Pertempuran Sengit di Sievierodonetsk, 1.500 Tewas, 12.000 Orang Terjebak di Dalam Kota
Stryuk mengatakan jalan utama antara kota tetangga Lysychansk dan Bakhmut di barat daya tetap terbuka, tetapi perjalanan berbahaya.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Pertempuran sengit terjadi di satu-satunya kota di wilayah Luhansk yang masih dikuasai Ukraina.
Perlawanan sengit dari pasukan nasionalis Ukraina tersebut membuat Kota Sievierodonetsk di Ukraina tersebut hancur.
Walikota Oleksandr Stryuk mengatakan pihaknya bertahan meskipun kelompok pengintai dan sabotase Rusia masuk ke sebuah hotel kota.
Stryuk mengatakan sedikitnya 1.500 orang telah tewas di Sievierodonetsk dan sekitar 12.000 hingga 13.000 masih berada di kota itu, di mana ia mengatakan 60 persen bangunan tempat tinggal telah hancur.
Baca juga: Rusia Akhirnya Bebaskan Kapal Asing Tinggalkan Laut Hitam dan Azov
Sievierodonetsk adalah satu-satunya bagian dari wilayah Luhansk di Donbas yang berada di bawah kendali pemerintah Ukraina, dan pasukan Rusia telah berusaha untuk memisahkannya dari sisa wilayah yang dikuasai Ukraina.
Stryuk mengatakan jalan utama antara kota tetangga Lysychansk dan Bakhmut di barat daya tetap terbuka, tetapi perjalanan berbahaya.
Dia mengatakan hanya 12 orang yang bisa dievakuasi pada Kamis.
Gempur Rumah Warga
Gubernur Oblast (daerah setingkat provinsi) Luhansk Sergiy Haidai menuduh Rusia turut menggempur tempat perlindungan warga di Seivierodonetsk, kota di Donbass yang tengah diperebutkan pasukan Rusia dan Ukraina, Rabu (25/5/2022).
Haidai menyebut pertempuran di pinggiran Sievierodonetsk kini berlangsung sengit. Ia menyatakan bahwa sebuah jalur suplai vital bagi Ukraina tengah digempur Rusia.
Baca juga: Genap Berusia 41 Tahun, Damai Putra Group Terus Berinovasi dan Semakin Optimis Memasuki Era Endemi
Selain itu, Haidai menuduh Rusia sengaja membombardir “tempat-tempat yang bisa menjadi persembunyian warga.”
Ia mengklaim Sievierodonetsk digempur Rusia dengan pesawat pengebom.
Gubernur Luhansk itu menyatakan bahwa pasukan Ukraina masih bisa mempertahankan Sievierodonetsk. Namun, menurutnya, situasi di lapangan makin sulit bagi pihak yang bertahan.
“Situasinya serius. Kota ini (Sievierodonetsk selalu dibombardir dengan semua senjata yang ada dalam penguasaan musuh,” kata Haidai kepada Associated Press.