Rudal Canggih MLRS Bantuan AS Bisa Jangkau Rusia, Muncul Kekhawatiran Baru
Rusia tidak mempercayai pernyataan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengenai bantuan sistem peluncur roket laras banyak (MLRS) dari Amerika Serikat
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, RUSIA - Rusia tidak mempercayai pernyataan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengenai bantuan sistem peluncur roket laras banyak (MLRS) dari Amerika Serikat (AS).
Sebelumnya, Zelenskyy menegaskan pihaknya tak akan menyerang Rusia dengan bantuan MLRS tersebut.
Peluncur roket MLRS disebut-sebut memiliki daya jangkau yang jauh bisa mencapai Rusia.
Berbicara di Moskow pada Rabu (1/6/2022), Juru Bicara Istana Presiden Rusia (Kremlin) Dmitry Peskov menyatakan bahwa pihaknya tidak memercayai setiap omongan pemerintah Ukraina.
“Untuk percaya, Anda harus mengalami kejadian-kejadian yang mana (Ukraina) melaksanakan janjinya. Sayangnya, tidak ada pengalaman seperti itu,” kata Peskov dikutip TASS.
Baca juga: Rusia Pamerkan Rudal Zirkon yang Dapat Tempuh Jarak 1.000 Km, Putin Klaim Senjatanya Tak Tertandingi
Lebih lanjut, Peskov menuding Zelensky tak pernah menepati janji kampanye untuk mengakhiri perang separatis di timur Ukraina.
Ia juga mengeklaim Ukraina enggan memenuhi Perjanjian Minsk 2015.
"Maka dari itu, kami tidak punya rasa kepercayaan khusus kepada pihak Ukraina,” lanjut Peskov.
AS sendiri disebut akan membantu Ukraina dengan persenjataan jarak jauh, termasuk MLRS dan sistem roket artileri bermobilitas tinggi (HIMARS).
Washington menyebut jarak jangkau senjata yang diperbantukan tak akan melebihi 80 kilometer.
Akan tetapi, terdapat spekulasi bahwa Ukraina akan memanfaatkan senjata bantuan AS untuk menyerang teritori Federasi Rusia.
Zelensky segera membantah spekulasi itu pada Selasa (31/5/2022).
Ia menegaskan Kiev tidak akan meluncurkan serangan ke teritori Rusia.
Selain Zelensky, Presiden AS Joe Biden telah menegaskan pihaknya tidak akan mengirimkan senjata yang memiliki daya jangkau cukup jauh untuk mencapai Rusia.