Rusia Disebut Hanya Memiliki Waktu Hingga 9 Bulan untuk Memenangkan Perang di Ukraina
Ini Alasan Ukraina Tak Bisa Segera Memenangkan Perang Meski Dapat Bantuan Senjata dari Barat, Ahli Sebut Putin Punya Waktu 9 Bulan.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, KYIV - Lebih dari 3 bulan melakukan invasi, Rusia belum membuat kemajuan yang berarti.
Ukraina yang mendapat kiriman senjara dari Barat, juga belum berhasil mengusir Rusia dari wilayahnya, apa penyebabnya?
Pakar menyebut Rusia memiliki waktu hingga 9 bulan untuk memenangkan peperangan.
Setelah gagal merebut ibu kota Kyiv, pasukan Rusia kini kembali bangkit dan memfokuskan serangannya di bagian timur Ukraina.
Rusia meluncurkan serangan di tiga titik utama, yaitu Izyum di utara, Severodonetsk di timur, dan Popasna di selatan, AlJazeera melaporkan.
Baca juga: Rusia Fokuskan Serangan ke Donbas, Belasan Gedung Tinggi Dihancurkan di Sievierodonetsk-Lysychansk
Baca juga: 8.000 Tentara Ukraina Dilaporkan Ditahan oleh Kelompok Separatis di Donbas
Di Popasna, pasukan gabungan wajib militer dan tentara bayaran Rusia dari kelompok Wagner menerobos pertahanan Ukraina, mengambil beberapa pemukiman pada 20 Mei.
Tiga hari kemudian, mereka merebut Myronovsky, titik awal jalan raya menuju Sloviansk, di mana ketiga cabang dari Serangan Rusia kemungkinan akan bertemu.
Di front utara, artileri Rusia di Izyum hidup pada saat yang sama, pihak berwenang Ukraina menyebutnya sebagai tindakan pembuka untuk serangan penuh.
Pasukan Rusia tampaknya mencoba taktik mengepung dari Izyum dan Popasna untuk mengisolasi seluruh pasukan taktis Ukraina yang terdiri dari sekitar 50.000 orang di wilayah Luhansk dan Donetsk di timur.
Pada 21 Mei, pertempuran untuk Severodonetsk, kota paling timur yang dikuasai Ukraina, dimulai.
Di sebelah baratnya, blogger militer Rusia mengatakan pasukan Rusia menghancurkan salah satu dari dua jembatan yang menghubungkan Severodonetsk ke Lysychansk di seberang sungai Siversky Donetsk dan memperumit jalur pasokan Ukraina.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pemboman Rusia mengubah Donbas menjadi "neraka".
Gubernur Luhansk, Serhiy Haidai, mengatakan Severodonetsk masih berada di tangan Ukraina pada 24 Mei.
"Situasinya sangat sulit dan sayangnya semakin memburuk. Ini semakin buruk setiap hari dan bahkan setiap jam," kata Haidai dalam sebuah video di Telegram.