Biden: Amerika Serikat Tidak Ingin Menggulingkan Putin
Presiden AS, Joe Biden mengatakan pihaknya tidak akan mencoba menggulingkan Presiden Rusia, Vladimir Putin karena invasi ke Ukraina.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, mengatakan bahwa pihaknya tidak akan mencoba menggulingkan Presiden Rusia, Vladimir Putin, karena invasi ke Ukraina.
Hal ini disampaikan Biden dalam opininya di New York Times yang terbit pada Selasa (31/5/2022).
Selain itu, ia menegaskan AS tidak ingin memicu perang antara NATO dan Rusia.
"Kami tidak mencari perang antara NATO dan Rusia."
"Walaupun tidak setuju dengan Tuan Putin, dan menganggap tindakannya sebagai kemarahan, Amerika Serikat tidak akan mencoba membawa penggulingannya di Moskow," tulis Biden dalam opini tersebut.
Baca juga: Biden Setuju Kirim Sistem Roket Jarak Jauh M142 HIMARS ke Ukraina
Baca juga: Apa Arti Embargo Minyak Parsial Uni Eropa bagi Rusia dan Seluruh Eropa?
"Selama Amerika Serikat atau sekutu kami tidak diserang, kami tidak akan terlibat langsung dalam konflik ini, baik dengan mengirim pasukan Amerika untuk berperang di Ukraina atau dengan menyerang pasukan Rusia," tulis presiden.
Biden memegang janjinya untuk tidak menyerang atau mengirim pasukan AS untuk ikut campur dalam konflik.
Dilansir The Hill, akhir Maret lalu Biden sempat membuat pernyataan kontroversial dengan menyebut Putin "tidak bisa terus berkuasa".
Gedung Putih memberikan klarifikasi bahwa AS tidak berusaha mengubah rezim di Rusia.
Dalam opini terbaru itu, Gedung Putih memperjelas janjinya tidak berusaha menggulingkan pemerintahan di Moskow.
Biden juga mengumumkan rencana untuk mengirim sistem roket yang lebih canggih ke Ukraina.
Ia mengatakan AS bertujuan untuk memastikan "Ukraina yang demokratis, independen, berdaulat, dan makmur."
Menurut laporan Al Jazeera, pejabat senior Gedung Putih mengatakan bahwa AS akan memberi Ukraina Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi M142 (HIMARS).
"Sistem ini akan digunakan oleh Ukraina untuk mengusir kemajuan Rusia di wilayah Ukraina, tetapi mereka tidak akan digunakan pada target di wilayah Rusia," kata pejabat itu kepada wartawan.
M142 HIMARS adalah peluncur roket multiple ringan AS yang dipasang pada kerangka truk Medium Army Tactical Vehicle (MTV) standar.
Senjata ini membawa enam roket atau satu rudal MGM-140 ATACMS di truk lima ton Family of Medium Tactical Vehicles (FMTV), dan dapat meluncurkan seluruh Multiple Launch Rocket System Family of Munitions (MFOM).
HIMARS mulai dikembangkan pada akhir 1990an untuk Angkatan Darat AS.
Menurut catatan Wikipedia, HIMARS pernah digunakan selama perang Afghanistan, perang Suriah, dan di Irak pada 2014-2017.
Gedung Putih memberitahu pers bahwa pihaknya akan memasok HIMARS ke Ukraina, dengan jaminan bahwa Ukraina tidak akan menyerang wilayah Rusia dengan sistem tersebut.
Dalam opini itu, Biden juga bersumpah tidak akan menekan pemerintah Ukraina "secara pribadi atau publik" untuk membuat konsesi teritorial ke Moskow untuk mengakhiri perang.
"Itu akan salah dan bertentangan dengan prinsip yang sudah mapan untuk melakukannya," tulis Biden.
Baca juga: Marak Penembakan Massal di Amerika Serikat, Penjualan Ransel Antipeluru Meroket
Baca juga: Jalur Penarikan Pasukan Ukraina Semakin Menyempit, Evakuasi Warga Severodonetsk Ditunda
Dia mengatakan AS akan mendukung Ukraina dalam perundingannya dengan Rusia untuk mengakhiri konflik.
Amerika Serikat sejauh ini telah memberikan dukungan substansial kepada militer Ukraina dalam bentuk persenjataan canggih.
Miliaran dolar telah digelontorkan pemerintahan Negeri Paman Sam.
Terbaru, AS kini mempersiapkan paket bantuan senjata tambahan senilai 700 juta dolar.
Kongres telah menyetujui $40 miliar bantuan keamanan, ekonomi dan kemanusiaan ke Ukraina untuk membantu mempertahankan negara itu selama beberapa bulan mendatang.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)