Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Nasib Ratusan Tentara Ukraina Tak Pasti Usai Menyerah, Dijamin Putin atau Terancam Hukuman Mati

Berikut nasib tentara yang menjaga benteng terakhir Ukraina di kawasan Pabrik Baja Azovstal telah menyerah kepada Rusia tidak pasti.

Penulis: Inza Maliana
Editor: Arif Fajar Nasucha
zoom-in Nasib Ratusan Tentara Ukraina Tak Pasti Usai Menyerah, Dijamin Putin atau Terancam Hukuman Mati
Michal Cizek / AFP
Anak-anak memegang bendera Ukraina dan poster bertuliskan "Selamatkan Azovstal" saat ratusan demonstran, terutama pengungsi Ukraina yang tinggal di Praha, ikut serta dalam protes anti-perang di alun-alun Kota Tua di Praha pada 15 Mei 2022. 

TRIBUNNEWS.COM - Ratusan tentara yang menjaga benteng terakhir Ukraina di kawasan Pabrik Baja Azovstal telah menyerah kepada Rusia pada Senin (16/5/2022) lalu.

Rusia mengatakan pada Selasa (17/5/2022), sebanyak 265 tentara Ukraina telah menyerah di pabrik baja.

Hal itu dilakukan beberapa jam setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan misi untuk mempertahankan fasilitas itu telah berakhir.

Kini, nasib ke-265 tentara yang sudah dievakuasi ke kawasan Rusia tersebut, tidak pasti.

Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu mengatakan, dari 265 tentara yang menyerah, 51 tentara terluka parah.

Kemudian, 51 tentara tersebut dibawa ke rumah sakit di Novoazovsk di wilayah Donetsk yang memisahkan diri dari Ukraina.

Namun, tetap saja nasib mereka masih belum jelas.

Berita Rekomendasi

Sementara, Wakil Menteri Pertahanan Ukraina Hanna Malyar mengatakan, akan ada prosedur pertukaran untuk kepulangan ratusan tentara tersebut.

Tetapi, ia mengakui proses pemulangan ratusan tentara tersebut tidak mudah.

"Prosedur pertukaran akan dilakukan untuk kepulangan mereka, tetapi Zelenskyy memperingatkan bahwa pekerjaan membawa anak-anak itu pulang membutuhkan kehalusan dan waktu," ujarnya, dikutip dari Al Jazeera.

Di sisi lain, Ketua Parlemen Rusia atau Ketua Duma Negara Rusia, Vyacheslav Volodin mengatakan akan mempertimbangkan pelarangan pertukaran tawanan perang Rusia dengan anggota resimen Azov Ukraina yang ditangkap.

Baca juga: RANGKUMAN Sejumlah Peristiwa yang Terjadi Selama Invasi Rusia ke Ukraina Hari ke-84

Baca juga: Bintang TikTok Ukraina Valeria Shashenok Ceritakan Kehidupan selama Perang

Sebab, ia menilai tentara tersebut 'penjahat Nazi' yang tidak boleh dimasukkan dalam pertukaran tahanan.

"Mereka adalah penjahat perang dan kita harus melakukan segalanya untuk membawa mereka ke pengadilan," katanya.

Bahkan, Situs Web Resmi Duma mengatakan, dia telah meminta komite pertahanan dan keamanan untuk menyiapkan instruksi untuk itu.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas