Analis: Pertempuran Fokus pada Donbas, Tapi Putin Tidak Menyerah dengan Kharkiv Maupun Kyiv
Setelah tiga bulan invasi Rusia ke Ukraina, di mana pasukan darat menyerbu dari beberapa arah fokus fase kedua konflik Moskow dan Kyiv adalah Donbas.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Setelah tiga bulan invasi Rusia ke Ukraina, di mana pasukan darat menyerbu dari beberapa arah, rudal menghantam sasaran di seluruh negeri hingga perbatasan dengan Polandia, fokus fase kedua konflik Moskow dan Kyiv adalah Donbas.
Dilansir The Guardian, analis militer Michael Kofman menulis komentarnya di Twitter minggu lalu.
"Keseimbangan militer secara keseluruhan dalam perang ini masih cenderung menguntungkan Ukraina, mengingat ketersediaan tenaga kerja dan akses ke dukungan militer Barat yang luas," ungkapnya.
"Tetapi keseimbangan lokal di Donbas selama fase ini adalah cerita yang berbeda," terangnya.
Baca juga: Perebutan Benteng Terakhir di Timur Ukraina, Saling Klaim Menguasai Kota Severodonetsk
Baca juga: Pakai Rompi Antipeluru, Presiden Zelensky Datangi Tentara Ukraina yang Berjuang di Garis Depan
Seberapa penuh dan seberapa cepat Vladimir Putin mencapai tujuannya di Donbas dapat menentukan bagaimana dan apakah bagian lain dari Ukraina kembali bermain.
Tingkat kerugian yang diderita juga akan berperan.
Donbas
Rusia telah mengabaikan upaya mengepung semua pasukan Ukraina di Donbas untuk tujuan yang lebih sederhana yaitu menciptakan "kuali" - pengepungan yang lebih kecil yang memotong pasokan dan bala bantuan Ukraina.
Pekan lalu, fokusnya adalah di kota Sievierodonetsk, di mana gubernur lokal Serhiy Haidai mengatakan Rusia telah mengerahkan 10.000 tentara dan 2.500 peralatan tambahan untuk menyerang kota itu.
Ada laporan bahwa Rusia telah menguasai sebuah hotel di pinggiran kota, setelah beberapa hari pengeboman yang kejam.
Jika Rusia mengambil Sievierodonetsk, Moskow akan menguasai seluruh wilayah Luhansk, dan dapat meningkatkan fokusnya pada bagian-bagian Donetsk yang masih belum dikuasainya.
“Saya tidak berpikir serangan Rusia terlihat terhenti, dan meskipun lamban, tidak ada cara yang baik untuk memprediksi kapan itu akan mencapai puncaknya,” tulis Kofman.
Baca juga: Tentara Rusia Temukan Bungkus Mi Instan Merek Terkenal dari Indonesia di Eks Markas Pasukan Ukraina
Baca juga: Konflik Rusia Vs Ukraina: Lebih dari 500 Anak Ukraina Menunggu Keputusan Visa ke Inggris
Wilayah pendudukan
Tidak ada keraguan lagi bahwa Rusia berencana untuk sepenuhnya mencaplok bagian-bagian Ukraina, seperti yang terjadi dengan Krimea pada tahun 2014.