Pasukan Rusia & Ukraina Bertempur Sengit Perebutkan Sievierodonetsk, Saling Serang dari Jarak Dekat
Pasukan Rusia dan Ukraina saling pukul dalam pertempuran jarak dekat yang sengit di Sievierodonetsk, Ukraina timur, Minggu (29/5/2022).
Penulis: Rica Agustina
Editor: Inza Maliana
TRIBUNNEWS.COM - Pasukan Rusia dan Ukraina saling pukul dalam pertempuran jarak dekat yang sengit di Sievierodonetsk, Ukraina timur, Minggu (29/5/2022).
Pasukan Rusia menyerbu Sievierodonetsk setelah gagal mengepung kota strategis itu, kata pejabat Ukraina.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menggambarkan situasi di Sievierodonetsk sebagai "sulit yang tak tergambarkan".
Rentetan artileri Rusia tanpa henti menghancurkan infrastruktur penting dan merusak 90 persen bangunan.
"Menangkap Sievierodonetsk adalah tugas utama pasukan pendudukan," kata Zelensky, menambahkan bahwa Rusia tidak peduli dengan korban.
Baca juga: Perebutan Benteng Terakhir di Timur Ukraina, Saling Klaim Menguasai Kota Severodonetsk
Baca juga: Pakai Rompi Antipeluru, Presiden Zelensky Datangi Tentara Ukraina yang Berjuang di Garis Depan
Baca juga: Konflik Rusia Vs Ukraina: Lebih dari 500 Anak Ukraina Menunggu Keputusan Visa ke Inggris
Wali kota Sievierodonetsk mengatakan pertempuran itu telah mematikan listrik dan layanan telepon seluler dan memaksa pusat bantuan kemanusiaan ditutup karena bahaya.
Kondisi yang memburuk menimbulkan kekhawatiran bahwa Sieverodonetsk bisa menjadi Mariupol berikutnya.
Sievierodonetsk, yang terletak 143 kilometer dari perbatasan Rusia, dalam beberapa hari terakhir telah menjadi pusat upaya Moskow untuk merebut semua kawasan industri Donbas di timur Ukraina.
Rusia juga meningkatkan upayanya untuk merebut kota terdekat Lysychansk, di mana warga sipil bergegas untuk menghindari penembakan terus-menerus.
Kedua kota timur ini membentang di Sungai Siverskiy Donetsk yang penting secara strategis.
Itu adalah wilayah utama terakhir di bawah kendali Ukraina di provinsi Luhansk, yang membentuk Donbas bersama dengan wilayah Donetsk yang berdekatan.
Zelensky, sementara itu, mengunjungi tentara di Kharkiv, di mana pejuang Ukraina mendorong pasukan Rusia mundur dari posisi terdekat beberapa minggu lalu.
"Saya merasakan kebanggaan yang tak terbatas pada para bek kami. Setiap hari, mempertaruhkan hidup mereka, mereka berjuang untuk kebebasan Ukraina," tulis Zelensky di Telegram sebagaimana dikutip The Associated Press.
Rusia terus membombardir kota timur laut dari jauh, dan ledakan bisa terdengar tak lama setelah kunjungan Zelensky.
Penembakan dan serangan udara telah menghancurkan lebih dari 2.000 gedung apartemen di kota itu sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari, menurut gubernur regional, Oleh Syniehubov.
Baca juga: Tentara Rusia Temukan Bungkus Mi Instan Merek Terkenal dari Indonesia di Eks Markas Pasukan Ukraina
Baca juga: Rekaman Pertempuran Rusia dan Ukraina dari Kota ke Kota di Wilayah Donbass
Baca juga: Ratusan Warga Lithuania Galang Dana Untuk Bantu Militer Ukraina Beli Drone Canggih
Dalam pidato video Minggu malam, Zelensky memuji pejabat regional Kharkiv tetapi mengatakan dia telah memecat kepala regional badan keamanan utama negara itu, SBU, karena kinerjanya yang buruk.
Di wilayah Kharkiv yang lebih luas, pasukan Rusia masih menguasai sekitar sepertiga wilayah, kata Zelensky.
Setelah gagal merebut Kyiv, ibu kota Ukraina, Rusia fokus menduduki bagian Donbas yang belum dikuasai oleh separatis pro-Moskow.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan kepada televisi Prancis TF1 hari Minggu bahwa prioritas Moskow adalah pembebasan wilayah Donetsk dan Luhansk.
Dia juga menyarankan wilayah lain di Ukraina harus dapat menjalin hubungan dekat dengan Rusia.
Di Luhansk, penembakan Rusia yang terus-menerus telah menciptakan apa yang disebut gubernur provinsi Serhiy Haidai sebagai "situasi parah".
"Ada korban jiwa dan orang terluka," tulisnya di Telegram.
Pada hari Sabtu, katanya, satu warga sipil tewas dan empat terluka setelah peluru Rusia menghantam sebuah gedung apartemen bertingkat tinggi.
Tetapi beberapa jalur suplai dan evakuasi Luhansk berfungsi pada hari Minggu, katanya.
Dia mengklaim Rusia telah mundur dengan kerugian di sekitar desa dekat Sievierodonetsk tetapi melakukan serangan udara di desa sungai terdekat lainnya.
Warga sipil yang mencapai kota timur Pokrovsk, 130 kilometer selatan Lysychansk, mengatakan mereka bertahan selama mungkin sebelum melarikan diri dari serangan Rusia.
Baca juga artikel lain terkait Konflik Rusia Vs Ukraina
(Tribunnews.com/Rica Agustina)