Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Uni Eropa Akhirnya Gagal Sepakat Embargo Minyak dan Gas Rusia

Negara-negara Uni Eropa yang sangat bergantung pada minyak Rusia, termasuk Hungaria, Republik Ceko, Slovakia dan Bulgaria.

Penulis: Setya Krisna Sumarga
zoom-in Uni Eropa Akhirnya Gagal Sepakat Embargo Minyak dan Gas Rusia
The Guardian/AFP
Presiden Tusia Vladimir Putin tetap mengharuskan Uni Eropa membayar gas yang dibelinya dari Rusia dengan rubel. Foto Presiden Vladimir Putin di jaringan pipa gas Rusia di Vladivostok, 2011. 

TRIBUNNEWS.COM, BRUSSEL - Negara-negara anggota Uni Eropa gagal menyepakati proposal larangan atau embargo impor minyak dan gas Rusia.

Kegagalan mengakhiri 10 hari negosiasi di antara negara anggota blok. Hungaria memimpin sekelompok negara yang menolak sanksi usulan Uni Eropa itu.

Pernyataan disampaikan Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Joseph Borrel, dikutip Rusia Today, Senin (16/5/2022).

“Kami akan melakukan yang terbaik untuk membuka kebuntuan situasi. Saya tidak bisa memastikan itu akan terjadi, karena posisinya (menentang) cukup kuat,” kata Borrel.

Usulan embargo minyak mentah Rusia adalah bagian dari paket sanksi keenam, yang diusulkan pada 4 Mei, menyusul serangan militer Rusia ke Ukraina.

Borrell mengakui beberapa negara anggota menghadapi lebih banyak kesulitan karena mereka lebih bergantung pada migas Rusia.

Posisi wilayahnya terkurung daratan, dan mereka hanya memiliki minyak melalui pipa, dan semua berasal dari Rusia.

Baca juga: Jerman Tak Siap Embargo Gas Rusia, Cina Ingatkan Ancaman Kelaparan Global

Baca juga: Embargo Impor Migas Rusia, Uni Eropa Hancurkan Ekonomi Mereka Sendiri

Baca juga: PM Hungaria Victor Orban Samakan Embargo Minyak Rusia Seperti Serangan Nuklir

BERITA TERKAIT

Negara-negara Uni Eropa yang sangat bergantung pada minyak Rusia, termasuk Hungaria, Republik Ceko, Slovakia dan Bulgaria.

Mereka berulang kali menyuarakan keberatan mereka terhadap larangan tersebut. Pemerintah Hungaria mengatakan embargo akan menghantam perekonomian negara itu.

Pekan lalu, Menteri Luar Negeri Hungaria Peter Szijjarto mengatakan blok tersebut gagal menemukan cara untuk mengurangi kerusakan akibat embargo.

Sejak akhir Februari, kekuatan brat telah memberlakukan sanksi berat terhadap Rusia atas operasi militernya di Ukraina.

Sanksi tersebut termasuk melarang impor batu bara, membekukan aset Rusia, menutup penerbangan pesawat Rusia, memasukkan berbagai perusahaan Rusia e daftar hitam.

Selain melarang pesawat UE dari wilayah udaranya, tanggapan Rusia sejauh ini sebagian besar terbatas pada sanksi terhadap perusahaan tertentu yang terkait penyitaan aset Rusia.

Sebagai respon balik lain, Rusia meminta negara-negara yang tidak bersahabat membayar gas alam Rusia dalam mata uang rubel.

Perundingan Berlangsung Alot

Awal pekan ini, Uni Eropa dikabarkan belum mencapai kesepakatan paket sanksi ke Rusia akan mencakup embargo minyak dan gas dari negara itu.

Hungaria bersikeras menolak gagasan menyertakan embargo migas Rusia karena akan menghancurkan ekonomi negara itu.

Informasi ini diwartakan sejumlah media global, termasuk Bloomberg, Jumat (13/5/2022). Negosiasi untuk mencapai kesepakatan bulat masih akan dilakukan 16 Mei di Brussel.

Menurut Bloomberg, negara-negara UE masih berusaha untuk menyetujui paket sanksi secara penuh.

Beberapa negara anggota percaya keputusan tentang minyak Rusia harus ditunda.

Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban baru-baru ini mendesak agar setiap opsi untuk embargo minyak harus didiskusikan pada pertemuan puncak para pemimpin Uni Eropa.

Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell pada Jumat mengumumkan upaya larangan minyak sejauh ini tidak mencapai hasil.

“Jika tidak ada kesepakatan di tingkat duta besar, maka pada Senin para menteri ketika mereka berkumpul mereka harus memberikan dorongan politik,” kata Borrel.

FILE - Kapal tanker minyak Rusia berlayar mendekati Pelabuhan Oslo, Norwegia.
FILE - Kapal tanker minyak Rusia berlayar mendekati Pelabuhan Oslo, Norwegia. (EPA-EFE/OLE BERG-RUSTEN/Balkan Insight)

“Saya yakin kita akan memiliki kesepakatan. Kami membutuhkannya dan kami akan memilikinya. Kita harus menghilangkan ketergantungan minyak dari Rusia,” imbuhnya dikutip Reuters.

Sanksi Uni Eropa memerlukan dukungan suara bulat dari 27 negara, tetapi para duta besar tidak dapat mencapai kesepakatan tentang paket sanksi keenam.

Komisi Eropa mengusulkan untuk melarang impor minyak mentah Rusia mulai enam bulan setelah berlakunya paket sanksi keenam.

Impor produk minyak Rusia akan dihentikan total mulai 2023. Pada saat yang sama, Komisi Eropa mengizinkan Hongaria dan Slovakia, membeli minyak dari Moskow hingga akhir 2024.

Menurut sumber di markas Uni Eropa, bagaimanapun, Komisi Eropa harus mengkaji ulang sejumlah proposal terkait pemberlakuan embargo, spesifikasi dan kemungkinan pengecualian.

Hongaria sangat menentang pelarangan minyak Rusia, dengan Perdana Menteri Orban mengecamnya sebagai “bom nuklir” pada ekonomi Hongaria.

Budapest mendapat dukungan dari negara-negara Uni Eropa lainnya yang percaya kerusakan dari tindakan ini akan menjadi bencana besar bagi blok tersebut.

Menurut majalah Politico, untuk membujuk Budapest, Komisi Eropa telah menyusun rencana untuk menawarkan kompensasi finansial kepada Hongaria jika menandatangani embargo yang diusulkan.

Mengutip tiga pejabat Uni Eropa, publikasi tersebut melaporkan uang ini dapat “disalurkan ke Budapest.

Dana itu jadi bagian strategi energi baru blok tersebut, yang akan ditetapkan minggu depan, untuk mengakhiri ketergantungannya pada bahan bakar fosil Rusia.

Selain minyak, paket sanksi baru dilaporkan menargetkan tiga bank Rusia lagi, yang akan diputuskan dari sistem pembayaran internasional SWIFT.

Para menteri luar negeri Uni Eropa dijadwalkan untuk membahas paket berikutnya pada 16 Mei.

Tata Dunia Baru Akan Terbentuk

Di Moskow mantan Presiden Rusia Dmitri Medvedev menyatakan, serangkaian sanksi ke Rusia akan mendorong tatanan dunia baru.

Arsitektur keamanan global baru menurut Medvedev akan muncul setelah runtuhnya dunia yang berpusat di AS.

Medvedev, yang sekarang menjadi Wakil Ketua Dewan Keamanan Negara di kanal Telegram menunjukkan kemungkinan efek global dari sanksi ke Rusia.

Sejumlah "rantai pasokan global" akan dihancurkan akibat sanksi, mempertaruhkan krisis logistik besar.

Beberapa maskapai barat juga mungkin bangkrut karena tidak dapat menggunakan wilayah udara Rusia.

Krisis energi di negara-negara bagian yang memberlakukan sanksi merugikan diri sendiri terhadap minyak dan gas Rusia akan memburuk, dengan harga energi yang terus melejit.

“Krisis pangan internasional yang lengkap akan muncul dengan prospek kelaparan di masing-masing negara,” kata Medvedev.

Ketidakstabilan mata uang nasional, inflasi yang melonjak, dan penghancuran perlindungan hukum untuk properti pribadi akan menyebabkan keadaan darurat moneter dan keuangan.

"Konflik regional baru akan pecah di tempat-tempat di mana ketegangan tetap tidak terselesaikan selama beberapa dekade, sementara para teroris akan meningkatkan aktivitas mereka dengan berpikir perhatian pemerintah barat sedang terganggu perselisihan dengan Rusia," tulisnya.

Menurut Medvedev, epidemi baru dapat dimulai karena kerja sama internasional yang tidak adil di wilayah tersebut dan fakta langsung dari penggunaan senjata biologis.

Banyak badan internasional, yang telah membuktikan diri mereka tidak efektif dalam upaya mereka menyelesaikan konflik Ukraina.

Ia menunjuk organisasi hak asasi manusia utama Eropa, Dewan Eropa.

Aliansi internasional baru dari negara-negara akan dibentuk, berdasarkan prinsip-prinsip Anglo-Saxon yang pragmatis daripada ideologis.

Pada akhirnya, akan tercipta arsitektur keamanan baru yang mengakui kelemahan konsep-konsep kebarat-baratan dalam hubungan internasional.

AS, UE, dan beberapa lainnya telah menjatuhkan beberapa putaran sanksi ekonomi yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Moskow sejak melancarkan serangan militernya di Ukraina.

Di antara langkah-langkah lain, aset asing Bank Sentral Rusia dan berbagai entitas dan pengusaha lainnya telah dibekukan.

Sementara itu, Rusia secara efektif terputus dari pasar uang yang didominasi dolar dan euro, dan beragam bisnis asing telah berhenti berurusan dengan negara itu.(Tribunnews.com/RussiaToday/xna)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas