Provokasi di Transnistria Bisa Seret Perang Rusia-Ukraina Melebar ke Moldova
Masalah Transnistria telah mendidih di pinggiran politik global sejak pertempuran melawan Moldova berhenti pada 21 Juli 1992.
Penulis: Setya Krisna Sumarga
TRIBUNNEWS.COM, CHISINAU - Alexander Nepogodin, seorang jurnalis politik, pakar Rusia dan bekas Uni Soviet memperingatkan situasi eksplosif di negara mini Transnistria.
Lewat ulasannya di Russia Today, Rabu (18/5/2022), Nepogodin menguraikan, wilayah kecil, yang berbatasan dengan Ukraina, diakui secara internasional sebagai bagian dari Moldova.
Namun Transnistria berusaha menyatakan sebagai wilayah merdeka. Serangkaian ledakan mengguncang ibu kota, Tiraspol, pada akhir April.
Tembakan juga menggelegar di dekat perbatasan Transnistria-Ukraina, tetangganya yang dilanda perang.
Beberapa bangunan militer dan infrastruktur utama dihantam bom. Di antaranya Kementerian Keamanan Negara, pusat TV dan radio, serta gudang amunisi terbesar di Eropa Timur.
Baca juga: Intel dan Tentara Bayaran Asing Berkeliaran di Moldova dan Transnistria
Baca juga: Moldova Mulai Kerepotan Tampung Pengungsi Ukraina, Berharap AS Beri Bantuan
Baca juga: Sabotase di Transnistria Lonceng Penanda Meluasnya Medan Perang di Eropa
Baca juga: Mengenal Transnistria, Wilayah Pro-Rusia di Perbatasan Ukraina
Menurut Nepogodin, masalah Transnistria telah mendidih di pinggiran politik global sejak pertempuran melawan Moldova berhenti pada 21 Juli 1992, dan gencatan senjata ditandatangani.
Sekarang, 30 tahun kemudian, 'konflik beku' ini sekali lagi menantang keamanan Eropa.
Siapakah yang bisa mendapatkan keuntungan dari eskalasi di Transnistria? Bagaimana operasi militer khusus Rusia ke Ukraina berdampak ke wilayah ini.
Situasi Eksplosif di Transnistria
Republik Moldavia Pridnestrovian (PMR) yang memisahkan diri adalah salah satu wilayah pertama yang siaga tinggi setelah operasi Rusia dimulai pada Februari.
Mayoritas penduduknya mengambil sikap pro-Moskow, dan sejak awal 1990-an, Transnistria telah memutuskan hubungan dengan Moldova dan mengandalkan dukungan Kremlin.
Secara geografis, bagaimanapun, PMR dekat dengan barat daya Ukraina, berbatasan dengan Odessa dan Vinnitsa.
Sejak hari-hari pertama operasi Moskow, menjadi jelas provokasi dapat terjadi di sini. Pada 25 April, Gedung Kementerian Keamanan Negara dihantam tembakan peluncur granat.
Kebakaran terjadi di gedung itu, dan ledakan itu menghancurkan jendela-jendela di gedung-gedung di dekatnya, tetapi tidak ada yang terluka atau tewas.