Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sekjen NATO Menilai Konflik Rusia-Ukraina Berubah Jadi Perang Gesekan

Sekjen NATO, Jens Stoltenberg, mengatakan pihaknya mengantisipasi konflik jangka panjang di Ukraina karena invasi Rusia berubah menjadi perang gesekan

Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Sekjen NATO Menilai Konflik Rusia-Ukraina Berubah Jadi Perang Gesekan
François WALSCHAERTS / POOL / AFP
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengadakan konferensi pers menjelang pertemuan para menteri luar negeri di Brussel, pada 22 Maret 2021. 

TRIBUNNEWS.COM - Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, mengatakan pihaknya mengantisipasi konflik jangka panjang di Ukraina karena invasi Rusia berubah menjadi perang gesekan.

Bicara kepada pers Gedung Putih setelah bertemu dengan Presiden Joe Biden pada Kamis (2/6/2022), Stoltenberg mengatakan sulit memprediksi kapan dan bagaimana konflik akan berakhir.

"Perang pada dasarnya tidak dapat diprediksi," kata Stoltenberg.

"Dan oleh karena itu, kita hanya harus bersiap untuk jangka panjang karena apa yang kita lihat adalah bahwa perang ini sekarang telah menjadi perang gesekan di mana Ukraina membayar harga tinggi untuk membela negara mereka sendiri di medan perang, tetapi juga di mana kita melihat bahwa Rusia mengambil banyak korban," ujarnya.

Ia menegaskan bahwa NATO bertanggung jawab memberikan dukungan kepada Ukraina, lapor Al Jazeera.

Baca juga: Oposisi Putin Kumpulkan Daftar Ribuan Orang Penghasut Perang Rusia di Ukraina: Beri Mereka Sanksi

Baca juga: Joe Biden Beri Ukraina Salah Satu Senjata Paling Mematikan, Akankah Membawa Perubahan dalam Perang?

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg (tengah) melihat Menteri Luar Negeri Finlandia Pekka Haavisto (kiri) dan Menteri Luar Negeri Swedia Ann Linde (kanan) bertepuk tangan setelah mengadakan konferensi pers bersama setelah pertemuan mereka di markas NATO di Brussels pada 24 Januari 2022.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg (tengah) melihat Menteri Luar Negeri Finlandia Pekka Haavisto (kiri) dan Menteri Luar Negeri Swedia Ann Linde (kanan) bertepuk tangan setelah mengadakan konferensi pers bersama setelah pertemuan mereka di markas NATO di Brussels pada 24 Januari 2022. (JOHN THYS / AFP)

Stoltenberg mengatakan, perang atau konflik pada akhirnya akan berakhir di meja perundingan.

Dalam sebuah pernyataan, Stoltenberg memuji AS atas dukungannya kepada Ukraina selama perang.

Berita Rekomendasi

"Presiden (Rusia) Putin menginginkan lebih sedikit NATO dan karena itu dia menginvasi Ukraina."

"Tapi dia mendapatkan lebih banyak NATO, dengan lebih banyak kehadiran NATO di bagian timur Aliansi dan juga dengan lebih banyak anggota," kata Stoltenberg, dikutip dari Newsweek.

Ia juga menilai langkah Finlandia dan Swedia untuk mengajukan keanggotaan pada aliansi sebagai keputusan bersejarah.

"Finlandia dan Swedia sebagai anggota NATO akan memperkuat NATO dan juga memperkuat ikatan transatlantik kami," kata Stoltenberg.

Namun permohonan dua negara Nordik itu terganjal Turki, karena dianggap melindungi kelompok teroris yang dilarang Ankara.

Diketahui, anggota baru dapat bergabung jika mendapat persetujuan dari semua 30 negara anggota NATO.

Selain dianggap melindungi teroris, Turki juga keberatan karena Polandia dan Swedia juga membatasi penjualan senjata ke Ankara pada 2019 setelah operasi militer Turki melawan pasukan Kurdi di Suriah utara.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas