Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Para Ahli Bingung Kasus Monkeypox Bisa Menyebar ke Eropa

Profesor Sir Peter Horby menggambarkan wabah cacar monyet (Monkeypox) saat ini sebagai 'situasi yang tidak biasa'.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Para Ahli Bingung Kasus Monkeypox Bisa Menyebar ke Eropa
CDC/The Star
Pasien monkeypox di Republik Demokratik Kongo saat wabah pada tahun 1997 

TRIBUNNEWS.COM, LONDON - Direktur Institut Ilmu Pandemi di Universitas Oxford, Profesor Sir Peter Horby menggambarkan wabah cacar monyet (Monkeypox) saat ini sebagai 'situasi yang tidak biasa'.

Hal itu karena virus ini justru sedang ditularkan secara meluas di dalam komunitas yang berada di luar Afrika Tengah dan Barat.

"Ini ditularkan melalui kontak erat dari orang ke orang, padahal di masa lalu kami belum melihatnya sangat menular," kata Prof Sir Horby.

Dikutip dari laman The Daily Mail, Minggu (22/5/2022), ia menjelaskan bahwa hal tidak biasa dari apa yang dilihat saat ini adalah penularan terjadi di komunitas Eropa dan negara lainnya.

"Jadi ini adalah situasi yang tidak biasa di mana kita tampaknya telah memperkenalkan virus, dan sekarang memiliki penularan yang berkelanjutan dalam waktu tertentu di komunitas," jelas Prof Sir Horby.

Baca juga: Kasus Monkeypox Di Inggris Diprediksi Meningkat Signifikan dalam Beberapa Pekan ke Depan

Menurutnya, kemungkinan ada beberapa elemen penularan seksual yang hanya bisa ditularkan melalui kontak sangat erat antara orang dan lesi kulit.

Karena sebagian besar kasus yang terjadi saat ini terdeteksi pada pria gay dan biseksual.

BERITA TERKAIT

"Jadi sangat penting bagi kami untuk menyampaikan pesan bahwa jika orang memiliki lesi kulit yang tidak biasa, mereka harus segera mencari bantuan medis, sehingga kami dapat mengendalikannya. Yang penting adalah kita menghentikan penularan dan ini tidak terjadi pada populasi manusia di Eropa," tegas Prof Sir Horby.

Perlu diketahui, Monkeypox adalah infeksi yang biasanya pada level ringan, dengan gejala diantaranya termasuk demam, sakit kepala dan ruam bergelombang yang khas.

Di Inggris, pihak berwenang menawarkan vaksin cacar kepada para petugas kesehatan dan orang yang mungkin telah terpapar.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Spanyol, Carolina Darias mengatakan pada Jumat lalu bahwa negaranya pun sedang menilai pilihan terapi yang berbeda, seperti antivirus dan vaksin.

"Namun sejauh ini semua kasus memiliki gejala ringan, oleh karena itu tidak ada pengobatan ad hoc khusus yang diperlukan," kata Darias.

Sedangkan kasus-kasus Portugal tetap dalam tindak lanjut klinis, namun tidak ada yang dirawat di rumah sakit karena semuanya dalam kondisi stabil.

Portugal memiliki 14 kasus yang dikonfirmasi dan 20 dugaan infeksi.

Lalu di seberang Atlantik, ada dua kasus yang dikonfirmasi di Kanada, dengan 20 kasus yang dicurigai.

Ada pula kasus di Italia, Swedia, Belgia, Jerman, Belanda, Prancis, Israel dan Australia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas