Gedung Putih: Sistem Roket yang Dikirim ke Ukraina Tidak Dimaksudkan untuk Menyerang di Dalam Rusia
Sistem roket canggih yang dikirim AS untuk Ukraina bukan dimaksudkan untuk melakukan serangan di dalam Rusia.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat akan menyediakan sistem roket canggih ke Ukraina untuk digunakan dalam pertahanan melawan pasukan Rusia.
Namun, sistem itu bukan dimaksudkan untuk melakukan serangan di dalam Rusia, ujar seorang pejabat Gedung Putih pada hari Rabu (1/5/2022) seperti dilansir Reuters.
Presiden A.S. Joe Biden telah setuju untuk memberi Ukraina sistem roket yang dapat menyerang dengan tepat sasaran jarak jauh Rusia.
Bantuan itu merupakan bagian dari paket senjata senilai $700 juta yang yang disiapkan AS.
Jonathan Finer, wakil penasihat keamanan nasional Gedung Putih, mengatakan Ukraina telah meminta sistem roket itu.
Washington pun yakin sistem itu akan memenuhi kebutuhan mereka.
Baca juga: Mengenal Sistem Roket Canggih M142 HIMARS, Punya Jangkauan dan Presisi yang Unggul
Baca juga: Presiden AS Joe Biden Setuju Kirim Sistem Roket Jarak Jauh ke Ukraina
"Kami telah meminta jaminan Ukraina bahwa mereka tidak akan menggunakan sistem ini untuk menyerang di dalam Rusia," kata Finer dalam sebuah wawancara dengan CNN.
"Ini adalah konflik defensif yang dilakukan Ukraina."
"Pasukan Rusia berada di wilayah mereka."
Ada target signifikan yang tidak dapat dicapai Ukraina dengan senjata yang mereka miliki saat ini, lanjut Finer.
Sistem roket itu akan membuat perbedaan besar dalam konflik di bagian timur dan tenggara negara itu, di mana pasukan Rusia saat ini berfokus.
Seorang pejabat senior pemerintah mengatakan pada hari Selasa bahwa Ukraina memberikan jaminan bahwa mereka tidak akan menggunakan rudal jarak jauh untuk menyerang di dalam Rusia.
Selin sistem roket, paket bantuan dari AS juga berupa amunisi, radar penangkal tembakan, radar pengawasan udara, rudal anti-tank Javelin tambahan, serta senjata anti-armor, kata para pejabat.
Para pejabat Ukraina telah meminta sekutu untuk sistem rudal jarak jauh yang dapat menembakkan rentetan roket ratusan mil jauhnya, dengan harapan mengubah gelombang perang.