Rusia Temukan 152 Jasad Tentara Ukraina Sengaja Dipasangi Ranjau di Pabrik Baja Azovstal Mariupol
Seperti diketahui, lokasi ini merupakan benteng terakhir pasukan Ukraina ketika mempertahankan kota pelabuhan tersebut.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, MOSKOW - Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim telah menemukan 152 jasad tentara Ukraina yang ditumpuk di dalam sebuah truk di kompleks pabrik baja Azovstal, Mariupol.
Seperti diketahui, lokasi ini merupakan benteng terakhir pasukan Ukraina ketika mempertahankan kota pelabuhan tersebut.
Pertempuran sengit berlangsung berhari-hari di pabrik baja ini hingga berhasil dikuasai tentara Rusia.
Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia Mayjen Igor Konashenkov menyebut terdapat empat ranjau yang ditanam di antara jasad-jasad itu untuk menjebak pasukan Rusia.
Konashenkov menuduh jebakan itu sengaja diperintahkan rezim Kiev untuk memprovokasi Rusia.
“Dalam sebuah truk dengan sistem pendingin yang tak menyala, 152 jasad milisi dan petugas Angkatan Bersenjata Ukraina ditemukan,” kata Konashenkov dikutip TASS, Selasa (31/5/2022).
Baca juga: Ukraina Klaim Telah Tewaskan 30.500 Tentara Rusia, Hancurkan 1.358 Tank dan 174 Helikopter
Menurut Konashenkov, empat ranjau yang ditemukan unit pencari ranjau Rusia memiliki kekuatan ledakan yang bisa menghancurkan seluruh jasad di truk itu.
Lebih lanjut, Konashenkov menyatakan bahwa berdasarkan interogasi terhadap kombatan Resimen Azov, penanaman ranjau di antara tumpukan mayat adalah perintah langsung dari Kiev.
Konashenkov menuduh Kiev berupaya menghancurkan jasad-jasad serdadu untuk “menyelamatkan reputasi politis” pemerintah Ukraina dan Presiden Volodymyr Zelensky.
Konashenkov sendiri mengeklaim Moskow berniat memulangkan jasad-jasad pasukan Ukraina yang ditemukan di Azovstal kepada pihak keluarga dalam waktu dekat.
Kompleks pabrik baja Azovstal adalah tempat sisa-sisa pasukan pertahanan Mariupol mempertahankan diri selama berpekan-pekan di tengah gempuran Rusia.
Pasukan Ukraina kemudian menyerah hingga Rusia mendeklarasikan kemenangan penuh di Mariupol pada 20 Mei lalu.
Perang Sengit di Luhansk
Sementara itu informasi terbaru menyebutkan Pemimpin separatis Republik Rakyat Luhansk (LPR) Leonid Pasechnik menyatakan bahwa operasi gabungan pasukan Rusia dan LPR semakin mendekati keberhasilan di wilayah Luhansk Ukraina.