7 Bus Bawa Pejuang Ukraina dari Pabrik Baja Azovstal ke Olenivka yang Dikuasai Rusia
Tujuh bus yang membawa pejuang Ukraina yang bertahan selama berminggu-minggu melawan pasukan Rusia di pabrik baja Azovstal, tiba di kota Olenivka.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Tujuh bus yang membawa pejuang Ukraina yang bertahan selama berminggu-minggu melawan pasukan Rusia di pabrik baja Azovstal, tiba di kota Olenivka yang dikuasai Rusia dekat Donetsk, menurut seorang saksi mata Reuters.
Dilansir Al Jazeera, kantor berita TASS mengatakan Komite Investigasi Rusia berencana untuk menanyai para tentara.
Banyak dari mereka adalah anggota Batalyon Azov, sebagai bagian dari penyelidikan atas apa yang disebut Moskow sebagai "kejahatan rezim Ukraina".
Baca juga: Pengamat Sebut Serangan ke Ukraina Pertaruhkan Masa Depan Rusia
Baca juga: Vladimir Putin Disebut Ambilalih Tugas Kolonelnya Atur Operasional Teknis Serangan ke Ukraina
Pejabat Ukraina: Pertahanan Mariupol mengubah arah perang
Penasihat Presiden Ukraina Mykhailo Podolyak mengatakan pejuang Ukraina yang membela Mariupol dari serangan Rusia mengubah arah perang dengan bertahan selama 82 hari.
Komentar Podolya disiarkan televisi menyebut pembicaraan tentang mengevakuasi lebih banyak orang dari pabrik baja Azovstal di kota itu.
Azovstal menjadi benteng pertahanan terakhir setelah berminggu-minggu pengepungan dan pemboman Rusia, sulit tetapi ada harapan mereka akan berhasil.
Baca juga: Rusia Sepakati Evakuasi Tentara Ukraina yang Terluka Dari Azovstal, Zelensky: Selamatkan Anak Kami
Baca juga: Perang Sengit di Pabrik Baja Azovstal Mariupol Berakhir, Ratusan Pasukan Ukraina Dievakuasi
Disebut menyerah untuk diperlakukan manusiawi
Sementara itu, Kremlin menyebut pejuang di pabrik baja Azovstal menyerah untuk diperlakukan 'manusiawi'.
Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa pejuang Ukraina yang menyerah di pabrik baja Azovstal akan diperlakukan “secara manusiawi” dan “sesuai dengan standar internasional”.
Peskov mengatakan bahwa Putin secara pribadi telah menjamin hal itu akan terjadi.
Pernyataannya muncul setelah seorang anggota parlemen yang bertindak sebagai salah satu perunding Moskow dalam pembicaraan damai yang sekarang terhenti dengan Ukraina.
Dia mengatakan sebelumnya pada Selasa (17/5/2022) bahwa Rusia harus mempertimbangkan hukuman mati untuk apa yang disebutnya pejuang "nasionalis" dari resimen Azov yang telah bersembunyi di pabrik baja.
“Mereka tidak layak untuk hidup setelah kejahatan mengerikan terhadap kemanusiaan yang telah mereka lakukan dan yang dilakukan terus menerus terhadap tahanan kami,” kata Leonid Slutsky selama debat di majelis rendah parlemen Rusia, Duma Negara.
Berita lain terkait dengan Konflik Rusia Vs Ukraina
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)