Presiden Erdogan Tegaskan Tak Ingin NATO Tampung Pelindung “Musuh” Turki
Turki bersikeras menuduh dua negara Nordik itu gagal mengekstradisi puluhan tersangka "teroris" - sebuah referensi ke Kurdi.
Penulis: Setya Krisna Sumarga
Meskipun demikian, Stockholm dan Helsinki telah mengusulkan bekerja sama dengan Ankara guna menemukan solusi.
Pemerintah Turki menuntut jaminan keamanan dari negara-negara Nordik dan pencabutan pembatasan ekspor pertahanan mereka di negara itu.
Sejumlah negara Eropa, termasuk Swedia dan Finlandia, membekukan ekspor senjata ke Turki menyusul operasi militernya di Suriah utara pada musim gugur 2019.
"Sikap kami sangat terbuka dan jelas. Ini bukan ancaman, ini bukan negosiasi di mana kami mencoba memanfaatkan kepentingan kami. Ini juga bukan populisme. Ini jelas tentang dukungan dua negara anggota potensial untuk terorisme, dan pengamatan kami yang solid tentang itu, inilah yang kami bagikan," kata Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu pada Minggu.
Sementara blok lainnya sangat ingin menerima anggota baru, perluasan membutuhkan persetujuan bulat dari semua 30 anggota.
Moskow telah menyuarakan keprihatinannya tentang kemungkinan perluasan aliansi, serta menekankan perkembangan ini akan direspon secara khusus.
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov memperingatkan ekspansi terbaru NATO tidak akan membuat Eropa lebih stabil dan aman.
Ancam Isolasi Turki
Di sisi lain, anggota parlemen Uni Eropa mengancam Turki akan membawa NATO mengisolasi negara itu jika menolak Swedia dan Finlandia.
Hal ini dikemukakan Manfred Weber, pemimpin kelompok terbesar Parlemen Uni Eropa, Partai Rakyat Eropa (EPP).
"Siapa pun, yang mempertanyakan persatuan NATO, akan mengisolasi diri mereka sendiri di dalam komunitas," kata Weber.
Anggota parlemen Uni Eropa lebih lanjut menekankan bergabung ke NATO adalah keinginan Finlandia dan Swedia.
Weber mengklaim tidak ada alasan yang masuk akal untuk menolak hak kedua negara untuk bergabung dalam aliansi.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg secara terpisah menyatakan aliansi tersebut berencana meningkatkan kehadirannya di kawasan Baltik dan memberikan jaminan keamanan untuk Finlandia dan Swedia.
Dia juga menyatakan keyakinannya negara-negara akan menyelesaikan perbedaan mereka dengan Turki.
"Saya yakin kami akan dapat menemukan titik temu, konsensus tentang bagaimana mengatasi masalah keanggotaan," kata Stoltenberg.(Tribunnews.com/RussiaToday/xna)