Hongaria Kembali Tolak Kesepakatan Uni Eropa, Embargo Minyak Rusia Batal Direalisasikan
Langkah yang diambil Uni Eropa selain untuk memukul ekonomi, juga dimaksudkan untuk membuktikan kemandirian Eropa dari ketergantungan energi Rusia
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Muhammad Zulfikar
Lapoan Wartawan Tribunnews, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, BRUSSELS – Kesepakatan Uni Eropa untuk mengembargo komiditi energi Rusia kembali gagal, lantaran pemerintah Hongaria enggan untuk mencabut hak vetonya atas impor minyak Rusia, Senin (16/5/2022).
Dilansir dari Reuters, kesepakatan embargo yang dibuat Uni Eropa dimaksudkan untuk menutup keran pendapatan Presiden Vladimir Putin, dalam mendanai perangnya di Ukraina.
Namun kesepakatan tersebut kembali gagal tercapai, karena Hongaria terus menolak desakan proposal Uni Eropa.
Baca juga: Serangan Rusia Hanya Berjarak 9 Mil ke Polandia, Basis Militer di Lviv Dihancurkan
“Sayangnya, tidak mungkin mencapai kesepakatan hari ini,” kata kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa, Josep Borrell.
Dalam pertemuan para menteri luar negeri blok barat tersebut, Borrel menyebut bahwa kesepakatan proposal Uni Eropa tidak bisa sepenuhnya dilaksanakan, apabila satu dari 27 negara Eropa tak mau menyetujui aturan baru tersebut.
Penolakan proposal tersebut dilakukan pemerintah Hongaria demi mengamankan pasokan minyak mentah negaranya, ditengah kelangkaan energi yang terjadi di pasar global.
Penolakan ini bukan kali pertama yang dilakukan Hongaria, pada awal bulan Mei Kemarin pemerintah juga telah menolak permintaan Uni Eropa untuk membantu proses embargo minyak Rusia
Menteri Luar Negeri Hongaria, Peter Szijjarto, menyebut bahwa pemerintahnya membutuhkan ratusan juta dolar untuk membangun kilang minyak, peningkatan kapasitas untuk pipa minyak Kroasia, hingga kompensasi untuk ekonomi Hongaria.
Baca juga: RANGKUMAN Sejumlah Peristiwa yang Terjadi Selama Invasi Rusia ke Ukraina Hari ke-83
Alasan inilah yang membuat Hongaria tak bisa lepas dari pasokan impor Rusia.
“Komisi Eropa harus menawarkan solusi untuk membiayai investasi dan mengkompensasi kenaikan harga dengan total struktur energi Hongaria dalam besarnya 15 sampai 18 miliar euro,” ujar Peter Szijjarto di laman Facebooknya.
Penolakan tak hanya dilakukan Hongaria saja, dua negara UE lainnya seperti Slovakia dan Republik Ceko diketahui juga ikut menolak proposal embargo yang diajukan Uni Eropa.
Keputusan yang diambil ketiga negara tersebut tentunya makin mempersulit Uni Eropa untuk merealisasikan embargo dalam waktu dekat.
Lebih lanjut pada 30 dan 31 Mei mendatang para diplomat Uni Eropa berencana untuk mengadakan pertemuan ulang terkait kesepakatan tentang larangan bertahap terhadap minyak Rusia, nantinya pada pertemuan tersebut UE akan kembali membujuk Hongaria, Slovakia dan Republik Ceko untuk menyetujui proposal embargo meski harus melewati masa transisi yang cukup lama.
“Saya yakin bahwa kita akan menemukan kesepakatan dalam beberapa hari mendatang,” kata Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock.
Nantinya jika kesepakatan ini berhasil disetujui, maka embargo minyak mentah akan dilakukan selama enam bulan kedepan.
Borel menyebut langkah yang diambil Uni Eropa ini selain untuk memukul ekonomi Rusia, juga dimaksudkan untuk membuktikan kemandirian Eropa dari ketergantungan energi Rusia.
Sebagai informasi sebelumnya Uni Eropa memberlakukan embargo minyak, Amerika Serikat dan Inggris lebih dulu memutus impor minyak Rusia.