semacam itu.
Ekspansi NATO menuju perbatasan Rusia dipandang sebagai ancaman besar oleh Moskow. Penambahan anggota baru, jika itu terjadi, akan ditanggapi balasan yang tepat oleh Moskow.
Tindakan balasan tersebut tidak akan emosional, tetapi berdasarkan analisis menyeluruh dan terkalibrasi dari semua faktor yang mempengaruhi situasi keamanan di kawasan itu.
Rusia tidak melihat alasan apapun bagi Finlandia dan Swedia untuk masuk keanggotaan NATO karena Rusia tidak memiliki niat bermusuhan ke negara-negara tersebut.
Ia menyatakan, ekspansi NATO ke timur Eropa hanya akan menambah ketegangan di kawasan itu. Segera setelah keanggotaan Helsinki dan Stockholm disetujui, blok tersebut akan langsung mengklaim sisi utaranya rentan.
Itu akan jadi alasan dan dalih perbatasan antara NATO dan Rusia bertambah 1.300 kilometer. Perbatasan ini harus dilindungi, dan NATO akan mengerahkan kontingen militer.
Turki Tolak Swedia dan Finlandia
Di Ankara, Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan menentang jalan Swedia dan Finlandia bergabung ke NATO.
Erdogan yakin kedua negara Skandinavia itu menampung 'teroris' yang masuk daftar hitam pemerintah Ankara.
Erdogan mengemukakan pendapatnya di Ankara, Jumat (13/5/2022). Ia menyebut kedua negara melindungi para tokoh Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang dimusuhi Turki.
PKK dianggap gerakan separatis yang beroperasi di Turki tenggara. Turki juga melarang Front Pembebasan Rakyat Revolusioner (DHKP/C), partai komunis Turki.
Pernyataan itu muncul setelah Helsinki dan Stockholm menunjukkan niat mereka bergabung aliansi militer pimpinan AS.
“Kami saat ini mengikuti perkembangan mengenai Swedia dan Finlandia, tetapi kami tidak mendukungnya. Pada titik ini, tidak mungkin bagi kami untuk memiliki pendekatan positif,” kata Erdogan.
“Sayangnya negara-negara Skandinavia hampir seperti penginapan untuk organisasi teroris. PKK dan DHKP/C bersarang di Swedia dan Belanda. Saya melangkah lebih jauh, di parlemen mereka,” tambahnya.
Niat Finlandia dan Swedia
Pada April, prihatin dengan aksi militer Rusia di Ukraina, Swedia dan Finlandia mulai mempertimbangkan untuk menjatuhkan status netral mereka dan bergabung dengan NATO.
Pejabat tinggi Finlandia telah mendukung inisiatif tersebut. Swedia akan memutuskan aksesi ke blok militer pada 15 Mei.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menegaskan kembali organisasi yang dipimpin AS akan bersemangat memasukkan kedua negara dan akan membuat proses penerimaan cepat.
Moskow telah berulang kali menyatakan bahwa mereka menganggap perluasan NATO sebagai ancaman terhadap keamanan nasionalnya.
Kremlin juga telah memperingatkan Swedia dan Finlandia mereka akan membahayakan keamanan mereka, daripada meningkatkannya, dengan bergabung dengan aliansi tersebut.
Rusia menyerang negara tetangga itu pada akhir Februari, menyusul kegagalan Ukraina untuk mengimplementasikan persyaratan perjanjian Minsk 2014, dan pengakuan akhirnya Moskow atas republik Donbass di Donetsk dan Lugansk.
Protokol Minsk yang ditengahi Jerman dan Perancis dirancang untuk memberikan status khusus kepada daerah-daerah yang memisahkan diri di dalam negara Ukraina.
Kremlin sejak itu menuntut agar Ukraina secara resmi menyatakan dirinya sebagai negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan blok militer NATO yang dipimpin AS.
Kiev menegaskan serangan Rusia benar-benar tidak beralasan dan membantah klaim bahwa pihaknya berencana untuk merebut kembali kedua republik secara paksa.
Di Riga, Menteri Luar Negeri Latvia Edgars Rinkevics mengatakan negaranya menyetujui Finlandia dan Swedia bergabung NATO.
Mereka mencatat penambahan mereka ke aliansi akan mengubah Laut Baltik menjadi "laut NATO". Rinkevics mengatakan hal itu ke media Financial Times.
Bersama rekan-rekannya di Estonia dan Lithuania, Rinkevics menyatakan keinginannya untuk meratifikasi aplikasi keanggotaan kedua negara Nordik.
Tiga Negara Baltik Bersemangat
Ketiganya mengatakan kepada Times, mereka akan mendapat manfaat dari kekuatan militer Finlandia dan Swedia, khususnya armada jet tempur AS-Finlandia.
Terlepas dari dukungannya yang tak tanggung-tanggung untuk masuknya tetangga utara Rusia ke NATO, Rinkevics berharap untuk lebih banyak pasukan NATO di negaranya.
Transformasi Baltik menjadi aset NATO “tidak mengubah tuntutan kami untuk peningkatan NATO di wilayah Baltik.”
Menlu itu menambahkan masih ada masalah yang harus ditangani, dan situasi keamanan saat ini membutuhkan tindakan yang lebih berani.
NATO telah mengirim 1.000 tentara tambahan masing-masing ke Estonia, Latvia, dan Lithuania dari negara-negara anggota Eropa awal tahun ini.
Namun ketiga negara itu menuntut lebih banyak, menyerukan penambahan brigade terdiri 3.000 hingga 5.000 tentara.
Mereka juga menuntut peningkatan pertahanan udara yang akan memungkinkan mereka menembak jatuh pesawat Rusia jika terjadi serangan.
Sebelum invasi ke Ukraina, Baltik mengaku khawatir tentang kemungkinan Rusia menginvasi wilayah mereka melalui celah Suwalki.
Ini wilayah perbatasan yang relatif pendek (65 km) antara Polandia dan Lithuania yang diapit antara Belarusia dan Provinsi Kaliningrad Rusia.
Ketiga negara dilaporkan meningkatkan pengeluaran pertahanan mereka menjadi 2,5 persen dari PDB, dibandingkan dengan persyaratan NATO sebesar 2 persen.
Rusia memperingatkan Finlandia yang ingin bergabung NATO, niatnya akan menimbulkan ancaman langsung.
Finlandia berbagi perbatasan darat 833 mil (1.340 kilometer) dengan Rusia dan sementara Helsinki telah mengakui tetangganya tidak menimbulkan ancaman langsung.
Keanggotaan di blok tersebut merupakan eskalasi langsung, menempatkan aliansi bermusuhan langsung di perbatasan Rusia.(Tribunnews.com/RussiaToday/xna)